harlissyamAvatar border
TS
harlissyam
Sekolah Satu Atap Bisa Menjadi Solusi Kendala Aksesibilitas

Swara Pendidikan.co.id (Sawangan, Depok) – Sekolah satu atap bukanlah wacana baru dan juga bukan wacana usang, akan tetapi model sekolah satu atap dalam konteks perkotaan merupakan adaptasi dari perkembangan sosio kultur masyarakat setempat. Hal itu sangat berkaitan dengan kota Depok dimana kondisi keterbatasan lahan yang strategis sesuai kebutuhan sekolah sangatlah tidak mudah didapat, demikian dikatakan pembina Masyarakat Pemerhati Peduli Pendidikan Indonesia (MP3I) Eman Sutriadi usai memberikan pengarahan kepada beberapa jaringan mahasiswa yang tergabung dalam gerakan relawan peduli pendidikan di sekretariat bersama di bilangan Sawangan, Selasa (26/7/2016).

Aspek lain yang mendesak, sambung dia, jumlah peningkatan penduduk pertahunnya sulit diprediksi dari tingkat kelahiran dan kehadiran masyarakat urban. Itu sebabnya kebijakan pemerintah kota Depok melalui Dinas Pendidikan mencoba mengadopsi dan menerapkan model sekolah satu atap sejak 2 tahun lalu.

“Dan itu sudah melalui kajian mendalam sebelum kebijakan tersebut digulirkan,” tandasnya.

Dia juga menyebutkan beberapa sekolah yang menjadi percontohan sekolah satu atap, antara lain SMPN 9, SMAN 12, dan SMPN 22. Termasuk sekolah pagi dan petang seperti SMPN 1 dengan SMPN 20, SMPN 5 dengan SMPN 26 yang dalam perkembangannya kini sekolah-sekolah itu begitu pesat perkembangan. kata Eman Sutriadi.

Diakui Eman, sekolah satu atap memiliki multi manfaat diantaranya, mengoptimalkan lahan yang ada, mempermudah akses siswa ke jenjang selanjutnya, juga efisiensi anggaran.

“Terobosan ini merupakan inovasi yang sudah dilakukan Dinas Pendidikan selama dua tahun dan harus kita apresiasi dan perlu dukungan pihak Legislatif secara lebih konkret,” tandasnya.

Pembina MP3I itu juga menepis kekhawatiran akan mengganggu kepentingan sekolah swasta akibat tumbuhnya sekolah satu atap.
“Pengelola sekolah swasta tidak perlu khawatir, sebab jika sekolah swasta terus meningkatkan mutu sekolah, masyarakat tentu akan menilai mana yang bermutu dan tidak. Orang tua siswa didik juga tidak ragu ketika menyekolahkan putra-putrinya di sekolah-sekolah swasta,” kata Eman.

Eman Sutriadi juga mendukung rencana pemerintah kota Depok memberikan bantuan dari anggaran kota untuk menyalurkan siswa kalangan kurang mampu ke sekolah swasta meski tidak sepenuhnya biaya tersebut ditanggung penuh oleh pemerintah kota. Itu pun jika orangtuanya mau dan pihak swasta juga tidak berkeberatan.

Eman yang sering memberikan motivasi dibeberapa sekolah negeri dan swasta diwilayah Jabodetabek berharap kepada pengelola sekolah swasta untuk bersinergi dan tidak merasa dianak tirikan, sebab kebijakan yang selama ini digulirkan pemerintah tidak ada dikotomis secara spirit antara Sekolah Negeri dan Swasta, tetapi lebih pada bagaimana upaya meningkat mutu pendidikan yang berdampak pada sumber daya manusia dan mengurangi angka siswa putus sekolah.

Kedepan Pembina MP3I itu berharap sekolah satu atap dapat didukung penuh stake holder dan seluruh elemen masyarakat sehingga nilai – nilai pendidikan dapat lebih diutamakan yang berdampak bagi kemajuan kota Depok. Semoga (Gus/ Syah)

http://swarapendidikan.co.id/eman-su...aksesibilitas/
Diubah oleh harlissyam 07-08-2016 06:35
0
786
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan