Kaskus

Entertainment

act.idAvatar border
TS
act.id
Rangkulan Hangat Usai Padam Kobaran Api di Kampung Lio
Rangkulan Hangat Usai Padam Kobaran Api di Kampung Lio

DEPOK - Kelengangan jalan utama Margonda Raya selepas tengah hari mendadak berubah bising. Lalu lalang kendaraan yang melintas terpaksa menepi sejenak ketika rombongan kendaraan besar berwarna merah milik tim penjinak api Pemerintah Kota Depok tancap gas tak karuan. Siang itu, Selasa (9/8) sekian menit seusai matahari melompati langit ke sisi sebelah barat, asap tampak membumbung tinggi dari kawasan kumuh di tepian Jalan Margonda Raya, Kota Depok. Laporan yang diterima oleh tim pemadam, kebakaran cukup besar sedang melumat kawasan pemukiman kumuh tepat di belakang Kantor Pemerintah Kota Depok. Kampung Lio, begitulah kawasan pemukiman itu dikenal.

Pantauan saksi mata dari lokasi kejadian, Siang kemarin, api mulai berkobar tanpa bisa dikendalikan sekitar pukul 12.30 WIB. Cerita lama tentang rumitnya memadamkan kebakaran di area pemukiman kumuh kembali terulang. Kecilnya akses jalan menuju Kampung Lio menyulitkan kendaraan pemadam untuk bekerja efektif. Akhirnya baru sejam kemudian, api yang menyambar-nyambar itu bisa dipadamkan seutuhnya.
Rangkulan Hangat Usai Padam Kobaran Api di Kampung Lio

Api menghanguskan kurang lebih 60 rumah bedeng semi permanen di Kampung Lio RT 01 RW 19, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Meski puluhan rumah bedeng hangus menjadi abu dari rongsokan menghitam, tak ada korban jiwa dari kebakaran ini. Semua keluarga penghuni rumah berhasil terselamatkan ketika api pertama kali menyambar.

Mengutip Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok Yayan Ariyanto, kebakaran di kampung kumuh padat penduduk ini terjadi ketika salah seorang pemilik warung nasi di bedeng itu menanak nasi. Angin yang kencang meniupkan api dari kompor sehingga menyambar ke segala penjuru. Dengan cepat bangunan rumah bedeng yang kebanyakan berbahan dasar tripleks dan papan kayu tak sanggup menghentikan kobaran api, justru makin membuat api bertambah liar sambarannya. Selain bangunan rumah, nyaris seluruh barang berharga milik warga tak ada yang terselamatkan.
Rangkulan Hangat Usai Padam Kobaran Api di Kampung Lio

Hendra salah seorang relawan dari karang taruna RW. 19 mengatakan, “api mulai menyala siang hari tadi sekitar jam 12.30an. Bermula dari ledakan entah dari gas elpiji atau kompor yang menyambar dan kemudian muncul kepulan asap. Ngga lama, api mulai muncul dan menjalar rumah lain. Kurang lebih sekitar 60 bedeng rumah terbakar habis. Sejak malam tadi warga tinggal di tenda pengungsian dan musala.

Mendapat informasi kebakaran hebat di tengah Kota Depok, tim Disaster Emergency Response and Relief Management (DERM) – ACT langsung merespons cepat menjangkau lokasi kejadian. Semalam suntuk, Tim DERM menyapa dan merangkul mereka ratusan korban kebakaran Kampung Lio. Sekilas membaca wajah sendu mereka, ada kekhawatiran yang mendalam tentang masa depan tanpa rumah dan harta sama sekali. “Semua habis terbakar, harus mulai dari mana lagi?” ucap seorang lelaki paruh baya di tapian jalan Kampung Lio sembari duduk terdiam.

“Setelah dapat info kebakaran kampung Lio, kami langsung melakukan rapid assesment untuk menentukan tindakan apa saja yang harus kita lakukan demi meringankan beban korban kebakaran. Alhamdulillah, setelah hasil assesment kami dapatkan, kami langsung mendata aksi apa saja yang urgen untuk segera kita lakukan. Selagi mempersiapkan kebutuhan aksi, kami kirimkan juga bantuan logistik untuk memenuhi kebutuhan dasar sementara para korban, diantaranya berupa pakaian layak pakai, biskuit, air mineral, kebutuhan kebersihan diri, pampers, dan kain sarung,” urai Lukman Solehuddin, leader tim DERM untuk respons kebakaran Kampung Lio.

Malam tadi, walau bau hangus masih menyeruak. Ramai di Kampung Lio menghangatkan dingin malam. Tim DERM – ACT dan Karang Taruna RW 19 Kampung Lio ikut berjibaku memenuhi kebutuhan mendesak.

“Kami dari karang taruna berinisiatif juga membuat kenclengan di jalan untuk membantu meringankan korban kebakaran, Alhamdulillah terkumpul sekitar satu juta lebih, dan kami belikan bahan bahan makanan untuk dimasak,” kata Hendra berkisah

Namun, Hendra menambahkan, banyaknya jumlah pengungsi membuat semua kebutuhan tak tercukupi. “Stok bahan hanya cukup untuk satu kali makan saja. Kami harap ada banyak bantuan lain yang bisa menyokong untuk biaya dapur umum, makanan bayi, air minum, tikar, selimut, dan perlengkapan sekolah. []

Penulis: Shulhan Syamsur Rijal & Lukman Solehuddin, DERM - ACT

Ayo Berpartisipasi



0
2.1K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan