MESKI bukan pejabat, Pak Guru Jazuli, 44, suka melakukan abuse of power (salah gunakan kekuasaan). Umi, 16, muridnya di SMP selalu disetubuhi dengan ancaman bakal diberi nilai jelek. Capek dijadikan bulan-bulanan Pak Guru, terpaksa Umi mengadu pada orangtuanya dan urusan pun sampai polisi.

Dalam Pilkada, calon petahana diwajibkan cuti, agar tidak terjadi abuse of power. Itu amanat UU Pilkada. Tapi ternyata potensi abuse of power bukan melulu punya pejabat. Pak Guru pun kalau mau bisa juga melakukan. Dengan senjata “nilai” di buku raport, Pak Guru bisa bikin muridnya tunduk dan takluk.

Di Tanggulangin Sidoarjo (Jatim), murid wanita bernama Umi, gara-gara nilai dia tak hanya takluk, tapi juga bertekuk lutut dan berbuka paha untuk Pak Guru Jazuli. Sekali berhasil menekan muridnya dengan “jualan nilai” Pak Guru Jazuli jadi ketagihan. Tapi ketika aksi mesum itu sudah terjadi 7 kali, semuanya berakhir. Pak Guru akhirnya masuk sel Polsek Tanggulangin, dibiarkan sampai masuk angin.

Jazuli yang asal Tanggulangin, selama ini mengajar di SMP Negri Tanggulangin. Pegang mata pelajaran apa, tidak jelas. Yang pasti, oknum guru ini punya kelainan di matanya. Bukan minus atau katarak, melainkan penyakit mata keranjang. Asal melihat perempuan cantik, ukuran celananya mendadak berubah.

Salah satu muridnya yang bernama Umi, juga tergolong paling cantik di kelas yang diajarnya. Dia sudah lama mengincar si murid jelita. Tapi sebagai guru, Jazuli memang harus menjaga imej. Jadi meski demen, tak pernah ditampakkannya. Tapi dalam benaknya dia selalu mengatur strategi, bagaiamana mendekati dan kemudian menggauli.

Sekali waktu sekolahnya mengadakan karya wisata ke kawasan Tretes, Pasuruan. Nah, ini peluang emas, apa lagi Umi juga ikut. Di kala ada kesempatan berdua saja di kamar hotel, mulailah Jazuli melancarkan rayuannya. “Nilaimu jelek sekali. Mau bagus nggak?” kata Pak Guru. Ya tentu saja mau. Bagaimana caranya? “Ya kamu harus mau saya setubuhi,” kata Jazuli enteng saja.

Ternyata Umi tak berkeberatan, sehingga Jazuli dengan bebas berhasil menuntaskan gairahnya. Agar tidak terjadi kehamilan, sengaja “bibit unggul” miliknya dibuang di sungai Porong. Dan setelah tiba di sekolah, ternyata nilai di mata pelajaran Pak Jazuli dari 5 terdongkrak jadi 8. Umi senang luar biasa.

Ternyata lain waktu kembali Pak Guru mengancam dengan nilai yang jelek itu. Untuk memperbaikinya, bukan lewat her atau ulangan lagi, melainkan melayani Pak Guru bersetubuh. Hal ini terjadi sampai 6 kali lagi. Lama-lama Umi capek juga, sehingga dia kemudian mengadu ke orangtuanya. Tentu saja enyak dan babenya mencak-mencak. Pak Jazuli dilaporkan ke polisi dan ditangkap.

Mengobral nilai, Jazuli sendiri tak punya nilai. (BJ/Gunarso TS)