- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Peristiwa Liburan Yang Berakhir Bencana - Lokal Only


TS
xilouette
Peristiwa Liburan Yang Berakhir Bencana - Lokal Only
Quote:
- - Pembukaan - -
Udah lama ga bikin trit.
Numpang ngtrit lagi gan .. yang sederhana yang penting banyak info dan bisa sharing.
- - - - - - - - - - - - -
Udah lama ga bikin trit.
Numpang ngtrit lagi gan .. yang sederhana yang penting banyak info dan bisa sharing.
- - - - - - - - - - - - -
Quote:
- - Pembukaan beneran - -
Ga cuma diselingi dengan tawa gembira dan hati penuh suka cita, terkadang liburan yang direncanakan dengan matang dan diinginkan sejak jauh hari berujung pada kekecewaan dan kemuraman, apalagi jika faktor - faktor tidak terduga seperti hujan, ban bocor kadang turut menghantui.
Namun,
Bagaimana jika Liburan tersebut berakhir bencana yang ironis dan menimbulkan duka mendalam?
Masih perlukan kita mengeluh pada waktu berlibur yang diberikan meski hanya 1 menit ?
Berikut TS sajikan dalam rangkuman berita - berita Liburan yang berujung Bencana.
- - - - - - - - - - - - -
Ga cuma diselingi dengan tawa gembira dan hati penuh suka cita, terkadang liburan yang direncanakan dengan matang dan diinginkan sejak jauh hari berujung pada kekecewaan dan kemuraman, apalagi jika faktor - faktor tidak terduga seperti hujan, ban bocor kadang turut menghantui.
Namun,
Bagaimana jika Liburan tersebut berakhir bencana yang ironis dan menimbulkan duka mendalam?
Masih perlukan kita mengeluh pada waktu berlibur yang diberikan meski hanya 1 menit ?
Berikut TS sajikan dalam rangkuman berita - berita Liburan yang berujung Bencana.
- - - - - - - - - - - - -
Quote:
1. Di Gunung
Giat - giatnya kegiatan alam belakangan ini terutama kegiatan mendaki gunung mendaki favorit tersendiri terutama bagi kalangan muda. Pentingnya kemampuan survival di alam serta mengontrol emosi menjadi kunci penting dalam menikmati olahraga satu ini. TS menyajikan berita tentang bagaimana olahraga ini terkadang turut mematikan bukan karena kesalahan personal namun juga dikarenakan alam yang tidak menghendaki.
Quote:
Sindonews.com - Sebanyak lima mahasiswa Universitas Andalas (Unand) Kota Padang ditemukan terbujur kaku setelah tenggelam terseret air bah Sungai Batang Kuranji, Batu Busuak, Kecamatan Pauh yang meluap. Sementara hingga kini, satu orang lagi masih dinyatakan hilang.
Berdasarkan kronologi yang dijelaskan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), saat itu ...
Berdasarkan kronologi yang dijelaskan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), saat itu ...
Spoiler for Lanjut baca:
sebanyak delapan anggota mahasiswa pecinta alam (Mapala) Unand sedang melakukan survei lokasi untuk rute pedidikan dasar Mapala (PDM), Sabtu (28/9/2013) sekira pukul 15.30 Wib.
"Saat tiba di Patamuan antara Sungai Jeruk dan Sungai Daniah, tim akan menyeberang sungai. Kondisi debit air sungai meningkat sekira 20 cm (dari kondisi normal), tim berhenti menunggu kondisi normal. Sekira jam 18.00 Wib debit air sungai turun hingga 15 cm, tim memutuskan untuk menyeberang. Saat sedang dalam penyeberangan tiba-tiba datang air bah," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (29/9/2013).
Akibatnya, enam anggota tim hanyut terbawa air. Dedangkan 2 orang lainnya berhasil selamat karena masih berada di pinggir sungai, kemudian mereka melaporkan kejadian ke Sekretariat Mapala Unand.
Berikut data BNPB terkait delapan anggota Mapala Unand yang terseret:
1. Aidil Akbar (LK)/hanyut , masih dicari, Bukittinggi, 28 Februari 1994, Fakultas Ekonomi Akutansi (2011), Jalan Soekarno Hatta 60 - Swadaya Bukittinggi.
