nama Sudirman Said masih dibicarakan. Setelah tak lagi jadi menteri, bagaimana kabar Pak Sudirman?
"Alhamdulillah baik, sehat. Merasa paling sehat selama dua tahun terakhir," kata Sudirman Said sambil tertawa saat berbincang dengan detikcom, Rabu (10/8/2016).
Perbincangan terjadi di tempat tinggal Sudirman di Jl Cibeber, Jakarta Selatan. Di rumah yang terletak di hook itu, pria kelahiran Brebes, 16 April 1963 ini tinggal bersama Astried Swastika Ayuningtyas (46), wanita yang baru dinikahinya 5 Juni 2016 lalu.
Mengenakan kemeja kotak-kotak lengan panjang dominan warna biru keunguan, celana bahan krem, kaca mata yang menjadi ciri khasnya, dan jam tangan bertali kulit warna hitam, Sudirman menyambut detikcom dengan senyum di teras rumahnya sekitar pukul 09.15 WIB. Pria berkumis ini terlihat segar karena memang baru selesai mandi. Setelah duduk sebentar di kursi anyaman rotan yang ada di teras, Sudirman lalu mempersilakan kami masuk ke rumahnya.
Spoiler for sudirman said:
(Hasan Alhabshy/detikcom)
Bagian dalam rumahnya tak banyak sekat, sehingga terasa luas. Barang-barang tertata rapi, wallpaper dinding tampak enak dipandang dengan hiasan sejumlah lukisan. Belakangan diketahui rumah ini disewa oleh Sudirman lengkap beserta isinya.
Di dalam rumah, perbincangan mengalir sambil menyantap cemilan dan menyeruput kopi. Sudirman sering tertawa lepas, sering pula melempar canda, bahkan bertingkah jenaka.
Di tengah perbincangan, istri Sudirman, Astried, menyapa dan meminta izin untuk keluar rumah. "Saya beli perbekalan untuk perjalanan dulu ya," ujar mantan corporate secretary PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) itu lalu mencium tangan Sudirman.
Keluarga Sudirman memang berniat pulang kampung ke Brebes hari itu. Sudirman lahir dan menghabiskan masa kecil di Desa Slatri, Brebes, Jawa Tengah. Setelah direshuffle, ini kali pertama dia pulang ke kampung halaman.
Sambil menunggu nyonya rumah, Sudirman melayani permohonan wawancara detikcom. Sesi awal wawancara dimulai dengan tanya jawab seputar kegiatan Sudirman setelah tak lagi menjabat menteri. Dia kini banyak mengisi diskusi dan seminar-seminar di perguruan tinggi.
"Sehari setelah selesai tugas saya diundang di kampus STAN, bicara mengenai leadership. Kemudian besoknya ke UI, besoknya lagi ke acara training di Bogor. Ada banyak teman-teman yang ngundang untuk diskusi. Ini juga lagi menjadwalkan beberapa undangan, di Trisakti, di beberapa kampus, Unsoed segala macam," tutur pendiri Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) ini.
Sudirman mengaku menikmati suasana baru setelah tak lagi jadi menteri. Dia kini punya lebih banyak waktu luang yang ingin dimanfaatkannya untuk lebih dekat dengan keluarga.
"Saya menikmati suasana ini karena kan lebih rileks, lebih bebas. Kebetulan Ramadan kemarin saya baru menikah, tentu saja belum sempat untuk urus-urus pribadi lah. Ini kesempatan baik untuk bonding dengan keluarga, keluarga baru segala macem, cukup sibuk, tapi pressurenya jauh berkurang," ujarnya sambil tersenyum.
Master Bidang Administrasi Bisnis dari George Washington University, Amerika Serikat, ini lalu bercerita soal rumah yang ditempatinya. Cerita diawali dari pemberitahuan soal pencopotan dirinya yang disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi pada 26 Juli lalu. Setelah itu, Sudirman langsung mengabari stafnya di kantor Kementerian ESDM dan keluarganya yang tinggal di rumah dinas.
"Ke kantor saya mengatakan ayo kita ketemu. Ketika ke rumah saya mengatakan kepada istri, alhamdulillah tugas selesai, kita siap-siap packing, besok keluar dari rumah dinas," tutur ayah 7 anak ini.
