Ya benar, diabetes, siapa sih yang tidak tau penyakit ini? penyakit yang biasa disebut kencing manis atau gula darah ini memang adalah salah satu penyakit yang berbahaya, namun banyak disepelekan oleh orang-orang, termasuk ane maksudnya, ane begitu gak peduli dengan penyakit ini, apa sih yang terjadi ketika kencing ente manis? bahkan itu hanya sebagai lucu lucuan saja buat ane dan teman teman ane, haus? minum kencing manis , ane gak pernah nganggep serius penyakit ini.

Tapi ceritanya berubah, saat ane tau kakek ane terserang penyakit ini, awalnya beberapa tahun yang lalu, kakek ane didiagnosis menderita penyakit diabetes (ane kurang tau tepatnya, keluarga ane sangat tertutup perihal ini) dan ane tau beliau kena karena saat itu beliau sampe pernah pake alat bantu kencing, dan sejak itulah ane tau beliau terkena penyakit kencing manis atau diabetes tersebut.

Dan karena itulah, kakek dan nenek ane memutuskan untuk memulai hidup sehat, mereka menggunakan gula yang "khusus" untuk penderita diabetes, olahraga, dan mancing (kakek ane suka ngajak ane mancing, dan itu pas ane masih SD), dan semuanya berjalan lancar, tak ada yang terjadi serius setelahnya.

Tapi ternyata ane salah, ternyata kakek ane diwajibkan untuk mencuci darah setiap satu bulan sekali (ane gak tau kapan beliau divonis tersebut) tapi ane mengetahuinya karena bapak ane lah yang mengantar beliau ke rumah sakit, dan berjalan beberapa bulan, ane gak dapet kabar karena ane nyantri jadi ngerantau , namun siapa sangka beberapa bulan setelahnya kakek ane dikabarkan meninggal , ane gak sempat ngelayat jenazahnya, katanya ane gak usah pulang soalnya mau segera dikubur.

---------------------------------------------

Dan bulan berganti tahun, ane pun sudah sedikit "melupakan" penyakit yang membuat kakek ane meninggal, sebenarnya pada saat itu ane gak terlalu mengerti sebab penyakit diabetes itu, dan ane pun gak terlalu ambil pusing,

Tapi ane harus kembali bertemu lagi, tapi dengan orang yang berbeda, yaitu guru biologi ane di SMA, dan karena beliau guru biologi, jadi sekalian jelasin deh

Jadi awalnya guru ane itu gak masuk beberapa hari, ane seneng dong bisa bebas , tapi setelah dua minggu tetap belom masuk, sebagai murid yang baik peduli dong terhadap guru , dan kata guru lain, beliau lagi sakit, gak parah sih cuma Kakinya Bengkak , yaudah, eh benar, setelah beberapa hari beliau masuk, walaupun beliau masih pake sendal dan jalannya masih tertatih tatih.

Dan dikelas akhirnya dia bercerita kalau beliau didiagnosa diabetes, karena itu "bengkak" dikakinya itu belum sembuh sempurna, dan beliau sedang masa penyembuhan, beliau pun mengatakan, diabetes lah yang bertanggung jawab atas "bengkak" kakinya, karena bengkak kecil itu bisa belum sembuh bahkan setelah 2 minggu. ane sih kaget, kok bisa sama ya , beliau pun menjelaskan tentang penyebabnya, produksi insulin, pola makan yang tidak sehat dan lain-lain. ane pun mulai sedikit "paham" soal penyakit ini

Beliau pun mengatakan Anak Penderita Diabetes, memiliki kemungkinan untuk terkena diabetes lebih tinggi dan umur berapapun bisa terkena penyakit ini Degg... seketika ane kaget lah, waduh kakek ane kena lagi, berarti karena ane generasi kedua, kemungkinannya kuadrat dong :.

Beliau pun cerita kalau yang menderita diabetes itu banyak, kebanyakan karena kesalahan pola makan, ada salah satu administrasi sekolah ane, yang katanya harus suntik insulin dulu kalau mau makan enak , ada juga guru ane yang lain yang rela - relain menggunakan gula sintetis yang katanya khusus penderita diabetes tapi apa hasilnya? katanya guru ane tersebut malah kena batu ginjal , ada juga yang harus sepedaan 20 km kalo mau makan enak dan lain-lain.

Dan begitulah, ane menjadi sedikit aware tentang penyakit ini, ane yang sebelumnya tahu kalau gula itu "beneran gula" , bingung sendiri karena kita gak bisa menghindar dari namanya gula, dari nasi, roti, buah buahan, semuanya mengandung gula.

Ibaratnya mungkin gula itu ibarat pisau bermata dua, dalam kondisi sedikit atau cukup, bisa memberi energi, tapi dalam jumlah yang banyak atau berlebih, bisa menjadi pembunuh sadis.