Shimon Peres, mantan Presiden dan Perdana Menteri Israel hari ini meninggal dunia di usia yang ke 93. Peres meninggal karena komplikasi penyakit stroke yang menyerangnya sejak awal bulan lalu.

Meski jadi orang penting di negara yang cukup kontroversial, peran Peres dalam mencapai perdamaian dunia khususnya di Timur Tengah tidak bisa dianggap remeh. Dia dikenal sebagai pionir perdamaian di dalam negeri dan bapak pembangunan ekonomi Israel.

Pada 1994 ketika masih menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Peres mendapatkan nobel perdamaian atas upayanya mempromosikan perdamaian dengan Palestina. Selain Peres, rival politiknya di Israel, Yitzhak Rabin dan pemimpin Palestina Yaser Arafat juga mendapatkan nobel itu.

Untuk mengenang salah satu tokoh dunia ini, TS ingin mengulas beberapa fakta menarik mengenai politisi kelahiran Polandia itu.

Ia dikenal sebagai salah satu perancang perjanjian Oslo yang berlaku pada 1993 hingga 1995. Perjanjian itu memungkinkan Palestina memiliki otonomi tanpa batas di wilayahnya dan berujung pada perjanjian damai. Peres juga terlibat dalam upaya perdamaian dengan Mesir dan Yordania, dua negara yang kerap kali terlibat konflik dengan Israel.

Ungkapan itu sering ditujukan padanya. Peres sendiri mengakui bahwa perubahan paradigmanya terjadi setelah 1977 ketika mantan presiden Mesir, Anwar Sadat datang ke Yerusalem. Ia menjadi pemimpin negara Arab pertama yang berkunjung ke Israel dalam upaya membangun perdamaian.

Banyak warga Israel menganggapnya sebagai bapak negara. Ia memiliki jasa besar selama berkarir di pemerintahan yakni pada 1984-1986 saat jadi Perdana Menteri dan dilanjutkan pada 1995-1996 saat menggantikan Perdana Menteri Yitzhak Rabin yang tewas dibunuh.

Shimon Peres juga dikenal kontroversi karena program nuklir yang dikembangkan Israel pada 1950an. Israel menjadi sorotan dunia saat itu karena dianggap menyembunyikan senjata nuklir. Shimon Peres tak pernah mengelak. Ia mengakui program itu memang ada tapi Israel tak pernah menggunakannya untuk mengancam negara manapun apalagi sampai menguji coba.

Lahir di Polandia, Shimon Peres bergabung dengan pasukan zionis ketika mendirikan negara Israel di Palestina. Ia merupakan hasil didikan Perdana Menteri pertama Israel David Ben Gurion. Bersama Gurion, Shimon Peres mulai terlibat dalam pemerintahan hingga berhasil mencapai posisi puncaknya.