2. Rizki Tega (LK)/meninggal, Padang, 19 Mei 1990, Fakultas Ekonomi D-III (2010), Jalan M Hatta 6 - Padang.
3. Deni Linardo (LK)/meninggal, Pasar Minggu, 9 Februari 1992, Fakultas Pertanian (2010), Jalan Pasar Minggu Tarusan-Pessel.
4. Veglan Rizki Ananda (LK)/meninggal, Baso, 29 Mei 1994, Fakultas Ekonomi (2012), Baso, Kabupaten Agam.
5. Artica Caspela (perempuan)/meninggal, Padang, 1 Desember 1993, Fakultas Kedokteran Psikologi (2011), Sungai Batu Asah-Inderapura Selatan.
6. Elin Florita (perempuan)/meninggal, Bawan, 2 Januari 1994, Fakultas Teknologi Pertanian (2012), Lubuk Basung.
7. Ivo Nurdio Putra, (LK)/selamat, Fakultas Sosiologi (2009) 24 tahun, Air Haji-Pessel.
8 . Meta Ramarita (Perempuan)/selamat, 20 tahun. Pasaman. Fakultas Peternakan (2010).
"Saat tiba di Patamuan antara Sungai Jeruk dan Sungai Daniah, tim akan menyeberang sungai. Kondisi debit air sungai meningkat sekira 20 cm (dari kondisi normal), tim berhenti menunggu kondisi normal. Sekira jam 18.00 Wib debit air sungai turun hingga 15 cm, tim memutuskan untuk menyeberang. Saat sedang dalam penyeberangan tiba-tiba datang air bah," jelas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Minggu (29/9/2013).
Akibatnya, enam anggota tim hanyut terbawa air. Dedangkan 2 orang lainnya berhasil selamat karena masih berada di pinggir sungai, kemudian mereka melaporkan kejadian ke Sekretariat Mapala Unand.
Berikut data BNPB terkait delapan anggota Mapala Unand yang terseret:
1. Aidil Akbar (LK)/hanyut , masih dicari, Bukittinggi, 28 Februari 1994, Fakultas Ekonomi Akutansi (2011), Jalan Soekarno Hatta 60 - Swadaya Bukittinggi.
2. Rizki Tega (LK)/meninggal, Padang, 19 Mei 1990, Fakultas Ekonomi D-III (2010), Jalan M Hatta 6 - Padang.
3. Deni Linardo (LK)/meninggal, Pasar Minggu, 9 Februari 1992, Fakultas Pertanian (2010), Jalan Pasar Minggu Tarusan-Pessel.
4. Veglan Rizki Ananda (LK)/meninggal, Baso, 29 Mei 1994, Fakultas Ekonomi (2012), Baso, Kabupaten Agam.
5. Artica Caspela (perempuan)/meninggal, Padang, 1 Desember 1993, Fakultas Kedokteran Psikologi (2011), Sungai Batu Asah-Inderapura Selatan.
6. Elin Florita (perempuan)/meninggal, Bawan, 2 Januari 1994, Fakultas Teknologi Pertanian (2012), Lubuk Basung.
7. Ivo Nurdio Putra, (LK)/selamat, Fakultas Sosiologi (2009) 24 tahun, Air Haji-Pessel.
8 . Meta Ramarita (Perempuan)/selamat, 20 tahun. Pasaman. Fakultas Peternakan (2010).
Spoiler for Sumber:
http://daerah.sindonews.com/read/788627/24/kronologi-tenggelamnya-6-mahasiswa-universitas-andalas-1380429784
Quote:
Liputan6.com, Purbalingga: Tim Search and Rescue gabungan yang dibantu masyarakat setempat terus mencari Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Gajah Mada (Mapagama) yang tewas di Gunung Slamet, Purbalingga, Jawa Tengah. Untunglah Sabtu (17/2) kemarin, tim SAR berhasil mengevakuasi mayat Ismarilianti alias Iis, satu di antara lima mahasiswa yang tewas di gunung tersebut.
Upaya evakuasi mahasiswi Fakultas Kehutanan UGM ini membutuhkan waktu tiga hari untuk sampai di desa terdekat. Pasalnya ...
Upaya evakuasi mahasiswi Fakultas Kehutanan UGM ini membutuhkan waktu tiga hari untuk sampai di desa terdekat. Pasalnya ...
Spoiler for Lanjut Baca:
, serangan badai kencang yang kerap muncul menyebabkan tim SAR tertahan menuruni puncak berketinggian 3.425 meter di atas permukaan laut itu. Padahal saat ditemukan Rabu sore pekan ini, mahasiswi asal Palembang itu masih bernafas. Namun, lantaran kondisi tubuh melemah, Iis meninggal Kamis pagi.
Suasana haru menyelimuti sejumlah mahasiswa pecinta alam yang selamat. Apalagi tatkala jenazah Iis dimasukkan ke mobil ambulance. Maklum, sesaat sebelum meninggal, mahasiswi itu sempat menulis di atas secarik kertas putih agar rekan-rekannya tabah dan berjiwa pahlawan. Saat itu Iis yakin bisa bercanda lagi di kampus, meskipun badai tengah mengamuk di puncak gunung.
Hingga saat ini, dari lima Mapagama, hanya tiga di antaranya yang berhasil dievakuasi. Mereka adalah Dodo, Fauzan, dan Iis. Sedangkan jenazah Bergas yang sudah diketahui lokasinya, baru hari ini akan diturunkan. Sementara sosok Masrukhi belum diketemukan.(AWD/Solikun dan Yudi Sutomo)
Suasana haru menyelimuti sejumlah mahasiswa pecinta alam yang selamat. Apalagi tatkala jenazah Iis dimasukkan ke mobil ambulance. Maklum, sesaat sebelum meninggal, mahasiswi itu sempat menulis di atas secarik kertas putih agar rekan-rekannya tabah dan berjiwa pahlawan. Saat itu Iis yakin bisa bercanda lagi di kampus, meskipun badai tengah mengamuk di puncak gunung.
Hingga saat ini, dari lima Mapagama, hanya tiga di antaranya yang berhasil dievakuasi. Mereka adalah Dodo, Fauzan, dan Iis. Sedangkan jenazah Bergas yang sudah diketahui lokasinya, baru hari ini akan diturunkan. Sementara sosok Masrukhi belum diketemukan.(AWD/Solikun dan Yudi Sutomo)
Spoiler for Sumber:
http://news.liputan6.com/read/8219/lagi-mahasiswa-ugm-dievakuasi-dari-puncak-slamet
Cerita pilu perjalanan ini diramu dengan baik oleh Kaskuser sepuh dengan ID zigmu
silahkan mampir gan
silahkan mampir gan
Quote:
2. Pemandian Air Panas
Salah satu kisah ini saya ambil dari tragedi banjir bandang dan longsor di Pemandian air panas Pacet, Mojokerto menewaskan puluhan anak dan lainnya hilang hingga sekarang. Perlahan kenangan buruk akan memudar namun gunung yang gundul dan alam yang tidak dapat ditebak akan terus melekat
Quote:
Liputan6.com, Mojokerto: Korban tewas akibat longsor di Pemandian Air Panas Pacet, Mojokerto, Jawa Timur, bertambah lagi seorang menjadi 24 orang. Yaitu ...
Spoiler for Lanjut Baca:
bocah berumur sembilan tahun yang bernama M. Aijar, warga Sidayu, Gresik, Jatim. Sementara dari 24 korban tewas, tim medis baru mengidentifikasi sebanyak 14 orang. Jumlah korban masih akan bertambah mengingat tempat wisata itu masih tertimbun lumpur tebal dan batu-batu besar. Demikian informasi yang dihimpun SCTV hingga Kamis (12/12) pukul 02.00 WIB [baca: Banjir Bandang di Pacet, 22 Tewas].
Menurut Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Besar Polisi Sobri Efendi, regu penyelamat yang dibantu warga setempat dan keluarga korban menghentikan pencarian pada pukul 23.30 WIB. Soalnya, batu-batu yang menimbun lokasi wisata itu sangat besar, sehingga membutuhkan alat berat untuk memindahkannya. Kondisi cuaca yang mendung juga dikhawatirkan menimbulkan hujan lebat yang dapat memunculkan longsor susulan. Tentu saja, Kapolres menambahkan, situasi tersebut sangat mengancam keselamatan regu penyelamat. Akan tetapi, pagi ini, pencarian akan dilanjutkan lagi.