Keesokan harinya, 27 Juli, Sudirman langsung mencari rumah untuk disewa. Dia sebenarnya memiliki rumah di Cilangkap, Jakarta Timur, namun memilih menyewa rumah di wilayah Jakarta Selatan. Sudirman merasa cocok dengan rumah di Jl Cibeber ini. Setelah tawar menawar, kesepakatan sewa selama setahun pun disepakati.
"Kebetulan ini rumah disewakan beserta furniturenya. Jadi keluar rumah dinas memang... pada waktu saya masuk kan memang bawa koper kan, jadi keluar ya bawa koper. Kopernya nambah karena bajunya nambah barangkali ya. Alhamdulillah seluruhnya sudah tersedia, tempat tidur, kursi, meja dan sebagainya. Jadi sangat praktis, hari minggu berikutnya sudah dapat normal lagi," tutur Sudirman.
Wawancara lalu mengalir, mulai dari soal percakapannya dengan Presiden saat diberi tahu akan dicopot dari posisi menteri, perjuangan masa kecil, hingga rencana masa depannya. Tak berhenti di situ, detikcom juga mengikuti Sudirman pulang kampung ke Desa Slatri.
Penasaran? Ikuti perbincangan dan perjalanan detikcom bersama Sudirman Said di artikel-artikel berikutnya!
Spoiler for Cerita Detail Sudirman Soal Detik-detik Direshuffle Presiden Jokowi:
Cerita Detail Sudirman Soal Detik-detik Direshuffle Presiden Jokowi
Jakarta - Spekulasi soal alasan pencopotan Sudirman Said dari kursi Menteri ESDM sempat berkembang luas. Apa yang sebenarnya disampaikan Presiden Jokowi ke Sudirman?
Dalam wawancara dengan detikcom di rumah yang dikontrak Sudirman di Jl Cibeber, Jakarta Selatan, Rabu (11/8/2016), Sudirman mengungkap detik-detik saat dirinya dipanggil Presiden Jokowi lalu diberitahu akan diganti. Kejadiannya bisa dikatakan cukup cepat. Namun Sudirman mengaku tak terlalu terkejut.
"Kalau saya sering guyonnya seperti ini, terhadap saya ini kan belum diangkat saja sudah disuruh reshuffle. Dan sepanjang 2 tahun ini hampir setiap tiga bulan selalu ada kesibukan di publik seolah-olah Presiden mau ganti menteri, mau ganti menteri. Buat saya bukan hal yang mengejutkan sama sekali. Pertama, karena memang saya tahu betul bidang ini bidang yang aspek non teknisnya banyak sekali, aspek politiknya cukup kental," tuturnya.
"Yang kedua, secara normatif memang menteri adalah jabatan politik, maka disebut political appointing, maka orang menyebutnya hak prerogatif Presiden. Jadi setiap saat Presiden berkepentingan untuk melakukan penataan, itu sesuatu yang niscaya terjadi," imbuh mantan Dirut PT Pindad ini.
Sudirman merasa lebih rileks setelah melepas jabatan menteri. Sambil tertawa, pria yang pernah jadi staf khusus Dirut Pertamina ini mengaku merasa dalam kondisi paling prima dalam 21 bulan terakhir.
Pembawaan Sudirman setelah dua pekan tak menjabat menteri memang terasa lebih lepas. Beberapa kali dia melontarkan canda, tertawa, namun kata-katanya tetap terjaga.
Cerita detail soal pertemuannya dengan Presiden Jokowi sehari sebelum pengumuman reshuffle belum banyak diumbar ke publik. Pertemuan berdurasi sekitar 10 menit itu selama ini masih menjadi misteri. Kepada detikcom, alumnus STAN ini buka-bukaan soal apa yang terjadi.
Berikut tanya jawab detikcom dengan Sudirman Said soal pemberhentian dirinya:
Apakah Pak SS merasa ada tanda-tanda akan direshuffle sebelumnya?
Jadi kalau dikatakan apakah ada tanda-tanda, sebelumnya tanda-tanda sudah jauh sekali ada, tetapi saya tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang mengganggu. Pekerjaan begini itu saya menempatkan pressure itu bagian dari job description. Kalau tidak mau dapat pressure jangan menerima pekerjaan ini. Namun tidak ada yang saya anggap serius. Bahkan hari-hari terakhir (sebelum reshuffle) saya mengatakan, ya kaya kita melamar perempuan, selama janur belum melengkung anggap saja ngga ada apa-apa gitu.
Saya juga mengatakan begitu sama teman-teman. Sampai saya mendapat kepercayaan Presiden, atau menerima keppres, saya tidak menganggap reshuffle itu serius. Karena itu, pada waktu hari Selasa (26/7) itu, mulai sore diberitahu kemungkinan akan ada pertemuan atau ratas. (Yang memberi tahu) dari Istana. Itu waktu saya sedang di Komisi VII, kira-kira jam 15.00 WIB atau jam 16.00 WIB. Selesai di Komisi VII, karena ada pemberitahuan diminta siap-siap, saya ke kantor. Di kantor seperti biasa, cek dokumen segala macem.
Jam 18.15 WIB saya ditelepon oleh ajudan Presiden, ditanya bisa sampai Istana jam berapa, saya bilang 15 menit, oke jalan, seperempat jam.
Jam 18.35 WIB saya sampai di Istana. Kemudian menunggu 10 menit, saya dipertemukan dengan Presiden. Kemudian seperti yang kita dengar Bapak Presiden menjelaskan di media kan, ada perkembangan yang memerlukan penyesuaian, ada suasana yang memerlukan penataan-penataan, penguatan, dan karena itu beliau memutuskan selesai tugas dan mengganti. Singkat pertemuannya dan saya kira pesannya clear, Presiden memerlukan penataan, penguatan, penyesuaian.
Adakah alasan lebih detail yang disampaikan oleh Presiden?
Lebih pada pesan positif bahwa harus penyesuaian-penyesuaian, tidak ada yang detail, tidak ada yang spesifik mengenai kinerja. Bahkan ketika saya menyatakan saya terima kasih diberi kesempatan dan kehormatan membantu Bapak Presiden dan Wakil Presiden selama hampir dua tahun, saya mohon maaf kalau ada hal-hal yang kurang berkenan, beliau merespons, "Tidak ada hal-hal yang negatif, tidak ada masalah kinerja. Saya tahu Pak Sudirman pontang panting, luar biasa energinya, karena ini tugas yang berat. Ini karena harus melakukan penyesuaian-penyesuaian".
Jadi, saya kira sebagai orang yang cukup lama berinteraksi di dalam, kemudian paham bagaimana jalan pikiran Pak Presiden, kita ngerti, kita appreciate dan memahami betul kenapa ini harus dilakukan.
Menurut Pak Sudirman, apa alasan Bapak direshuffle?
Tentu kita percaya Presiden punya wisdom, punya pandangan-pandangan yang lebih luas dari yang kita tahu, kita berprasangka baik. Saya katakan pada tim yang di dalam, maupun pada saat press conference, setiap pergantian adalah kesempatan untuk melakukan perbaikan, kita sudah berusaha melakukan yang terbaik, tapi tentu pengganti saya akan memberikan hal yang lebih baik lagi.
Wawancara dengan Sudirman mengalir tak hanya soal reshuffle. Masih ada tema-tema menarik lainnya, termasuk aktivitas mengikuti mantan staf khusus Dirut Pertamina itu pulang kampung ke Brebes dan bicara mengenai mimpinya di masa depan. Ikut terus artikel-artikel "Menyapa Mantan Menteri ESDM Sudirman Said" berikutnya.
Spoiler for Gebrakan-gebrakan Sudirman Said Sang 'Saudara Pengadu':
Gebrakan-gebrakan Sudirman Said Sang 'Saudara Pengadu'
Jakarta - Sepak terjang Sudirman Said selama menjadi Menteri ESDM banyak menuai apresiasi. Berbagai gebrakan dilakukan, mulai dari penggeseran subsidi BBM, efisiensi pasokan energi, membubarkan Petral, dan membongkar skandal Papa Minta Saham.
Dari daftar prestasi itu, mungkin paling diingat publik adalah soal aksi Sudirman membongkar skandal Papa Minta Saham. Saking besarnya perhatian publik terhadap kasus itu, Sudirman Said sampai dikenal dengan julukan 'Saudara Pengadu'.
Kasus Papa Minta Saham mulai jadi perhatian publik saat Sudirman mengadukan Setya Novanto, yang saat itu duduk sebagai ketua DPR, ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR dengan tuduhan mencatut nama Presiden untuk meminta saham PT Freeport Indonesia. Aduan itu ditindaklanjuti MKD dengan menggelar sidang etik. Sudirman Said berstatus sebagai pengadu di sidang itu, sedangkan Novanto pihak teradu.
Sebagai pengadu, Sudirman dipanggil pertama oleh MKD. Sidang perdana itu digelar secara terbuka dan diberitakan secara luas, bahkan ditayangkan live oleh sejumlah stasiun televisi. Selama persidangan, Sudirman dipanggil dengan sapaan 'Saudara Pengadu'. Sapaan itu berulang kali terdengar selama persidangan. Di akhir cerita skandal itu, Sudirman bisa dibilang menang, dan Novanto tumbang. Novanto akhirnya mengundurkan diri dari posisinya sebagai Ketua DPR setelah 17 hakim MKD menyatakan dia bersalah.
Spoiler for papa minta saham:
Meski cerita skandal itu selesai di meja sidang MKD, namun kasus Papa Minta Saham itu masih melekat di benak publik hingga beberapa waktu setelahnya. Sudirman punya cerita lucu terkait kasus itu. Suatu hari, Sudirman melakukan kunjungan kerja ke Tanjung Lesung, Banten. Belum sampai tujuan, helikopter yang dinaiki Sudirman harus mendarat karena hujan lebat. Helikopter itu mendarat di sebuah desa. Di desa itu, Sudirman dan para stafnya mampir ke warung kopi sambil menunggu hujan reda. Awalnya, orang-orang di warung kopi itu tak mengenali Sudirman. Sekitar 15 menit kemudian, seorang pelayan warung kopi tampak berbisik ke rekannya sambil melihat ke arah Sudirman. Si pelayan kemudian menghampiri Sudirman, mengonfirmasi sesuatu.
"Dia tanya, "Bapak ini 'Saudara Pengadu' ya?" Saya bilang bukan, bukan," tutur Sudirman sambil tertawa saat berbincang dengan detikcom di kampung halamannya, Desa Slatri, Brebes, Jawa Tengah, Jumat (12/8/2016).
Cerita soal 'Saudara Pengadu' tak berhenti di situ. Sudirman Presiden Jokowi juga pernah menggodanya dengan sapaan itu. Ceritanya, di suatu rapat Kabinet Kerja, para menteri diminta melaporkan hasil kerjanya. Sudirman lalu melaporkan hasil kerjanya melakukan penataan di internal Kementerian ESDM.
"Setelah semua menteri menyampaikan, Presiden Jokowi lalu tanya, "Tadi siapa yang bicara soal penataan?" Saya jawab, "Saya, Pak". Presiden bilang, "Oh Saudara pengadu," lalu tertawa semua yang ada di rapat itu," tutur Master Bidang Administrasi Bisnis dari George Washington University, Amerika Serikat, ini.
Selain soal kasus Papa Minta Saham, ada sejumlah aksi Sudirman dan jajaran Kementerian ESDM yang menuai apresiasi. Sudirman membeberkan beberapa di antaranya.
"Sebetulnya yang lebih baik bicara adalah orang lain, tapi kalau boleh empat lima hal yang paling mendasar, sekadar mengapresiasi yang telah dilakukan oleh teman-teman kementerian ESDM yang saya garis bawahi, pertama soal pengalihan subsidi," ujar Sudirman.
Keputusan menggeser subsidi BBM bensin premium merupakan langkah besar yang diambil Pemerintahan Jokowi. Selama ini, penggeseran subsidi hanya jadi wacana, tapi di dengan kepemimpinan Sudirman Said di Kementerian ESDM, wacana itu jadi nyata. Subsidi untuk BBM akhirnya benar-benar digeser untuk sektor lain, salah satunya pembangunan infrastruktur.
"Tahun pertama kita berhasil menggeser subsidi BBM, melakukan efisiensi pasokan energi, membuat keputusan soal Blok Mahakam, memulai program 35.000 MW. Ke dalam kita melakukan konsolidasi organisasi," ulas mantan staf khusu Dirut Pertamini ini.
Gebrakan lain yang dilakukan yaitu pemangkasan izin-izin, pembubaran Petral, dan pengambilalihan kilang TPPI. "Petral dibubarkan membuat Pertamina hemat Rp 6,2 triliun dan lingkungan bisnis lebih sehat," ujarnya.
"Sampai saat ini saya masih kedatangan tamu dari trader-trader besar yang berterima kasih karena setelah pembubaran Petral mereka bisa berdagang dengan Pertamina melalui channel yang fair," imbuh Sudirman.
Spoiler for Pesan Sudirman Said untuk Kementerian ESDM: Jangan Sampai Mafia Kembali!:
Pesan Sudirman Said untuk Kementerian ESDM: Jangan Sampai Mafia Kembali!
Jakarta - Sepak terjang Sudirman Said selama menjadi Menteri ESDM banyak menuai apresiasi. Ada satu pesan penting yang ditinggalkan Sudirman untuk penggantinya dan jajaran pejabat kementerian ESDM.
"Saya kalau boleh nitip satu aja sih. Reputasi sektor ini pada waktu awal Pemerintahan Jokowi sangat buruk. Dalam dua tahun ini, kata banyak orang, berhasil menata jauh lebih baik, bahkan ada kebanggaan tersendiri dari teman di ESDM. Jadi reputasi mesti dijaga aja," kata Sudirman dalam perbincangan dengan detikcom di rumah yang dikontraknya di Jl Cibeber, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (11/8/2016).
Reputasi Kementerian ESDM memang sempat babak belur. Jero Wacik, menteri ESDM definitif terakhir sebelum era Pemerintahan Jokowi terjerat kasus korupsi. Tak hanya itu, Kepala SKK Migas saat itu, Rudi Rubiandini, dan mantan Sekjen Kementerian ESDM Wayono Karyo juga terjerat kasus serupa.
Terungkapnya kasus-kasus itu, membuat publik makin yakin bahwa permainan mafia di sektor migas sudah gawat. Sudirman lalu ditunjuk Presiden Jokowi, dengan harapan memberantas mafia-mafia yang sudah terlanjur kuat.
Selama 21 bulan lamanya duduk di kursi menteri ESDM, Sudirman menggebrak. Petral yang dianggap jadi sarang mafia dia bubarkan. Skandal kasus Papa Minta Saham dia beberkan. Sudirman ditakuti, hingga datang teror datang berkali-kali. Yang paling gawat, teror tembakan ke kantor Kementerian ESDM. Namun Sudirman tak gentar, dia tetap melakukan aksi bongkar-bongkar.
Tercatat, selama dipimpin Sudirman, selain soal pembubaran Petral dan membongkar Papa Minta Saham, Kementerian ESDM melakukan sejumlah gebrakan seperti menggeser subsidi BBM, memperkuat efisiensi pasokan energi, membuat keputusan soal blok Mahakam, dan memulai program 35 ribu Megawatt. Dengan sederet capaian itu, yang dititip Sudirman hanya satu: Jangan sampai mafia-mafia yang sudah terusir bisa kembali.
"Jangan sampai praktik-praktik yang dulu kembali. Dan saya katakan, kalau sampai orang-orang lama yang bermasalah, orang-orang yang diasosiasikan dengan urusan-urusan mafia itu muncul kembali, menurut saya itu dosa kepada Presiden, karena Presiden sudah kerja keras membersihkan. Itu saja," ujar Sudirman.
Sudirman menyadari ada yang skeptis dengan aksi bersih-bersihnya di sektor migas. Ada yang bilang itu hanya sementara, sektor migas diyakini akan kembali dikuasai mafia. Namun mantan Dirut PT Pindad itu yakin hal itu tak akan terjadi, meski dia tak lagi duduk di kursi menteri.
"Zaman sudah berubah karena WA, Facebook, Twitter, sulitlah menyembunyikan hal itu," ujarnya.