Selamat datang di trit kombat ane. Udah lama ya nggak bikin trit di forum tercinta ini. :kangen

Kali ini ane mau share secuil cerita sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan di kota ane, yaitu Nganjuk, Jawa Timur. Kawan-kawan pasti tahu Nganjuk kan? Jangan bilang kalo belum tahu ya. :gaasik

Gan, ternyata Nganjuk pernah dilewati Jenderal Soedirman lho, ketika melakukan perang Gerilya melawan Belanda pada tahun 1949. Berikut sedikit kisah yang dapat ane ceritakan, berdasarkan cerita dan pengalaman kakek ane.

Ketika meletus perang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949, Jenderal Soedirman melakukan perang secara gerilya. Mulai dari Jawa Tengah, Jogja, dan Jawa Timur pernah disinggahi oleh beliau. Jenderal Soedirman juga melintasi daerah di kabupaten Nganjuk, yaitu di Desa Bajulan Kecamatan Loceret. Beliau singgah disana selama 9 hari. Setelah singgah di Bajulan, beliau melanjutkan kembali perjalanan gerilyanya ke wilayah Kediri.

Selama 9 hari di desa Bajulan, beliau bertemu dengan masyarakat di desa tersebut, termasuk kakek ane. Dengan keadaan yang masih ditandu karena menderita sakit paru-paru, Jenderal Soedirman melakukan pertemuan-pertemuan atau rapat mengenai strategi perang berikutnya. Berdasarkan saran dari beberapa warga desa dan prajurit Jenderal Soedirman sendiri, beliau akhirnya memutuskan melanjutkan perjalanan ke arah timur, yaitu menuju ke wilayah Kediri. Rute gerilya inilah yang akhirnya terkenal dan paling populer di Jawa Timur hingga sekarang.

Untuk mengenang sejarah ini, di lokasi tersebut dibangun sebuah monumen yang diberi nama Monumen Jenderal Soedirman. 3 km dari monumen tersebut, ke arah selatan terdapat padepokan yang sekarang dijadikan museum, juga tempat berwudlu, tempat perundingan, serta tempat shalat yang pernah dipakai Jenderal Soedirman selama tinggal di desa Bajulan.

Bahkan, sekarang rute gerilya di desa Bajulan tersebut menjadi salah satu rute napak tilas paling populer di Jawa Timur, dimana rute dari Bajulan ke Kediri sejauh 45 KM tersebut dijadikan rute napak tilas yang acaranya dilakukan setiap tahun. Ane pernah 2 kali mengikuti kegiatan tersebut. Banyak sekali pengalaman yang ane dapat, diantaranya merasakan pengalaman berjalan kaki menelusuri rute gerilya tersebut, dan merasakan bagaimana beratnya medan dilapangan.

Sekian secuil kisah yang ane punya mengenai salah satu sejarah perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia di sekitar rumah ane. Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam cerita ini, karena ane juga dapat kisah ini dari kakek ane yang dulu pernah bertemu beliau di desa Bajulan.
Jangan lupa komeng dan rate-nya ya gan.