Lebih jauh Kapolres Mojokerto mengungkapkan, regu penyelamat memfokuskan pencarian korban di dua lokasi. Pertama di tempat pemandian yang baru 25 persen dibongkar atau digali. Lokasi kedua adalah Sungai Mojosari, sejauh 10 kilometer. Apalagi, 20 korban tewas ditemukan di aliran sungai tersebut. Sejauh ini, Kapolres menambahkan, polisi masih mengumpulkan keterangan beberapa saksi. Termasuk menanyai pengelola tempat wisata yang terletak di kaki Gunung Welirang. Berdasarkan laporan yang diterima polisi, Kapolres melanjutkan, ada 20 orang yang belum ditemukan. Termasuk enam keluarga yang memberitahu bahwa anggota keluarga mereka belum pulang dari tempat wisata yang juga terdapat air terjun itu [baca: Keluarga Korban Longsor Pacet Mulai Berdatangan].
Berdasarkan informasi yang dihimpun SCTV, pengelola Pemandian Air Panas Pacet sempat menjual 80 tiket masuk pada hari kejadian. Sebagian besar pengunjung adalah anak-anak yang diantar ibu mereka. Sejumlah saksi mata menuturkan, awal petaka bermula ketika hujan deras terus-menerus mengguyur objek wisata itu. Cuaca yang buruk itu ternyata tak mengganggu keceriaan puluhan bocah yang didampingi keluarga masing-masing. Mereka tampak bersuka ria bermain-main di lokasi pemandian air panas dan dekat air terjun. Beberapa saat setelah hujan mereda, keceriaan mereka pun berganti duka.
Berawal suara gemuruh dari atas bukit. Tak lama berselang, terjadi longsor yang disertai lumpur bercampur batu besar. Nahas tak dapat ditolak, longsoran yang meluncur cepat itu menerjang pemandian tempat bermain anak-anak kecil yang malang tersebut. Para orangtua atau anggota keluarga yang menyaksikan anak-anak mereka dihantam longsor dan air bah, langsung histeris. Dalam sekejab, tempat itu tertimbun lumpur beserta batu-batu besar.
Anak-anak yang umumnya berusia antara empat sampai sepuluh tahun itu jelas tak berdaya atau tidak dapat menyelamatkan diri. Dan hanya jerit minta tolong yang terdengar dari mulut mereka. Beberapa bocah malah tergulung derasnya air hingga terseret arus Sungai Mojosari sejauh tujuh kilometer. Dan sebagian lainnya tertimbun tanah di lokasi.
Musibah itu diduga akibat gundulnya hutan pinus di lereng Gunung Welirang yang tepat berada di atas lokasi wisata tersebut. Longsor serupa juga tercatat terjadi sebanyak tiga kali sejak 1985. Terakhir melanda lokasi itu pada 4 Desember silam. Anehnya, pengelola wisata tak memperhatikan kerawanan daerah tersebut. Apalagi di saat musim hujan seperti sekarang ini. Hanya terpampang sebuah papan pengumuman yang menyebutkan lokasi itu sedang direnovasi. Itulah sebabnya, warga setempat menuntut Dinas Perhutani setempat dan pengelola bertanggung jawab atas peristiwa maut tersebut.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)
Menurut Kepala Kepolisian Resor Mojokerto Ajun Komisaris Besar Polisi Sobri Efendi, regu penyelamat yang dibantu warga setempat dan keluarga korban menghentikan pencarian pada pukul 23.30 WIB. Soalnya, batu-batu yang menimbun lokasi wisata itu sangat besar, sehingga membutuhkan alat berat untuk memindahkannya. Kondisi cuaca yang mendung juga dikhawatirkan menimbulkan hujan lebat yang dapat memunculkan longsor susulan. Tentu saja, Kapolres menambahkan, situasi tersebut sangat mengancam keselamatan regu penyelamat. Akan tetapi, pagi ini, pencarian akan dilanjutkan lagi.
Lebih jauh Kapolres Mojokerto mengungkapkan, regu penyelamat memfokuskan pencarian korban di dua lokasi. Pertama di tempat pemandian yang baru 25 persen dibongkar atau digali. Lokasi kedua adalah Sungai Mojosari, sejauh 10 kilometer. Apalagi, 20 korban tewas ditemukan di aliran sungai tersebut. Sejauh ini, Kapolres menambahkan, polisi masih mengumpulkan keterangan beberapa saksi. Termasuk menanyai pengelola tempat wisata yang terletak di kaki Gunung Welirang. Berdasarkan laporan yang diterima polisi, Kapolres melanjutkan, ada 20 orang yang belum ditemukan. Termasuk enam keluarga yang memberitahu bahwa anggota keluarga mereka belum pulang dari tempat wisata yang juga terdapat air terjun itu [baca: Keluarga Korban Longsor Pacet Mulai Berdatangan].
Berdasarkan informasi yang dihimpun SCTV, pengelola Pemandian Air Panas Pacet sempat menjual 80 tiket masuk pada hari kejadian. Sebagian besar pengunjung adalah anak-anak yang diantar ibu mereka. Sejumlah saksi mata menuturkan, awal petaka bermula ketika hujan deras terus-menerus mengguyur objek wisata itu. Cuaca yang buruk itu ternyata tak mengganggu keceriaan puluhan bocah yang didampingi keluarga masing-masing. Mereka tampak bersuka ria bermain-main di lokasi pemandian air panas dan dekat air terjun. Beberapa saat setelah hujan mereda, keceriaan mereka pun berganti duka.
Berawal suara gemuruh dari atas bukit. Tak lama berselang, terjadi longsor yang disertai lumpur bercampur batu besar. Nahas tak dapat ditolak, longsoran yang meluncur cepat itu menerjang pemandian tempat bermain anak-anak kecil yang malang tersebut. Para orangtua atau anggota keluarga yang menyaksikan anak-anak mereka dihantam longsor dan air bah, langsung histeris. Dalam sekejab, tempat itu tertimbun lumpur beserta batu-batu besar.
Anak-anak yang umumnya berusia antara empat sampai sepuluh tahun itu jelas tak berdaya atau tidak dapat menyelamatkan diri. Dan hanya jerit minta tolong yang terdengar dari mulut mereka. Beberapa bocah malah tergulung derasnya air hingga terseret arus Sungai Mojosari sejauh tujuh kilometer. Dan sebagian lainnya tertimbun tanah di lokasi.
Musibah itu diduga akibat gundulnya hutan pinus di lereng Gunung Welirang yang tepat berada di atas lokasi wisata tersebut. Longsor serupa juga tercatat terjadi sebanyak tiga kali sejak 1985. Terakhir melanda lokasi itu pada 4 Desember silam. Anehnya, pengelola wisata tak memperhatikan kerawanan daerah tersebut. Apalagi di saat musim hujan seperti sekarang ini. Hanya terpampang sebuah papan pengumuman yang menyebutkan lokasi itu sedang direnovasi. Itulah sebabnya, warga setempat menuntut Dinas Perhutani setempat dan pengelola bertanggung jawab atas peristiwa maut tersebut.(ANS/Tim Liputan 6 SCTV)
Quote:
Mampir ke Trit Spooky ane yang lain
Kisah - kisah degup Keresahan
Penampakan Monster di Masa Lalu
Kisah - kisah degup Keresahan
Penampakan Monster di Masa Lalu
Quote:
3. Di Pantai
Belum lama musibah terjadi di Pantai Sadranan, Yogyakarta dimana patahan tebing di pantai tersebut menimpa pengunjung berada. Kisahnya diceritakan oleh banyak orang selamat karena memiliki perasaan tidak berteduh di bawah tebing tersebut. 17 Juni 2015 akan menjadi ingatan yang terus ada di benak pengunjung yang selamat.
Quote:
Gunung Kidul (ANTARA News) - Tebing Pantai Sadranan di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, ambles, sehingga longsorannya menimbun 10 wisatawan, tiga korban di antaranya meninggal dunia.
Salah seorang saksi mata, Endah di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan saat kejadian dirinya bersama keponakannya bermain air di pantai, sedangkan suaminya Muhamad Topik dan salah seorang keponakannya Joko berlindung di bawah tebing.
"Saat tebing ambles, saya bermain air laut, suami saya di bawah tebing," kata dia.
Ia mengatakan tebing yang digunakan untuk berteduh oleh banyak wisatawan itu tiba-tiba ...
Salah seorang saksi mata, Endah di Gunung Kidul, Rabu, mengatakan saat kejadian dirinya bersama keponakannya bermain air di pantai, sedangkan suaminya Muhamad Topik dan salah seorang keponakannya Joko berlindung di bawah tebing.
"Saat tebing ambles, saya bermain air laut, suami saya di bawah tebing," kata dia.
Ia mengatakan tebing yang digunakan untuk berteduh oleh banyak wisatawan itu tiba-tiba ...
Spoiler for Lanjut Baca:
ambles sekitar pukul 15.00 WIB, dan terjadi longsor. "Suami saya termasuk yang tertimbun longsoran tersebut," katanya.
Salah seorang wisatawan dari Megelang, Jawa Tengah, Lia mengatakan dirinya sebelumnya berada di bawah tebing. Namun, ketika merasa ada angin kencang, dirinya lari menyelamatkan diri.
"Ada angin besar dan kencang, kemudian saya lari bersama ibu saya, dan tiba-tiba tebing ambles dan terjadi longsor," katanya.
Ia mengaku beruntung bisa selamat dari kejadian tersebut. "Yang tertimbun sekitar 10 orang," katanya.
Salah seorang pengelola snorkling Pantai Sadranan mengatakan di bawah tebing yang ambles itu ada sejumlah orang. "Ada sekitar 10 orang, tetapi saya tidak tahu pastinya, kemungkinan mereka adalah wisatawan yang berteduh di bawah tebing," katanya.
Sementara itu, data terbaru menyebutkan tiga orang berhasil dievakuasi, tetapi sudah meninggal dunia. Korban berjenis kelamin perempuan usia anak-anak.
Editor: Ruslan Burhani
Salah seorang wisatawan dari Megelang, Jawa Tengah, Lia mengatakan dirinya sebelumnya berada di bawah tebing. Namun, ketika merasa ada angin kencang, dirinya lari menyelamatkan diri.
"Ada angin besar dan kencang, kemudian saya lari bersama ibu saya, dan tiba-tiba tebing ambles dan terjadi longsor," katanya.
Ia mengaku beruntung bisa selamat dari kejadian tersebut. "Yang tertimbun sekitar 10 orang," katanya.
Salah seorang pengelola snorkling Pantai Sadranan mengatakan di bawah tebing yang ambles itu ada sejumlah orang. "Ada sekitar 10 orang, tetapi saya tidak tahu pastinya, kemungkinan mereka adalah wisatawan yang berteduh di bawah tebing," katanya.
Sementara itu, data terbaru menyebutkan tiga orang berhasil dievakuasi, tetapi sudah meninggal dunia. Korban berjenis kelamin perempuan usia anak-anak.
Editor: Ruslan Burhani
Spoiler for Sumber:
http://www.antaranews.com/berita/502017/10-wisatawan-tertimbun-longsoran-tebing-pantai-sadranan
Quote:
4. Di Dalam Goa
Dunia Caving yang juga sedang mulai digandrungi anak muda mendapat pukulan cukup keras pada Bulan Maret 2013, dimana banjir bandang menerjang dalam Goa Serapan, Yogyakarta dimana sedang diadakan pendidikan oleh Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia. Cerita tersebut akan kembali TS tuangkan dalam liputan resmi berita setempat.
Quote:
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Tiga korban tewas dalam kecelakaan di Gua Seropan II, di Dusun Serpeng, Desa Pacarejo, Semanu pada Selasa (19/3/2013) malam ditemukan dalam keadaan terikat tali. Mereka terjebak di dalam kedalaman 40 meter dan 60 meter di bawah permukaan tanah.
Ketiga korban yakni Ganang Samudra, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI), Dian Putri Permatasari (20), mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Hevin Faharisa (20) mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan setelah sempat terjebak selama delapan jam lebih.
Ketiganya tewas karena terkena ...
Ketiga korban yakni Ganang Samudra, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI), Dian Putri Permatasari (20), mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Hevin Faharisa (20) mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto berhasil dievakuasi oleh tim SAR gabungan setelah sempat terjebak selama delapan jam lebih.
Ketiganya tewas karena terkena ...
Spoiler for Lanjut Baca:
aliran air dari dua parit yang bermuara ke dalam gua. Ketiganya tidak bisa menyelamatkan diri dari terjangan air karena terikat dengan tali. Mereka bisa dikeluarkan dari dalam gua setelah air surut.
Evakuasi memakan waktu cukup lama, karena medannya cukup sulit dan jauh dari permukiman warga. Gua Seropan II ini berkarakter gua vertikal berundak. Lubang gua merupakan muara dari pertemuan dua parit. Sementara jalur untuk evakuasi berupa parit yang dipenuhi dengan batu-batu berukuran cukup besar. Saat itu kondisi airnya sedang banjir dengan ketinggian sekitar lutut orang dewasa. Selain itu, jalan menuju ke lokasi juga sangat licin karena basah akibat hujan deras yang mengguyur pada siang harinya.
Menurut Presiden Himpunan Speleologi Cave Indonesia (Hicaspi) yang sekaligus menjadi penyelenggara kegiatan Pendidikan Latihan SAR dasar Speleologi, Cahyo Alkantan, tim SAR mengalami kesulitan karena lokasinya merupakan gua vertikal. Hal tersebut diperparah dengan derasnya aliran air dari dua parit yang mengalir ke dalam gua.
Ia menjelaskan, tewasnya tiga orang mahasiswa yang sedang melakukan penelusuran gua akibat banjir bandang yang datang tiba-tiba. Tim pemandu sudah berusaha memberitahu para korban untuk segera menyelamatkan diri. Namun banjir datang sangat cepat sehingga tiga korban yang masih terikat dengan tali tidak bisa menyelamatkan diri.
“Kami sudah berteriak ada banjir datang. Mereka (korban) kami minta menyelamatkan diri namun sudah terlambat. Kami terlambat melakukan evakuasi,” jelasnya. Menurut Cahyo kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh Federasi Speleologi Indonesia tersebut diikuti oleh 60 peserta dan 24 instruktur. Kegiatan penelusurkan gua ini sudah menjadi kegiatan rutin setiap tiga bulan sekali. Penelusuran di gua Seropan II diikuti oleh 24 orang yang terdiri dari 20 siswa dan 4 instruktur. Peserta mulai masuk ke dalam gua sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah seluruh peserta masuk, mereka mulai melakukan penelusuran hingga menjelang sore. Namun sekitar pukul 15.00 WIB, terjadi banjir bandang sehingga menyebabkan empat orang terjebak.
Setelah ada anggota yang terjebak, lanjutnya, tim instruktur langsung berusaha melakukan evakuasi. Namun kondisinya tidak memungkinkan karena air yang mengalir cukup deras. Evakuasi baru bisa dilaksanakan sekitar pukul 17.00 dan baru selesai Rabu (20/3/2013) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
Dari empat orang yang terjebak, satu di antaranya, yakni Ana Dian Setyawati, mahasiswi UGM bisa selamat setelah berada di dekat dengan mulut gua. Sementara dua korban terjebak di dalam lorong verikal pertama pada kedalaman 40 meter dan seorang peserta berada di lorong vertical kedua pada kedalaman 20 meter.
“Korban yang tewas terjebak pada lorong vertical 40 meter dan lorong 20 meter,” ujarnya.
Ana yang berhasil dievakusi langsung dilarikan ke salah satu rumah warga. Korban langsung mendapatkan perawatan dari petugas. Namun kondisinya nampak shok. Dia terus memejamkan mata. Tak lama kemudian, Ana bersama peserta lainnya yang berhasil selamat langsung dievakuasi menggunakan kendaraan bak terbuka. (*)
Evakuasi memakan waktu cukup lama, karena medannya cukup sulit dan jauh dari permukiman warga. Gua Seropan II ini berkarakter gua vertikal berundak. Lubang gua merupakan muara dari pertemuan dua parit. Sementara jalur untuk evakuasi berupa parit yang dipenuhi dengan batu-batu berukuran cukup besar. Saat itu kondisi airnya sedang banjir dengan ketinggian sekitar lutut orang dewasa. Selain itu, jalan menuju ke lokasi juga sangat licin karena basah akibat hujan deras yang mengguyur pada siang harinya.
Menurut Presiden Himpunan Speleologi Cave Indonesia (Hicaspi) yang sekaligus menjadi penyelenggara kegiatan Pendidikan Latihan SAR dasar Speleologi, Cahyo Alkantan, tim SAR mengalami kesulitan karena lokasinya merupakan gua vertikal. Hal tersebut diperparah dengan derasnya aliran air dari dua parit yang mengalir ke dalam gua.
Ia menjelaskan, tewasnya tiga orang mahasiswa yang sedang melakukan penelusuran gua akibat banjir bandang yang datang tiba-tiba. Tim pemandu sudah berusaha memberitahu para korban untuk segera menyelamatkan diri. Namun banjir datang sangat cepat sehingga tiga korban yang masih terikat dengan tali tidak bisa menyelamatkan diri.
“Kami sudah berteriak ada banjir datang. Mereka (korban) kami minta menyelamatkan diri namun sudah terlambat. Kami terlambat melakukan evakuasi,” jelasnya. Menurut Cahyo kegiatan diklat yang diselenggarakan oleh Federasi Speleologi Indonesia tersebut diikuti oleh 60 peserta dan 24 instruktur. Kegiatan penelusurkan gua ini sudah menjadi kegiatan rutin setiap tiga bulan sekali. Penelusuran di gua Seropan II diikuti oleh 24 orang yang terdiri dari 20 siswa dan 4 instruktur. Peserta mulai masuk ke dalam gua sekitar pukul 10.00 WIB. Setelah seluruh peserta masuk, mereka mulai melakukan penelusuran hingga menjelang sore. Namun sekitar pukul 15.00 WIB, terjadi banjir bandang sehingga menyebabkan empat orang terjebak.
Setelah ada anggota yang terjebak, lanjutnya, tim instruktur langsung berusaha melakukan evakuasi. Namun kondisinya tidak memungkinkan karena air yang mengalir cukup deras. Evakuasi baru bisa dilaksanakan sekitar pukul 17.00 dan baru selesai Rabu (20/3/2013) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
Dari empat orang yang terjebak, satu di antaranya, yakni Ana Dian Setyawati, mahasiswi UGM bisa selamat setelah berada di dekat dengan mulut gua. Sementara dua korban terjebak di dalam lorong verikal pertama pada kedalaman 40 meter dan seorang peserta berada di lorong vertical kedua pada kedalaman 20 meter.
“Korban yang tewas terjebak pada lorong vertical 40 meter dan lorong 20 meter,” ujarnya.
Ana yang berhasil dievakusi langsung dilarikan ke salah satu rumah warga. Korban langsung mendapatkan perawatan dari petugas. Namun kondisinya nampak shok. Dia terus memejamkan mata. Tak lama kemudian, Ana bersama peserta lainnya yang berhasil selamat langsung dievakuasi menggunakan kendaraan bak terbuka. (*)
Spoiler for Sumber:
http://jogja.tribunnews.com/2013/03/20/ini-kronologi-tewasnya-3-mahasiswa-di-gua-seropan
Ada kaskuser yang menuliskan cerita ini dan kemudian mendapat respon dari kaskuser lain sehingga info yang didapat lebih beragam. kontributor thread tersebut adalah ID s1nch4n
Silahkan mampir di trit kaskuser tersebut
Tiga Mahasiswa Tewas Saat Susur Gua di Gunungkidul
Silahkan mampir di trit kaskuser tersebut
Tiga Mahasiswa Tewas Saat Susur Gua di Gunungkidul
Quote:
Sebagai penutup TS mengucapkan turut belasungkawa atas peristiwa tersebut dan diberi kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan

Buat Kakuser yang hobby traveling, keep focus with micro thing, it'll help you out



Buat Kakuser yang hobby traveling, keep focus with micro thing, it'll help you out
0
2.9K
Kutip
26
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan