Kaskus

Sports

Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Marcos Alonso Meniti Kesempatan Ketiga Di Inggris
Marcos Alonso Meniti Kesempatan Ketiga Di Inggris

Harapan manajer Chelsea Antonio Conte untuk mendatangkan bek baru sebelum bursa transfer ditutup ternyata lebih dari sekadar terkabul.

Bukan Kaliodu Koulibaly (Napoli), Alessio Romagnoli (AC Milan), maupun Nikola Maksimovic (Torino) – nama-nama yang di musim panas ini gencar dikaitkan dengan kepindahannya ke Stamford Bridge.

Chelsea justru melakukan manuver tak terduga pada Deadline Day: memulangkan David Luiz dari Paris Saint-Germain dan merekrut Marcos Alonso dari Fiorentina. Conte dan para loyalis The Blues sudah pasti tersenyum semringah dengan kehadiran dua bek berkualitas ini.

David Luiz ditebus dengan mahar yang dilaporkan mencapai £34 juta, sedangkan Alonso diangkut dengan biaya £23 juta. Ditambah kedatangan N’Golo Kante dan Michy Batshuayi, lengkap sudah aktivitas summer transfer Chelsea dengan total belanja mencapai sekitar £120 juta, terboros ketiga di Liga Primer Inggris setelah Manchester City dan Manchester United.

Nama David Luiz jelas lebih menarik perhatian. Fans Chelsea mana yang menyangka bahwa mereka akan kembali menyaksikan si kribo pirang berlari-lari di lapangan Stamford Bridge. Marcos Alonso? Publik Inggris mungkin lebih akrab dengan Alonso lainnya, yakni Xabi sang gelandang bertahan elegan nan rupawan.

Marcos Alonso Mendoza tentu tidak sepopuler Xabi. Keduanya tidak bersaudara, namun mereka pernah saling bersinggungan di Real Madrid pada musim 2009/10. Xabi menikmati usia emasnya di Santiago Bernabeu, sementara Marcos sedang mencoba menembus tim utama Los Blancos setelah mengawali kariernya di akademi Madrid.

Sayang, Marcos Alonso hanya diberi sekali kesempatan bermain oleh Manuel Pellegrini, dengan hanya menjadi pemain pengganti di menit terakhir melawan Racing Santander pada April 2010. Alonso akhirnya memilih hengkang pada musim panas 2010. Saat itulah Alonso bersentuhan pertama kali dengan sepakbola Inggris dengan hijrah ke Bolton Wanderers di usia 19 tahun.

Dua musim pertama di Liga Primer berjalan kurang lancar. Dalam periode itu ia hanya tampil di sembilan partai liga. Justru saat Bolton terdegradasi ke divisi Championship di musim 2012/13, pemain kelahiran Madrid ini mulai menunjukkan potensinya. Di musim itu, Alonso mulai bermain reguler dan sempat terpilih menjadi pemain terbaik klub versi surat kabar lokal The Bolton News.

Bersama Bolton, Alonso sempat bersentuhan dengan Gary Cahill, yang kini menjadi rekan setimnya di Chelsea. “Sejak hari pertama di Bolton, Anda bisa melihat bahwa dia [Cahill] adalah pemain hebat. Jadi saya girang bisa bertemu dengannya lagi,” kenang Alonso.

Fiorentina pun mengendus bakat Alonso dan mengontraknya di musim panas 2013. Namun, enam bulan berselang, Alonso kembali dikirim balik ke Inggris, kali ini bersama Sunderland dengan status pinjaman. Alonso mampu membantu The Black Cats besutan Gus Poyet mengamankan status top flight dengan tampil sebanyak 20 kali.

Sunderland sebetulnya ingin mempermanenkan Alonso, namun Fiorentina punya rencana lain. Di musim 2014/15, Alonso menjadi pemain inti Fiorentina dan sejak saat itu ia tidak pernah menoleh ke belakang. Pelatih Vincenzo Montella dan suksesornya, Paulo Sousa, terus memercayainya sebagai bek kiri andalan La Viola. Ia pun diganjar kontrak baru berdurasi lima tahun pada Januari lalu.

“Saya telah berkembang banyak dalam dua tahun terakhir. Italia menjadi semacam perguruan tinggi bagi para bek. Di Real Madrid, saya jarang bermain bertahan dan lebih mengasah kemampuan menyerang. Tetapi di Italia, saya bukan hanya berkembang di aspek pertahanan, tetapi juga dalam mentalitas bermain,” ungkapnya.

Alonso sejatinya tidak terpatok pada satu posisi saja. Dari peran utamanya sebagai bek kiri, pemain berusia 25 tahun ini juga kerap dimainkan sebagai seorang bek sentral atau bahkan menjadi sayap kiri. “Tapi tugas utama saya adalah bertahan dan saya berani mengatakan bahwa itu [bertahan] adalah atribut terbaik saya,” terang Alonso.

Keserbabisaan Alonso ini menjadi kabar baik bagi Conte. Formasi 4-1-4-1 yang sejauh ini diterapkan Conte di Chelsea bisa berubah menjadi skema 3-5-2 yang menjadi ciri khasnya selama di Juventus dan Italia. Di kedua formasi itu, Alonso bisa mengisi sebagai full back kiri.

Alonso memang bukan bek kiri yang tercepat atau tertangguh di kelasnya, tetapi dengan fleksibilitas posisi serta atribut bertahan dan menyerang yang sudah teruji di Fiorentina, ia berpeluang langsung menjadi starter di musim debutnya di Chelsea.

Soal adaptasi, Alonso hampir tidak ada masalah. Fakta bahwa ia pernah menjalani dua sesi petualangan di Inggris bersama Bolton dan Sunderland ditambah dengan banyaknya kontingen Spanyol di Chelsea -- Cesar Azpilicueta, Cesc Fabregas, Pedro Rodriguez, hingga Diego Costa -- sudah pasti akan membantunya kerasan di Cobham dan London.

Kepindahan ke Chelsea ini juga diharapkan bisa mendorong Alonso untuk menembus ke timnas Spanyol guna mengikuti jejak sang kakek Marcos Alonso Imaz dan sang ayah Marcos Alonso Pena. Selama ini, Alonso terabaikan dari skuat senior La Roja karena kompetisi ketat di pos bek kiri yang dihuni pemain top semacam Jordi Alba dan Juan Bernat.

“Kakek saya memenangi lima trofi Eropa bersama Real Madrid dan ayah saya bermain bagi Barcelona untuk waktu yang lama. Keduanya bermain di timnas, jadi kami sekeluarga selalu bernapaskan sepakbola,” kata Alonso. "Bergabung ke Chelsea adalah kemajuan dalam karier saya. Keluarga dan kerabat saya tahu bahwa ini adalah impian saya. Saatnya bagi saya untuk memenangi sejumlah trofi.”

Debut Alonso -- dan laga kembalinya David Luiz -- kemungkinan besar bakal terwujud saat Chelsea menyambangi markas Swansea City pada 11 September mendatang. Karier ketiga Alonso di Inggris dipastikan akan menyajikan petualangan yang lebih seru ketimbang sebelumnya.

Marcos Alonso Meniti Kesempatan Ketiga Di Inggris

Marcos Alonso Meniti Kesempatan Ketiga Di Inggris
0
1.9K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan