Geopark Ciletuh ditetapkan melalui SK Bupati Sukabumi Nomor 556/Kep.684-Disparbudpora/2014,tanggal 24 Oktober 2014.Kawasan Geopark Ciletuh memiliki luas 45.820Ha atau 458,2km yang meliputi 15 desa,yaitu DesaCibenda,Ciemas,Ciwaru,Girimukti, Mandrajaya,Mekarjaya,Mekarsakti,Tamanjaya danSidamulya di Kecamatan Ciemas serta Desa Cikangkung,Gunungbatu,Mekarsari, Panggumbahan,Purwasedar,dan Ujunggenteng di Kecamatan Ciracap,Kabupaten Sukabumi.Kawasan Geopark Ciletuhjuga meliputi Kawasan Cagar Alam(CA) Cibanteng seluas 447Ha dan Kawasan Suaka Margasatwa(SM) Cikepuh seluas 8.127,5Ha yang dikelola oleh Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA)JawaBarat;kawasan latihan terpadu militer yang dikelola oleh KOSTRAD sekitar 200Ha; Kawasan konservasi Penyu di Pangumbahan; dan kawasan latihan angkatan udara ditanjug Ujunggenteng; kawasan budidaya tambak udang di Mandrajaya dan Ujunggenteng serta kampung batik di Purwasedar

Geopark Ciletuh secara resmi ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada tanggal 22 Desember 2015 dan mendapat sertifikat nasional dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia.Kawasan Geopark Ciletuh bisa menjadi kawasan Geopark Global Network yang diakui dunia pada 2017. Geopark ini bisa menjadi taman rekreasi, dan penelitian, sekaligus, memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar.Pemprov Jabar berkomitmen memperbaiki infrastruktur di Geopark Ciletuh setelah adanya sertifikat dan mempromosikan tempat ini kepada publik.

Untuk mencapai pengakuan tersebut, Pemprov Jabar melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov. Jabar selaku penyelenggara, kembali akan mengadakan Ciletuh – Palabuhanratu Geopark Festival 2016 (CGF 2016) yang puncak acaranya akan dihelat pada tanggal 27-28 Agustus 2016 di Pantai Batu Namprak, Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi. Dimana tim Asesor dari Unesco juga akan menilai dan mewawancarai masyarakat di kawasan Geopark Ciletuh tentang potensi yang dimiliki geopark tersebut.Rangkaian acara seperti pertunjukan budaya hasil restorasi, pameran pelatihan dan program pemberdayan masyarakat hingga kegiatan kepariwisataan dan bakti lingkungan akan digelar di CGF 2016, yang kali ini mengangkat tema Eksploring Ciletuh dengan konsep Culture Meet Nature. Kegiatannya sendiri akan dipusatkan di tiga titik yaitu di Pantai Palangpang, Cisolok dan Ujung Genteng.Rangkaian kegiatan CGF 2016 ini dimulai dari pra event, main event dan pasca event. Sejak awal Agustus lalu pihaknya telah mensosialisasikan CGF 2016 melalui berbagai acara di beberapa tempat.

Sambutan Pertama dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat Ibu Hj.Ida Hernida tentang tujuan dari diadakannya acara Road To Ciletuh Palabuhanratu Geopark Festival in, adalah langkah awal persiapan pelaksanaan acara festival tersebut yang pada acara puncak CGF 2016 di Pantai Batu Namprak Ujung Genteng akan ada berbagai Cultural Performance atau pertunjukkan budaya yang melibatkan 500 peserta. Geobike atau aksi bersih lingkungan dengan konsep funbike, dimana 400 peserta yang berasal dari Bandung, Jakarta dan Sukabumi akan bersepeda dengan rute Tamanjaya hingga Pangumbahan.Yang tak kalah penting dari acara CGF 2016 ini kata Ida, adalah program yang langsung bersentuhan dengan masyarakat yaitu program pengenalan Homestay. Masyarakat di kawasan Geopark Ciletuh akan disiapkan untuk mejadi pelaku ekonomi dalam bidang penginapan.
“Kita akan melatih mereka dari yang terkecil hingga besar agar mereka siap untuk melakukan usaha yang kita sebut Homestay, ini karena disana belum ada hotel atau penginapan,” katanya.


Bupati Sukabumi Marwan Hawami menyampaikan bahwa Sukabumi masih belum bisa melakukan percepatan perkembangan, salah satunya kekayaan alam yang ada di daerah tersebut.Pa Marwan mengharapkan Geopark Ciletuh bisa menjadi potensi wisata Jawa Barat."Kami atas nama Pemerintah dan warga Kabupaten Sukabumi mengucapkan terima kasih kepada bapak gubernur yang begitu perhatian terhadap pengembangan potensi dan promosi wisata Ciletuh Geopark," kata Marwan Hamami saat menyampaikan sambutan di Louncing Ciletuh Palabuhanratu Geopark.Pemkab Kab. Sukabumi sendiri terang Marwan terus meningkatka peran aktif partisipasi masyarakat agar ikut serta dalam melestarikan potensi wisata Ciletuh Geopark, termasuk pula pembenahan infrastrukturnya akan terus pula dibenahi.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan membuka dan meresmikan rangkaian acara “Road to Ciletuh Palabuhanratu Geopark Festival 2016” di Trans Studio Mall,Road to Ciletuh Palabuhanratu Geopark Festival 2016 berlangsung selama tiga hari dari 19 hingg 21 Agustus. Dalam pameran itu, sejumlah potret potensi alam dan keragaman budaya Ciltetuh ditampilkan. Seperti bebatuan berusia jutaan tahun, bentangan alam hijau hingga batik lokal.Pada kesempatan itu juga diluncurkan Logo dan website resmi serta buku Ciletuh Palabuhanratu Geopark.
Dalam sambutan nya Kang Aher menyampaikan pengalamannya berkunjung ke Pantai Parangpang, dan menjelaskan bahwa di pantai tersebut terdapat aliran sungai besar yang masuk ke Pantai Parangpang dan airnya selalu keruh karena ada kerusakan lingkungan di bagian pusat yang diakibatkan oleh aktivitas pertambangan milik warga.
"Saya menekankan kepada Bupati Sukabumi supaya melakukan pengalihan mata pencaharian masyarakat yang bersifat merusak lingkungan untuk mengurangi kerusakan alam, sehingga alam tetap terpelihara dan menghasilkan keindahan. Agar leuweung tetep hejo, tapi kita masih tetep ngejo (Agar hutan tetap hijau,tapi masih tetap bisa menghidupi)," tutur pria nomor satu di Jawa Barat ini.

Aher menambahkan, semua pihak harus memelihara keanekaragaman sebagai kearifan lokal yang penuh makna dan hikmah untuk generasi ke depan. Ia mengusulkan untuk acara pesta pantai tahun depan agar dirayakan lebih meriah, yang biasanya memotong satu ekor kerbau, nanti harus sepuluh kali lipat, sepuluh atau dua puluh ekor kerbau. Untuk jumlah pengunjung pun yang biasa hanya seribu, nanti bisa dihadirkan sepuluh ribu pengunjung dan ia pun akan hadir disana.