aghilfathAvatar border
TS
aghilfath
UGM: Kereta Cepat Jakarta - Bandung Bakal Merugi
Spoiler for UGM: Kereta Cepat Jakarta - Bandung Bakal Merugi:

TEMPO.CO, Yogyakarta - Hasil riset mahasiswa Universitas Gadjah Mada menunjukkan bahwa proyek kereta cepat Jakarta Bandung akan mengalami kerugian. Tim riset dari Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan Fakultas Teknik UGM itu memaparkan bahwa proyek tersebut bakal sulit memikat konsumen.

“Kami membandingkan keunggulan dari tiap moda transportasi Jakarta-Bandung yang sudah ada,” kata salah satu anggota tim riset, Dhirta Parera di kampusnya seperti dikutip dari laman ugm.ac.id, Selasa, 23 Agustus 2016.

Dhirta menjelaskan bahwa mobil masih menjadi pilihan utama moda transportasi antara Jakarta Bandung. Berdasarkan riset yang mereka lakukan, ada 127.133 perjalanan setiap harinya antara kedua kota itu yang ditempuh dengan menggunakan mobil pribadi.

Setelah mobil pribadi, kemudian diikuti dengan moda transportasi travel atau mini bus yang mengangkut 13.000-14.000 penumpang per hari, bus besar mengangkut kurang dari 1.000 penumpang per hari, dan KA Argo Parahyangan yang mengangkut 2.000-2.500 penumpang setiap harinya.

Sementara untuk menutup nilai investasi proyek kereta cepat yang sebesar Rp 72,5 triliun, maka minimal dibutuhkan jumlah penumpang setiap hari sebanyak 21.134.

Menurut Dhirta jumlah tersebut dinilai kurang realistis. Ditambah dengan harga tiket yang mahal yaitu Rp 200 ribu. “Apakah realistis kereta api cepat bisa menarik penumpang dalam jumlah sebanyak itu?,” katanya.

Target itu dinilai tidak realistis dengan melihat karakteristik perjalanan Jakarta-Bandung selama ini. Dari hasil perhitungan nilai investasi yang dilakukan oleh konsorsium BUMN, tim riset ini memproyeksikan kereta cepat ini bakal merugi.

Hasil kajian ini meraih jura 1 dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional di Universitas Tarumanegara pada 10 Juni 2016. Dhirta melakukan riset bersama dengan dua teman lainnya, Kemal Fardianto, dan Yogi Andriyanto.

Dalam kajiannya, mereka menawarkan solusi adanya pembangunan akses dan integrasi antar moda. Salah satunya dengan menghubungkan stasiun kereta api cepat dengan transportasi publik dalam kota misalnya bus rapid transit, light rapid transit, dan mass rapid transit. Lalu, traffic demand management pada tol Cipularang.

Traffic demand management di tol Cipularang bertujuan untuk mengurangi penggunaan mobil pribadi. Adapun TDM yang diusulkan dengan menaikkan tarif mobil pribadi dengan jumlah penumpang kurang dari 4. “Melalui kebijakan tersebut diperkirakan sedikit banyak memengaruhi pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke kereta cepat,” katanya.

Setelah sempat terhenti sejak dilakukan groundbrekaing Januari 2016, proyek kereta cepat akan dilanjutkan kembali dalam waktu dekat.

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, salah satu BUMN yang terlibat dalam proyek itu akan mulai membangun jalur kereta sepanjang 35 kilometer dari total panjang jalur kereta 142 kilometer. lintasan 35 kilometer pertama proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung itu akan berada di sisi kiri jalan tol Jakarta-Cikampek

https://m.tempo.co/read/news/2016/08...g-bakal-merugi

PR berat buat menteri BUMN sebagai penanggung jawab proyek emoticon-Matabelo
Diubah oleh aghilfath 23-08-2016 13:09
0
4.5K
71
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan