Kaskus

Entertainment

bukapintu.coAvatar border
TS
bukapintu.co
3 Alasan Mengapa Mengejar Excellence Lebih Baik Daripada Mengejar Perfection

3 Alasan Mengapa Mengejar Excellence Lebih Baik Daripada Mengejar Perfection
Oleh Vicario Reinaldo

Pertama kali di posting di bukapintu.co



Pernahkah kamu merasa seperti pecundang terbesar di muka bumi ini ketika kamu gagal menjuarai suatu perlombaan?

Pernahkah kamu merasa dirimu adalah sebuah “kegagalan” karena kamu tidak mendapatkan pekerjaan impianmu?

Jawabanku untuk kedua pertanyaan tersebut adalah “Pernah”. Aku ingat ketika aku masih berkuliah, aku sangat aktif mengikuti perlombaan. Sayangnya, jumlah keikutsertaanku di perlombaan berbanding lurus dengan jumlah kekalahan yang kualami. Setiap kekalahan yang terjadi hanya membuatku merasa bahwa aku adalah kegagalan.

Awalnya, aku kira hanya aku saja yang merasa demikian, tapi ternyata tidak. Perasaan seperti ini ternyata juga dialami oleh beberapa teman. Beberapa dari mereka mengalami kekecewaan besar akibat kegagalan mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan. Beberapa temanku bahkan secara eksplisit mengatakan “gue kayaknya emang dilahirkan buat gagal.”

Aku tidak menemukan solusi dari masalah ini, sampai suatu hari aku membaca sebuah artikel yang menjelaskan tentang perfectiondan excellence. Berdasarkan Oxford Dictionaries, perfection didefinisikan sebagai “proses meningkatkan atau memperbaiki sesuatu hingga tidak ada kesalahan sedikit pun” sedangkan excellence adalah “menjadi luar biasa dan sangat baik.”

3 Alasan Mengapa Mengejar Excellence Lebih Baik Daripada Mengejar Perfection
Image credit: unsplash.com

Apa bedanya perfection dan excellence? Mari ambil suatu contoh.

Contoh dari perfection adalah hasrat dan keinginan mendapatkan piala karena membutuhkan pengakuan, sedangkan contoh dari excellence adalah berusaha sekeras mungkin untuk mengalahkan diri sendiri dalam mengatasi grogi.

Perbedaan utama dari perfection dan excellence terletak pada acuannya. Acuan dari perfection adalah standar eksternal, yaitu standar dari masyarakat dan orang-orang di sekitar kita. Sementara itu, acuan dari excellence adalah standar internal, yaitu standar dari diri kita sendiri. Dari sini, akhirnya aku sadar bahwa perasaan negatif yang membuatku merasa sebagai suatu “kegagalan” disebabkan oleh diriku yang terlalu fokus pada perfection, bukan excellence.

Memangnya, apa salahnya berfokus pada perfection? Berikut adalah tiga alasan mengapa mengejar excellence lebih baik daripada mengejar perfection.

1. Mengejar perfectionakan menghabiskan energi, sementara mengejar excellence justru akan menambah suntikan energi


3 Alasan Mengapa Mengejar Excellence Lebih Baik Daripada Mengejar Perfection

Berfokus pada perfection menghabiskan energi. Saat fokus pada perfection, kita akan merasa bahwa apa pun yang kita lakukan atau capai tidak akan pernah cukup.

Contohnya, saat kita masuk suatu perusahaan impian demi mendapatkan pengakuan, maka kita akan merasa bangga. Tidak lama kemudian, rasa bangga itu pudar karena ada tantangan baru di depan kita. Kita akan merasa bahwa masuk perusahaan impian saja tidak cukup—kita juga harus naik pangkat, naik gaji, bahkan kalau perlu menaiki tangga karir hingga menjadi direktur.

Mengejar perfection memiliki efek samping, yaitu membuat kita mengejar sesuatu yang tidak realistis karena kita fokus untuk meningkatkan sesuatu sampai tidak ada kesalahan sedikit pun. Padahal, manusia adalah makhluk yang tidak sempurna maka mengejar perfection adalah hal yang tidak realistis. Kerugian dari mengejar hal yang tidak realistis adalah pengejaran itu tidak akan pernah berakhir (karena memang tidak ada ujungnya) dan hanya akan menghabiskan energi, karena selama proses pengejaran kita selalu merasa bahwa diri kita tidak berharga.

Sebaliknya, mengejar excellence mengarahkan kita untuk mencapai target yang realistis karena kita hanya perlu menjadi lebih baik daripada diri kita sendiri. Target yang lebih realistis akan membuat kita lebih termotivasi, karena ketika kita gagal mencapainya, kita tahu bahwa kita hanya perlu memberikan usaha lebih untuk mencapainya. Adanya harapan bahwa suatu tujuan masih berada dalam jangkauan kita menjadikan proses pengejaran tersebut lebih menyenangkan, dan di sisi lain tetap menantang kita untuk menjadi individu yang lebih baik.

Salah satu cerita mengenai kehidupan yang berfokus pada excellence dapat ditemukan pada Goh Liu Ling, peraih medali perak Olimpiade Rio 2016 pada cabang bulutangkis ganda campuran. Sebelum meraih prestasi ini, ia sempat menjalani operasi pada kedua kakinya agar bisa tampil di Olimpiade, menerima fakta bahwa ia tidak memiliki postur atlet, dan fakta bahwa negara lain lebih siap dibandingkan negaranya sendiri.

Goh Liu Ling tidak merasa kecewa gagal menyumbangkan medali emas, karena walaupun ia “hanya” meraih medali perak, ia telah berhasil mengalahkan dirinya sendiri. Ia pun meninggalkan Olimpiade 2016 dengan optimisme dan rasa bangga.

Cerita Goh Liu Ling selengkapnya dapat dilihat di sini.

2. Mengejar [b]perfectionhanya akan membuat kita fokus pada hal yang kurang penting seperti pendapat orang lain, sementara mengejar excellence berarti fokus pada hal-hal yang memang penting bagi kita


3 Alasan Mengapa Mengejar Excellence Lebih Baik Daripada Mengejar Perfection
Image credit: unsplash.com

Salah satu elemen intrinsik dari perfection adalah standarnya ditetapkan oleh pihak eksternal yaitu masyarakat, keluarga, dan lain-lain. Hal ini sangat berbeda dengan excellence yang standarnya ditetapkan oleh diri kita sendiri. Standar yang datang dari pihak eksternal seringkali tidak cocok dengan pemenuhan diri seseorang.

Celestine Chua sejak kecil dibesarkan di lingkungannya untuk meraih perfection, baik itu juara kelas, juara lomba, hingga bekerja di perusahaan impian. Ia pun berhasil mendapatkan apa yang ia mau namun di satu titik akhirnya ia menyadari bahwa ia merasa kosong. Kehidupan yang digerakan oleh perfection membuatnya sadar bahwa selama ini ia hidup di “dunia orang lain.”

Ia pun lalu meninggalkan pekerjaannya di perusahaan ternama dan menjadi seorang life coach, yaitu orang yang membantu orang lain untuk menemukan dan mencapai pertumbuhan diri. Kehidupannya yang awalnya berfokus pada pemenuhan standar eksternal seperti gengsi dan pengakuan bergeser menjadi pemenuhan standar internal yaitu aktualisasi diri. Kehidupan yang berfokus pada excellence menjadikannya bersemangat karena setiap harinya ia melakukan hal yang memberinya kepuasan batin. Fokus pada excellence inilah yang akhirnya membawanya untuk berfokus pada hal yang penting bagi hidupnya.

Cerita mengenai Celestine dapat ditemukan di sini.

3. Mengejar perfectionhanya akan menahan kita untuk terus berada di zona nyaman, sementara mengejar excellence mendorong kita mengambil risiko dan keluar dari zona nyaman


3 Alasan Mengapa Mengejar Excellence Lebih Baik Daripada Mengejar Perfection
Image credit: unsplash.com

Berfokus pada perfection menjadikan kita sangat takut untuk membuat kesalahan itu buruk dan kegagalan mendapatkan sesuatu dianggap sebagai bencana. Hal ini menjadikan orang yang berfokus pada perfection kerap kali kehilangan kesempatan. Padahal sebagai manusia, berbuat kesalahan (tentu saja dengan tidak melanggar hukum atau membahayakan nyawa) adalah hal yang sangat wajar dan kita bisa belajar dari kesalahan tersebut.

Victor Cheng merupakan mantan konsultan dari perusahaan ternama dan eksekutif di berbagai perusahaan. Ia akhirnya meninggalkan karirnya di dunia korporat untuk membangun bisnisnya sendiri. Berkali-kali ia gagal dalam membangun perusahaannya dan sempat meratapi keputusannya meniggalkan dunia korporat. Akhirnya, ia membuat sebuah web yang berisikan materi untuk membantu orang orang untuk mendaratkan pekerjaan sebagai konsultan.

Ia mengatakan bahwa ia baru benar-benar sadar bahwa membantu orang lain adalah hal yang memberinya kepuasan batin karena suatu momen. Ia mendapatkan email yang berisikan ucapan terima kasih dari seorang anak muda yang berasal dari keluarga yang kurang mampu berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai konsultan dan mengubah nasib keluarganya. Kepuasan batin ini tidak ia dapatkan dengan tinggal di zona nyamannya melainkan ketika ia memaksa dirinya sendiri untuk keluar dari kenyamanan demi mencari kepuasan batin.

Cerita mengenai Victor dapat ditemukan di sini.


Ingin tips karir serta info magang/kerja secara berkala?

Di Bukapintu, kamu bisa belajar segala hal yang diperlukan untuk sukses dalam karirmu. Kamu juga bisa mencari dan mendaftar magang/kerja yang kamu suka.

ke bukapintu.co
Diubah oleh bukapintu.co 16-09-2016 15:46
0
2.6K
27
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan