- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[KOMBAT MERDEKA] Kisah Perjuangan Cah Kediri


TS
benzia
[KOMBAT MERDEKA] Kisah Perjuangan Cah Kediri
Quote:
Quote:
![[KOMBAT MERDEKA] Kisah Perjuangan Cah Kediri](https://s.kaskus.id/images/2016/08/09/8391241_20160809063255.jpg)
Quote:
Untuk memperingati hari kemerdekaan NKRI yg ke-71, serta untuk memeriahkan kompetisi thread yang diselenggarakan oleh Kaskus dengan tema KOMBAT MERDEKA, kali ini aku coba ikut share pengetahuan ane tentang perjuangan masyarakat Kota Kediri di masa perjuangan kemerdekaan dahulu.
Quote:
Quote:
1) Patung Mayor Bismo (Syodancho Bismo)
Quote:
Quote:
Mayor Bismo (Syodancho Bismo) adalah Pahlawan Nasional asal Kota Kediri. Beliau bersama-sama tokoh Gerakan Pemuda yang dengan penuh semangat, penuh kesadaran disertai keberanian bertekad mengambil alih kekuasaan pemerintah dari tangan Jepang. Pertemuan besar-besaran dikalangan tokoh masyarakat Kediri dengan pemuda bertempat di Perguruan Taman Siswa (Jl. Pemuda No. 16 kediri). Sikap yang tidak ragu-ragu diteruskan dengan pertemuan yang dihadiri oleh perwakilan tokoh masyarakat, pejabat-pejabat dan exponen bersenjata di Gedung Nasional Indonesia (GNI).
Mayor Bismo mengawali masuk dan membimbing Fuko Cho Kan Alm. Abdul Rochim Pratolikrama dan ditengah-tengah gelora massa mengumumkan kesediaanya berdiri dibelakang Pemerintah RI dan mengangkat diri sebagai Resident RI Daerah RI. Massa Rakyat dengan pimpinan Mayor Bismo dengan disertai teriakan “Merdeka-Merdeka-Merdeka” menyerang markas Ken Pe Tai (Jl. Brawijaya 27), kemudian dilangsungkan perundingan. Sebagai hasil perundingan, Jepang menurunkan benderanya dan diganti bendera Merah Putih.
Monumen Mayor Bismo sendiri juga dihiasi dengan relief gambar berisi sejarah melucuti tentara Jepang dan mengusir Belanda di Kediri. Bangunan monumen Mayor Bismo diresmikan Pangdam VIII Brawijaya Mayjen Widjojo Soejono pada 17 Desember 1974.
Monumen ini diabadikan kepada generasi yang akan datang sebagai pewaris nilai perjuangan 1945. Ikut menandatangani prasasti peresmian Wali Kota Kediri Drs Soedarmanto dan Bupati Kediri Letkol Siswo Harjoko.
Sayangnya Bangunan monumen patung Mayor Bismo di tengah Alun-alun Kota Kediri, Jawa Timur merana tanpa perawatan yang memadai. Di sejumlah dinding tembok malahan penuh coretan tangan-tangan jahil.
Mayor Bismo mengawali masuk dan membimbing Fuko Cho Kan Alm. Abdul Rochim Pratolikrama dan ditengah-tengah gelora massa mengumumkan kesediaanya berdiri dibelakang Pemerintah RI dan mengangkat diri sebagai Resident RI Daerah RI. Massa Rakyat dengan pimpinan Mayor Bismo dengan disertai teriakan “Merdeka-Merdeka-Merdeka” menyerang markas Ken Pe Tai (Jl. Brawijaya 27), kemudian dilangsungkan perundingan. Sebagai hasil perundingan, Jepang menurunkan benderanya dan diganti bendera Merah Putih.
Monumen Mayor Bismo sendiri juga dihiasi dengan relief gambar berisi sejarah melucuti tentara Jepang dan mengusir Belanda di Kediri. Bangunan monumen Mayor Bismo diresmikan Pangdam VIII Brawijaya Mayjen Widjojo Soejono pada 17 Desember 1974.
Monumen ini diabadikan kepada generasi yang akan datang sebagai pewaris nilai perjuangan 1945. Ikut menandatangani prasasti peresmian Wali Kota Kediri Drs Soedarmanto dan Bupati Kediri Letkol Siswo Harjoko.
Sayangnya Bangunan monumen patung Mayor Bismo di tengah Alun-alun Kota Kediri, Jawa Timur merana tanpa perawatan yang memadai. Di sejumlah dinding tembok malahan penuh coretan tangan-tangan jahil.

Quote:
Quote:
2) Monumen Kediri Syu
Quote:
![[KOMBAT MERDEKA] Kisah Perjuangan Cah Kediri](https://s.kaskus.id/images/2016/08/10/6447266_20160810094436.jpg)
Quote:
Monumen Kediri Syu berada di sebuah bundaran kecil di Jl. Jaksa Agung Soeprapto, Kediri, Jawa Timur, di depan bekas Rumah Dinas Residen Kediri yang kami kunjungi beberapa saat sebelumnya. Monumen Kediri Syu berupa sebuah patung pria berukuran besar yang mengenakan seragam model tentara Jepang.
Seekor burung garuda dengan sayap terkembang bertengger tidak jauh di atas pria berseragam itu. Syu adalah merupakan bentuk pemerintahan tertinggi di Jawa setingkat karesidenan yang digunakan semasa pendudukan balatentara Jepang di Indonesia, dan selama berlangsungnya Perang Pasifik.
Mungkin saja saya tidak menemukannya, namun sebuah prasasti perlu dibuat di sekitar Monumen Kediri Syu ini, yang memuat tulisan berisi riwayat singkat Kediri Syu. Tulisan pada monumen hanya memberi petunjuk bahwa Kediri Syu yang terdiri dari Daidan I di Tulungagung, Daidan II di Blitar, dan Daidan III di Kediri.
Monumen Kediri Syu. Patung pria yang mengenakan seragam PETA (Pembela Tanah Air) berwarna kuning keemasan itu berdiri tegak dan gagah, dengan pestol di pinggang dan dengan tangan kanan mengembang ke samping memegang sebilah keris lekuk tiga yang terhunus miring di depan dada.
Monumen Kediri Syu ini tampaknya memang dibuat untuk mengenang keberadaan dan jasa-jasa pasukan Pembela Tanah Air (PETA) yang berada di wilayah Karesidenan Kediri baik di jaman Jepang dan terutama pada saat revolusi fisik masih berlangsung. Harus diakui bahwa latihan militer yang diberikan Jepang menjadi pengalaman berharga buat para pejuang.
Di latar belakang adalah Gereja Merah (Gereja Protestan Barat) Kediri, sebuah Benda Cagar Budaya Kota Kediri. Nama asli bangunan ini adalah “Kerkeeraad Der Protestanche Te” Kediri, yang dibangun oleh Pendeta JA Broers pada 1904. Gereja ini menyimpan kitab injil berbahasa Belanda yang dicetak pada tahun 1867.
Seekor burung garuda dengan sayap terkembang bertengger tidak jauh di atas pria berseragam itu. Syu adalah merupakan bentuk pemerintahan tertinggi di Jawa setingkat karesidenan yang digunakan semasa pendudukan balatentara Jepang di Indonesia, dan selama berlangsungnya Perang Pasifik.
Mungkin saja saya tidak menemukannya, namun sebuah prasasti perlu dibuat di sekitar Monumen Kediri Syu ini, yang memuat tulisan berisi riwayat singkat Kediri Syu. Tulisan pada monumen hanya memberi petunjuk bahwa Kediri Syu yang terdiri dari Daidan I di Tulungagung, Daidan II di Blitar, dan Daidan III di Kediri.
Monumen Kediri Syu. Patung pria yang mengenakan seragam PETA (Pembela Tanah Air) berwarna kuning keemasan itu berdiri tegak dan gagah, dengan pestol di pinggang dan dengan tangan kanan mengembang ke samping memegang sebilah keris lekuk tiga yang terhunus miring di depan dada.
Monumen Kediri Syu ini tampaknya memang dibuat untuk mengenang keberadaan dan jasa-jasa pasukan Pembela Tanah Air (PETA) yang berada di wilayah Karesidenan Kediri baik di jaman Jepang dan terutama pada saat revolusi fisik masih berlangsung. Harus diakui bahwa latihan militer yang diberikan Jepang menjadi pengalaman berharga buat para pejuang.
Di latar belakang adalah Gereja Merah (Gereja Protestan Barat) Kediri, sebuah Benda Cagar Budaya Kota Kediri. Nama asli bangunan ini adalah “Kerkeeraad Der Protestanche Te” Kediri, yang dibangun oleh Pendeta JA Broers pada 1904. Gereja ini menyimpan kitab injil berbahasa Belanda yang dicetak pada tahun 1867.
Spoiler for TAMBAHAN SEJARAH JEMBATAN LAMA:
Quote:
Quote:
3) Jembatan Lama Kota Kediri
Quote:
![[KOMBAT MERDEKA] Kisah Perjuangan Cah Kediri](https://s.kaskus.id/images/2016/08/10/6447266_20160810094821.jpg)
Quote:
Sebagai penghubung wilayah barat dan timur Kota Kediri jembatan ini sangat diperlukan. Sebab hanya jembatan ini lah yang sebagai penghubung wilayah Madiun dan Surabaya sejak dioperasikan dan digunakan sebagai jembatan "Groote Postweg" (jalan raya) oleh Kolonial Belanda pada 18 Maret 1869.
Jembatan ini menggunakan konstruksi besi yang dibangun di atas tiang sekrup yang dipasang di dalam sungai. Jembatan di atas Kali Brantas di Kediri adalah jembatan besi yang pertama di Jawa dan dianggap sebagai adikarya zamannya oleh seorang insinyur bernama Sytze Westerbaan Muurling
Lalu siapa sebenarnya Sytze Westerbaan Muurling ini yang juga mendapat julukan sebagai chief engineer di massanya? Sytze Westerban lahir di Belanda pada 29 November 1836, meninggal dunia. 17 Oktober 1876 di Batavia. Dia adalah anak dari Dr W. Muurling seorang pendeta dan juga seorang profesor teologi.
Jembatan Brantas Lama itu adalah salah satu saksi sejarah perjuangan menuju kemerdekaan di Kediri dan sekitarnya. Jembatan itulah tempat pertama yang diserbu tentara Jepang selum menguasi seantero Kota Kediri. Penyerbuan itu terjadi pada 5 Maret 1945. Dan sejak itu Jepang menancapkan kekuasaannya di Kediri, dan Indonesia pada umumnya. Ketika Jepang menyerah pada Pemerintah Sekutu, Jembatan Lama ini menjadi satu-satunya jalur tranportasi paling vital bagi Belanda saat Agresi Militer kedua. Bahkan di jembatan ini pula pasukan Belanda mendaratkan panser dan tentaranya, sebelum akhirnya melucuti senjatan tentara Jepang.
Ada dua sebab yang melandasi sahnya kekuasaan Jepang di Kediri. Pertama, penyerahan kekuasaan Belanda kepada Jepang di Kalijati, dan kedua adalah dikeluarkannya Undang-uandang Nomor 1 oleh Jepang. Dalam pasal 1 UU itu disebutkan, bala tentara Jepang melangsungkan pemerintahan militer untuk sementara waktu di daerah yang ditempatinya. Dengan landasan itu, dan diperkuat perangkat militer yang jauh lebih lengkap dan modern, Jepang pun membangun tempat-tempat penting bagi pemerintahannya. Salah satunya adalah dengan menjadikan gedung bergaya benteng di sisi barat jembatan yang sudah ada sebelumnya sebagai gudang mitraliur. Gedung yang dibangun Belanda tahun 1850 itu di setiap sudutnya dibangun pos pertahanan untuk mengawasi kesibukan lalu lintas di jembatan dan Sungai Brantas yang waktu itu berfungsi juga sebagai transportasi air.
Jembatan ini menggunakan konstruksi besi yang dibangun di atas tiang sekrup yang dipasang di dalam sungai. Jembatan di atas Kali Brantas di Kediri adalah jembatan besi yang pertama di Jawa dan dianggap sebagai adikarya zamannya oleh seorang insinyur bernama Sytze Westerbaan Muurling
Lalu siapa sebenarnya Sytze Westerbaan Muurling ini yang juga mendapat julukan sebagai chief engineer di massanya? Sytze Westerban lahir di Belanda pada 29 November 1836, meninggal dunia. 17 Oktober 1876 di Batavia. Dia adalah anak dari Dr W. Muurling seorang pendeta dan juga seorang profesor teologi.
Jembatan Brantas Lama itu adalah salah satu saksi sejarah perjuangan menuju kemerdekaan di Kediri dan sekitarnya. Jembatan itulah tempat pertama yang diserbu tentara Jepang selum menguasi seantero Kota Kediri. Penyerbuan itu terjadi pada 5 Maret 1945. Dan sejak itu Jepang menancapkan kekuasaannya di Kediri, dan Indonesia pada umumnya. Ketika Jepang menyerah pada Pemerintah Sekutu, Jembatan Lama ini menjadi satu-satunya jalur tranportasi paling vital bagi Belanda saat Agresi Militer kedua. Bahkan di jembatan ini pula pasukan Belanda mendaratkan panser dan tentaranya, sebelum akhirnya melucuti senjatan tentara Jepang.
Ada dua sebab yang melandasi sahnya kekuasaan Jepang di Kediri. Pertama, penyerahan kekuasaan Belanda kepada Jepang di Kalijati, dan kedua adalah dikeluarkannya Undang-uandang Nomor 1 oleh Jepang. Dalam pasal 1 UU itu disebutkan, bala tentara Jepang melangsungkan pemerintahan militer untuk sementara waktu di daerah yang ditempatinya. Dengan landasan itu, dan diperkuat perangkat militer yang jauh lebih lengkap dan modern, Jepang pun membangun tempat-tempat penting bagi pemerintahannya. Salah satunya adalah dengan menjadikan gedung bergaya benteng di sisi barat jembatan yang sudah ada sebelumnya sebagai gudang mitraliur. Gedung yang dibangun Belanda tahun 1850 itu di setiap sudutnya dibangun pos pertahanan untuk mengawasi kesibukan lalu lintas di jembatan dan Sungai Brantas yang waktu itu berfungsi juga sebagai transportasi air.
Diubah oleh Kaskus Support 15 10-08-2016 22:41


swiitdebby memberi reputasi
1
7K
Kutip
40
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan