Agan-agan Muslim di sini pasti pengin banget menunaikan ibadah haji.

Sayangnya, biaya yangt tinggi dan waktu antri yang lama membuat kita semua cuma bisa duduk di depan laptop; melihat foto-foto kumpulan manusia mengelilingi Ka'bah, menonton video-video yang berhubungan dengan Masjidil Haram, mengikuti berita tentang jamaah haji.

Dan, itu bikin kita makin pengin, pengin berhaji. Ya, nggak?

Saya selalu suka eksplor hal-hal baru yang berhubungan dengan kota suci.Hingga beberapa bulan lalu, saya nemu sebuah aplikasi gratis di App Store (di Play Store juga ada).

Namanya BeThere Makkah. Developer-nya BeThere.



Kali pertama dengar namanya, saya ngerasa kayak dipanggil, "Ayo, mari ke Mekkah."

Penasaran sama deskripsi yang mengatakan ini akan membuat saya merasa di Mekkah, saya unduh aplikasinya.

Saya buka aplikasinya.

Lalu, saya mendengar suara adzan yang terdengar seperti suara adzan di Makkah dan Madinah.

Tiba-tiba, mata udah panas aja, bikin kangen banget sama kota suci.

Waktu launch BeThere Makkah, aplikasinya nyuruh saya untuk memasukkan ponsel saya ke virtual reality glasses, yang kayak gini...




Atau ini...




Kebetulan, saya udah punya kacamata virtual reality.

Jadi, saya masukkin ponsel saya dan pakai kacamata virtual reality-nya.

Di depan saya, ada layar yang bentuknya macam galeri gitu. Ada empat menu: Haram, City, Hajj, History.




Tiap menu punya koleksi foto 360 derajat yang berhubungan sama kategorinya.

Pertama yang saya coba adalah... jelas... Masjidil Haram. Caranya, saya fokusin pandangan saya ke foto Haram, ntar bakal loading beberapa detik, dan...



Saya takjub.

Kalau teman-teman pernah pakai kacamata virtual reality, pasti tahu, kan, rasa ketika kita masuk ke dalam gambar?

Nah, itu yang saya rasakan.

Rasanya, Ka'bah benar-benar ada di depan saya.

Besar dan tinggi. Kayak magnet. Saya nggak bisa berhenti lihatnya. Dan, rasanya kayak mau nangis.

I mean, Ka'bah ada di depan mata! >.<

Saya lihat ke sekeliling--atas, bawah, kanan, kiri, depan, belakang. Langit cerah, orang-orang mengelilingi Ka'bah, saya berdiri di samping Maqam Ibrahim. Saya lihat Ka'bah lagi, takjub lagi. Jantung saya berdebarnya kerasa banget.

Sampai-sampai, narator yang menceritakan tentang Masjidil Haram nggak saya dengar saking takjubnya.

Kembali ke rencana untuk nyoba menu Haji, saya kembali ke menu utama dan pilih "Hajj".



Ada tujuh foto 360 derajat ekslusif di kategori Haji. Saya coba satu-satu...

Kedatangan pertama di Mina.



Saya udah sering banget lihat foto tenda-tenda di Mina, tapi saya nggak pernah sedekat ini.

Saya berdiri di sisi jalanan.

Ketika saya lihat ke arah kiri, saya lihat tenda-tenda itu, sebuah gunung, dan langit senja. Momennya pas banget.

Dan... mata saya basah pas lihat. Hahahah.

Benar-benar ngerasa kayak, "Akhirnya, saya di sini juga, ya."

Terowongan Mina



Ada dua foto 360 derajat yang berhubungan sama terowongan Mina. Yang pertama di depan terowongan Mina, yang kedua di dalam terowongan.

Saya nggak mau ceritain gambarnya, karena bakal spoiler jadinya. Agan-agan harus coba sendiri.

Tetapi, ada satu pelajaran ngena waktu saya berdiri di tengah-tengah kerumunan orang-orang di sini.

Banyak banget orang. Dari negara berbeda, warna kulit berbeda, personality yang pastinya berbeda. Tua, muda. Kaya, miskin.

Ketika melihat mulut terowongan, saya ngerasa kayak...

Ini tuh bukan sekadar jalan melewati terowongan dan mencari cahaya di ujungnya.

Ini tentang memahami saudara-saudara muslim lain yang belum pernah kita temui.

Kita nggak tahu apakah jalan mereka lambat, kita nggak tahu apakah mereka tipikal yang terburu-buru, kita nggak tahu apakah mereka sedang sakit, kita nggak tahu apa-apa.

Kita cuma butuh sabar dan memahami.

Dan, mudah-mudahan, insya Allah, ini bisa jadi prinsip yang kita pegang saat kita berhaji nanti. Amiiin.

Padang Arafah



Ini nih puncaknya haji.

Hati saya tersentuh banget ketika berdiri di Jabal Ar-Rahmah. Meskipun saya cuma "masuk" ke dalam foto, saya bisa ngerasain banget betapa panasnya di sana, kerumunan orang-orang, tapi saya nggak lihat keluhan di mata mereka. Saya lihat mata-mata yang mengharapkan rahmat Allah, saya melihat tangan-tangan yang menengadah, saya bahkan melihat seseorang yang membuka Quran-nya di tengah-tengah padatnya manusia dan panasnya cuaca.

Namun, sesungguhnya, bila harus saya simpulkan... yang saya lihat adalah kedamaian, dan itu nyes banget di hati.

Jamarah

Ini tempat pelemparan jumroh, CMIIW. Saya selalu bingung sih gimana tempatnya pelemparan jumroh. Pas eksplor gambar di sini, saya jadi kayak, "Oh, gini, toh tempatnya."

Hari terakhir di Mina



Tenda Mina sudah, terowongan Mina sudah, wukuf di Arafah sudah, lempar jumrah juga. Satu-satunya foto yang tersisa di kategori Haji adalah foto pertama tadi. Tenda-tenda di Mina, orang-orang yang melangkah, saya yang berdiri di sisi jalanan, langit senja.

Pas saya lihat orang-orang yang melangkah di sisi kanan dan tenda-tenda di sisi kiri, rasanya kayak... Apakah ini perpisahan?

Saya nggak pernah berkaca-kaca menggunakan sebuah aplikasi, tapi saya berkaca-kaca lihat ini. :"(

Karena udah kelar eksplor haji lewat virtual reality, saya lepas kacamata virtual reality, terus...

Saya ngerasa, "Lho, saya ada di rumah, toh?"

Pengalamannya nyata banget, Gan.

Sampai sekarang masih teringat banget.

Lalu, dalam hati, saya berharap saya bisa haji tahun depan. Mudah-mudahan agan-agan juga.

Dan, mudah-mudahan amalan para jamaah haji bisa diterima.

Amin.

Coba deh agan download apps-nya, terus ceritain di sini gimana kesannya.

Link download di Play Store: https://play.google.com/store/apps/d...btmakkah&hl=en

Link download di App Store: https://itunes.apple.com/ai/app/be-t...995732207?mt=8