Jakarta - Saksi ahli pidana dari UII Yogyakarta yang dihadirkan penasihat hukum Jessica, Dr Mudzakir, menegaskan bahwa setiap pembunuhan berencana pasti ada motif. Ia juga berpendapat bahwa setiap motif harus dibuktikan.

"Harus dibuktikan supaya mengerti merencanakan membunuh mau apa. Pasti ada di dalamnya hal yang melatarbelakanginya," kata Mudzakir saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur Besar Raya, Jakarta Pusat, Senin (26/9/2016).

"Atau tujuan setelah kematian. Misalnya tujuan lain itu bagi warisan. Supaya warisan segera dibagi, ahli waris dimatikan terlebih dahulu," lanjutnya.

Jaksa penuntut umum Shandy Handika bertanya bagaimana seandainya pelaku tidak mengakui alasannya sehingga motif itu tidak diketahui.

"Kalau itu tidak dibuktikan, hanya (menjadi) serangkaian proses saja. Tanpa jiwa di dalamnya. Harus dicari motifnya. Clear dan jelas bahwa seseorang berbuat ada tujuan sesuatu," ujar Mudzakir.

Menurut Mudzakir, pembuktian tak harus berasal dari pengakuan pelaku. Bisa saja dicari tahu dari pihak-pihak yang ada kaitannya dengan kematian korban.

"Itu urusan pembuktian, kalau tidak bisa menggali tentang motif itu urusan proses pembuktian. Kalau ngaku tidak ngaku, tidak ada risiko demikian. Tidak harus dengan pengakuan dirinya, dengan orang lain juga bisa. Hak tersangka untuk bisa diam saja," jelas Mudzakir.


Nama jaksa Shandy Handika menjadi perbincangan di media sosial akhir-akhir ini. Tak hanya karena menjadi salah satu jaksa penuntut umum di persidangan Jessica Kumala Wongso, tetapi juga karena banyak kaum hawa yang terpesona dengan wajah gantengnya.

Jika sidang sedang berlangsung, di media sosial twitter bisa dilihat bagaimana #SidangJessica tak hanya berisi komentar-komentar netizen terkait isi persidangan, namun beberapa juga berkomentar mengenai jaksa yang baru saja menikah sebulan lalu itu.

Source

Ada2 aja nih wartawan