- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Sajikan Kurban di Tengah Kepung Kebakaran Hutan


TS
act.id
Sajikan Kurban di Tengah Kepung Kebakaran Hutan

RIAU - Senin (pagi 15/8) datang kabar dari seorang kawan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang menetap di sebelah pesisir timur Pulau Sumatera. Kabarnya sudah sekian hari terakhir hujan tak kunjung turun membasahi sekitaran pantai timur Sumatera. Terik matahari menyengat gersang selama berhari-hari di sekitaran daratan Palembang, dan melebar lagi sampai ke Provinsi Riau. Awan cumulus dan cumulonimbus pemicu derasnya hujan makin jarang terbentuk di langit Sumatera sisi pesisir sebelah timur sampai ke tengah.
“Di Palembang beberapa hari ini ada helikopter pembawa water bom mondar mandir. Sudah sebulan tidak hujan. Alhamdulillah Subuh tadi sempat rintik walau sebentar. Semoga kebakaran hutan tidak terulang lagi,” kata Abdullah Ila, relawan MRI lainnya asal Palembang.
Hujan makin jarang turun, imbasnya membuat jalur gersang yang membelah banyak perkebunan sawit di pesisir timur Sumatera menjadi makin berdebu. “Kalau debu sudah naik, pertanda sebentar lagi asap akan naik,” begitu adagium yang jamak dilafal masyarakat di sepanjang pesisir timur Sumatera, kawasan yang masuk dalam zona merah kebakaran hutan.

Bukan sekadar prediksi, melansir rilisan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, per-hari ini Senin (15/8) terjadi lonjakan luarbiasa titik panas di atas Pulau Sumatera. Satelit yang digunakan BMKG mendeteksi 159 titik panas dengan tingkat kepercayaan di atas 50 persen. Pemantau satelit di BMKG Stasiun Pekanbaru mempercayai titik yang terdeteksi adalah titik kebakaran hutan dan lahan. Kabar buruknya lagi, dari 159 titik panas yang terdeteksi, 92 titik di antaranya berada di atas lahan gersang provinsi Riau.
Selain Riau, titik panas diduga kebakaran hutan juga terdeteksi di atas daratan kaya Timah Provinsi Bangka Belitung (33 titik), disusul oleh Sumatera Selatan (20 titik) dan Sumatera Utara (6 titik).

Melonjaknya jumlah titik api di pesisir Riau pun memaksa memutar kembali ingatan buruk tentang kabut asap nyaris setahun lalu. Tahun 2015 silam didaulat sebagai tahun bencana kebakaran hutan terburuk di Indonesia. Bahkan jumlah area hutan yang terbakar berikut dengan pekatnya asap yang mengepung dinobatkan sebagai bencana kebakaran hutan paling buruk, melebihi kejadian serupa yang terjadi di tahun kemarau panjang tahun 1997 silam.

Kemarau makin terik, api kebakaran hutan merambat tak henti. Hari ini, kenangan buruk itu berpotensi terulang kembali. Sembilan kabupaten/kota di pesisir Riau perlahan sedang mengulang lagi kisah kebakaran hutan hebat setahun lalu. Mengutip data BMKG Pekanbaru, Rokan Hilir Riau memuncaki pusat konsentrasi kebakaran hutan dengan 54 titik panas. Lalu ada Dumai, Bengkalis, Rokan Hulu, Siak, Indragiri Hulu, Kepulauan Meranti, dan Kampar. Titik api kebanyakan terdeteksi di lahan gambut kering. Kemungkinan, lahan yang terbakar itu memang sengaja dibakar untuk membuka perkebunan sawit baru.
Seiring hujan yang makin jarang turun, kemarau yang perlahan menunjukkan eksistensinya, sampai dengan potensi kebakaran hutan yang menyeruak kembali, sebagian besar Muslim di pesisir timur sebentar lagi akan menyambut datangnya Idul Kurban. Tak kurang sebulan lagi sejuknya kebersamaan kurban akan “memadamkan” sejenak kekalutan di pesisir Riau.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana jika ingin terlibat langsung membahagiakan desa-desa terkepung kebakaran hutan di sepanjang pesisir Riau? Mungkinkah puluhan desa terpencil di antara kepungan kebun sawit dan tanah gambut pesisir Riau bisa merasakan gurihnya daging kurban? Adakah ramai kurban di sana semudah menemukan keramaian kurban seperti di Kota Jakarta?
Serupa tahun lalu, Global Qurban – ACT kembali menargetkan titik rawan kebakaran hutan Sumatera sebagai area distribusi hewan kurban di tahun 2016. Empat pekan menjelang pelaksanaan Idul Kurban tahun 2016, Global Qurban sudah mendata beberapa titik distribusi kurban untuk daerah yang sepanjang tahun dikepung kebakaran hutan. Kurban terbaik akan tersuguh di antaranya di Kabupaten Bengkalis, dan Kabupaten Kampar.
Tak hanya di Riau, distribusi Global Qurban juga menyapa Kabupaten Muaro Bungo, dan Marangin di Jambi, melebar ke Palembang dan Musi Banyuasin di Sumatera Selatan, sampai ke Kabupaten Bintan di Kepulauan Riau.
Potensi kabut asap sudah merabung kembali. Jangan sampai kepulan asap menutup juga kemungkinan kurban tersuguh bagi mereka yang terpencil dikepung luasnya tanah gambut dan kebun sawit. Bukankah harusnya Semua Bahagia Berkurban? []
Penulis: Shulhan Syamsur Rijal
Sumber foto: Tribun Pekanbaru
Ayo Berpartisipasi
0
1.9K
20


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan