- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Filipina Klaim Perang Narkoba Duterte Sukses Hanya Dalam 2 Bulan


TS
namima
Filipina Klaim Perang Narkoba Duterte Sukses Hanya Dalam 2 Bulan
Quote:
Muhaimin
Senin, 12 September 2016 − 13:10 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte. | (REUTERS/Soe Zeya Tun)
MANILA - Pemerintah Filipina mengklaim perang melawan narkoba yang dikobarkan Presiden Rodrigo Duterte sukses hanya dalam tempo dua bulan. Filipina tak menyangkal perang melawan narkoba menewaskan ribuan orang, namun sukses memangkas pasokan narkoba sebanyak 90 persen dalam dua bulan.
Sebuah Laporan Nasional Filipina yang dirilis pada Sabtu, 10 September 2016, menyebutkan bahwa total 1.466 orang yang diduga terlibat dalam peredaran narkoba tewas di tangan polisi selama operasi. Sisanya, 1.490 orang dibunuh oleh warga sejak Duterte dilantik sebagai presiden dan mengumumkan perang melawan narkoba.
Media setempat, Philstar, melaporkan, lebih dari 16 ribu tersangka yang terlibat dalam peredaran narkoba telah ditangkap. Sedangkan yang menyerahkan diri secara sukarela mencapai sekitar 700 ribu orang.
”Operasi polisi telah sukses,” kata Martin Andanar, Sekretaris Dinas Komunikasi Presiden Duterte kepada stasiun radio Pemerintah Filipina. ”Tapi pembunuhan yang ada hubungannya dengan perang geng atau internecine karena mereka menghilangkan satu sama lain, tentu saja yang menjadi perhatian,” katanya lagi.
“ini tidak jatuh di bawah lingkup hukum,” lanjut Andanar. Menurutnya, pihak berwenang sedang menyelidiki pembunuhan brutal selama perang melawan narkoba berlangsung yang menuai kritik keras dari kelompok-kelompok pembela HAM.
Sementara itu, Direktur Kepolisian Nasional Filipina, Jenderal Ronald Dela Rosa mengatakan di Zamboanga, bahwa perang narkoba yang diluncurkan oleh Duterte telah mengakibatkan pasokan nakorba dipangkas hingga 90 persen. ”Kami sudah sangat memotong kepala pasokan,” ujarnya.
Operasi itu, kata dia, juga berlangsung di dalam penjara. ”Mereka (para pedagang narkoba) tidak dapat memesan (narkoba) karena mereka tidak memiliki ponsel. Jadi, tidak ada pasokan yang datang dan mereka tidak bisa mendistribusikan,” lanjut Dela Rosa, seperti dikutip dari IB Times, Senin (12/9/2016).
(mas)
http://international.sindonews.com/r...lan-1473660641
Senin, 12 September 2016 − 13:10 WIB

Presiden Filipina Rodrigo Duterte. | (REUTERS/Soe Zeya Tun)
MANILA - Pemerintah Filipina mengklaim perang melawan narkoba yang dikobarkan Presiden Rodrigo Duterte sukses hanya dalam tempo dua bulan. Filipina tak menyangkal perang melawan narkoba menewaskan ribuan orang, namun sukses memangkas pasokan narkoba sebanyak 90 persen dalam dua bulan.
Sebuah Laporan Nasional Filipina yang dirilis pada Sabtu, 10 September 2016, menyebutkan bahwa total 1.466 orang yang diduga terlibat dalam peredaran narkoba tewas di tangan polisi selama operasi. Sisanya, 1.490 orang dibunuh oleh warga sejak Duterte dilantik sebagai presiden dan mengumumkan perang melawan narkoba.
Media setempat, Philstar, melaporkan, lebih dari 16 ribu tersangka yang terlibat dalam peredaran narkoba telah ditangkap. Sedangkan yang menyerahkan diri secara sukarela mencapai sekitar 700 ribu orang.
”Operasi polisi telah sukses,” kata Martin Andanar, Sekretaris Dinas Komunikasi Presiden Duterte kepada stasiun radio Pemerintah Filipina. ”Tapi pembunuhan yang ada hubungannya dengan perang geng atau internecine karena mereka menghilangkan satu sama lain, tentu saja yang menjadi perhatian,” katanya lagi.
“ini tidak jatuh di bawah lingkup hukum,” lanjut Andanar. Menurutnya, pihak berwenang sedang menyelidiki pembunuhan brutal selama perang melawan narkoba berlangsung yang menuai kritik keras dari kelompok-kelompok pembela HAM.
Sementara itu, Direktur Kepolisian Nasional Filipina, Jenderal Ronald Dela Rosa mengatakan di Zamboanga, bahwa perang narkoba yang diluncurkan oleh Duterte telah mengakibatkan pasokan nakorba dipangkas hingga 90 persen. ”Kami sudah sangat memotong kepala pasokan,” ujarnya.
Operasi itu, kata dia, juga berlangsung di dalam penjara. ”Mereka (para pedagang narkoba) tidak dapat memesan (narkoba) karena mereka tidak memiliki ponsel. Jadi, tidak ada pasokan yang datang dan mereka tidak bisa mendistribusikan,” lanjut Dela Rosa, seperti dikutip dari IB Times, Senin (12/9/2016).
(mas)
http://international.sindonews.com/r...lan-1473660641
selamat deh klo sukses...





anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.7K
Kutip
8
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan