WASHINGTON – Biro Investigasi Federal Amerika Serikat, FBI, berusaha keras mencari bukti-bukti yang cukup untuk menguggat peretas-peretas asal Rusia. FBI yakin para peretas itu berhasil membajak sejumlah data milik politikus serta partai politik di Amerika Serikat (AS).

Bukti-bukti tersebut nantinya akan diserahkan kepada Pengadilan. Namun, menerbitkan gugatan hukum cukup sulit, karena bukti-bukti kuat yang berasal dari peretas asing biasanya sangat rahasia.

Tetapi, pejabat-pejabat Negeri Paman Sam yakin gugatan hukum adalah satu-satunya cara melawan upaya Negeri Beruang Merah yang diklaim hendak menggagalkan pemilihan umum pada 8 November 2016. Pun begitu, mereka berusaha agar upaya gugatan hukum tidak memicu konfrontasi langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

“Tidak melakukan sesuatu bukan lah sebuah pilihan karena hanya akan memperlihatkan kelemahan dan hanya membuat Rusia semakin berani serta akan membawa risiko yang sangat substansial,” tutur seorang pejabat AS yang namanya dirahasiakan, seperti dimuat Reuters, Jumat (16/9/2016).

Atase Pers Gedung Putih, Josh Earnest, mengatakan pihaknya sadar memformulasikan respon yang tepat tidak lah mudah. FBI juga menghadapi tugas yang sangat sulit. Semakin rumit, karena Presiden Barack Obama berupaya menegakkan norma internasional.

“Saya akan biarkan FBI yang berbicara berdasarkan bukti-bukti yang telah dikumpulkan. Tetapi, saya pikir mereka juga sadar bahwa segera setelah membuat deklarasi seperti itu, sebagian besar orang akan tertarik untuk melihat bukti-bukti tersebut. Beberapa bukti tersebut mungkin saja adalah sesuatu yang tidak ingin kami tunjukkan kepada publik,” ucapnya.

Presiden Putin beberapa waktu lalu menolak tuduhan mensponsori atau mendukung aktivitas pembajakan. Mantan agen KGB itu mengaku tidak tahu siapa yang membajak surat elektronik milik Partai Demokrat, seperti yang dituduhkan pejabat-pejabat teras partai.

(war)
http://news.okezone.com/read/2016/09...a-secara-hukum