TANGERANG SELATAN – “Ibu-ibu, sabar ya. Nanti dipanggil satu-satu, untuk ambil paket makanan bergizinya...” seru ibu Rohanna, salah satu kader Posyandu Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan, Rabu pagi (10/8). Permintaan itu dijawab serentak 35 orang ibu yang datang bersama anak balitanya dari pinggiran Kampung Pondok Cabe Ilir itu,” Yaaa, siaaap!”

Para ibu bisa tertib, tapi apa anak-anaknya bisa? Beberapa anak sudah mulai bosan duduk-duduk usai disuguhi makanan sup kaya gizi dengan menu daging ayam, telur dan tempe. Sebagian mulai menangis, merengek minta pulang. Ibu Rohanna pun mengambil kebijakan. “Yang anaknya mulai rewel, boleh maju duluuu...” teriaknya. Sontak semua ibu, 35 orang, berdiri dan minta duluan dapat paket makanan bergizi. Semua beralasan,” Anak saya rewel kalau kelamaan.” Ibu Rohanna pun cuma bisa geleng-geleng kepala. “ Kalau begini caranya, saya tetap panggil satu-satu!” tegas Ibu Rohanna mencabut kebijakannya.

Suasana memang riuh. Namanya juga dihadiri ibu-ibu dan anak-anak balita. Namun gelar layanan Bengkel Gizi Terpadu (BeGiTu) dari Direktorat Social Development Aksi Cepat Tanggap (Sosdev-ACT) terasa bermakna lantaran diikuti secara antusias oleh ibu-ibu yang menyadari anaknya membutuhkan asupan gizi yang memadai. Berdasarkan informasi yang diperoleh kader Posyandu setempat, yang mengundang mereka, BeGiTu dari ACT akan membagi makanan bergizi, seperti susu, daging, telur, kacang hijau, dan lain-lain. Makanan terdiri dari makanan matang, yakni sup, ayam goreng, dan tempe yang dimakan di tempat, peserta yang diundang BeGiTu juga mendapat bahan makanan mentah untuk diolah sendiri di rumah, seperti telur, kacang hijau, dan lain-lain.

“Ibu-ibu yang kami undang ke layanan Bengkel Gizi Terpadu adalah yang anak balita mereka terindikasi mengalami gejala kurang gizi atau bawah garis merah (BGM) – istilah untuk berat dan tinggi badan balita yang kurang atau tidak ideal. Mereka secara teratur nantinya akan mengikuti program yang kami tawarkan. Seperti setiap dua pekan sekali, mereka harus datang untuk diperiksakan perkembangan kesehatan balita mereka,” ujar Nur Jannatun Naim, dari Sosdev-ACT.

Selain mendapatkan paket makanan bergizi, ibu-ibu peserta BeGiTu juga diperkenalkan makanan iradiasi, yakni makanan yang diawetkan dengan teknologi iradiasi. Kendati melalui proses penyinaran radioaktif, makanan tetap dalam kondisi aman, tetap enak rasanya, dan sudah tentu gizinya terjaga.

“Makanan iradiasi akan awet dengan masa kadaluarsa yang jauh lebih lama, yakni 18 bulan, dibandingkan dengan teknologi pengawetan makanan yang sudah ada. Dan yang penting diketahui juga, makanan radiasi ini sangat aman bagi kesehatan, serta rasa, aroma dan gizinya tetap terjaga,” ujar Nur, sapaan akrabnya.[]

Penulis: ApikoJM