JAKARTA - Momentum ibadah kurban sebentar lagi akan menyapa. Usai tuntas menunaikan Ramadhan nan syahdu beberapa bulan lalu, riuh perayaan kurban menjadi momen kedua yang paling ditunggu. Romantisme mengurai senyum dan berbagi gizi daging kurban sampai pelosok itu tak sabar untuk segera ditunaikan. Idul kurban pun mengurai makna yang universal, di zaman ketika lintasan komunikasi tak lagi berbentur jarak dan waktu, pelaksanaan kurban harusnya mampu mewujudkan pemerataan gizi hingga ke pelosok negeri, bahkan melewati batas-batas negara yang bergelut dalam konflik. Mungkinkah negeri ini mampu mewujudkan manfaat hewan kurban seluas itu?

Makin mendekat menuju pelaksanaan kurban tahun 2016, amanah untuk menunaikan kurban sampai ke pelosok negeri sudah siap tersaji. Global Qurban berkomitmen untuk menjaga amanah itu betul-betul tersampaikan sampai ke pelosok negeri, bahkan lebih jauh lagi menyapa mereka di balik gerbang negeri lain yang sedang bergelut konflik, bencana alam, dan rawan pangan.

Mengusung tema “Semua Bahagia Berkurban”, Global Qurban pun menyajikan kemudahan siapa pun untuk berkurban lewat berbagai macam jalur transaksi. Satu jejaring transaksi kemitraan Global Qurban yang paling memudahkan sudah terwujud lewat kerja sama Global Qurban dengan Carrefour Indonesia. Jejaring Carrefour yang tersebar meluas di kota-kota besar di Indonesia makin memudahkan siapa pun terkoneksi untuk mewujudkan kurbannya dengan Global Qurban. Carrefour Indonesia atau PT. Trans Retail Indonesia sudah menebarkan jejaring ritelnya sampai berjumlah 87 gerai di seluruh Indonesia.

Presiden Global Qurban (GQ) ACT, Ibnu Khajar menjelaskan, sinergi GQ dengan Carrefour memasuki tahun keempat dan terus menunjukkan peningkatan. "Meskipun program ini memuat aktivitas transaksional, sejatinya kami tidak 'menjual' semata-mata memburu profit. Kami berikhtiar melipatgandakan benefit. Karena itu, harga seekor hewan kurban dari GQ-ACT dengan pola manajemen pengadaan yang memberdayakan peternak kecil di sejumlah daerah pelosok, tidak saja menjadikan harga seekor ternak setara kambing terus menurun harganya, tapi di sisi lain maslahatnya pun insyaAllah meningkat," jelas Ibnu.

Ibnu menambahkan, dari sekian banyak manfaat yang tersaji oleh Global Qurban, ada garis besar benefit yang paling dirasa jika berkurban bersama GQ - ACT. "Pertama, sebaran diupayakan bisa di semua provinsi. Kedua, penerima manfaat kurban juga di wilayah-wilayah pengungsian dan krisis kemanusiaan di mancanegara. Ketiga, di setiap kemitraan pengadaan, kami upayakan terjadi perbaikan ekonomi dimulai dari para peternaknya, disusul multiplier effect ke beneficiaries lainnya. Dengan pendekatan pemberdayaan, benefit kurban bersama GQ tidak saja soal membagi daging kurban, tapi juga menaikkan kelas sosial para penerima manfaat," papar Ibnu Khajar.

Selain itu, tambah Ibnu, jika makin banyak yang berkurban, makin bervariasi program pemberdayaan yang bisa lahir dari aktivitas kurban. Karena itu kami berani menantang diri dengan menjual kurban progresif, semakin awal anda membeli hewan kurban, harga semakin murah. Bahkan pekurban bisa membeli kurban sekaligus untuk dua tiga tahun ke depan sekaligus.

“Benefitnya, jelas, harga makin murah dan dana awal anda akan menggerakan social enterprise peternakan baik di Indonesia, saat ini kami kembangkan di Blora (Jateng), Tasikmalaya (Jabar) dan Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta). Kalau pekurban jumlahnya melesat sampai 100 ribu, insyaAllah ada banyak daerah akan menikmati program pemberdayaan berbasis peternakan rakyat.

Nantinya, usai menunaikan amanah kurban sampai ke pelosok negeri, menembus daerah dan negeri berkonflik, report implementasi pun tetap menjadi bagian layanan kami bagi pekurban. Global Qurban akan menyapa kembali pekurban dan pelanggan setia Carrefour dengan rangkaian laporan implementasi yang lengkap. Mulai dari sajian foto, video, sampai ulasan kisah merangkai kemanusiaan hingga ujung-ujung negeri. Semua bahagia berkurban, Global Qurban mudah ditunaikan, harga lebih hemat, jangkauan luas dan tepat manfaat, lebih jauh lagi mengawal pemberdayaan berkelanjutan. []

Penulis: Shulhan Syamsur Rijal