Kaskus

Entertainment

dps.anakmagangAvatar border
TS
dps.anakmagang
Layanan BPJS Kesehatan, Gregetnya Sampai UBUN-UBUN!! (Kartu Indonesia Sehat Inside)
Layanan BPJS Kesehatan, Gregetnya Sampai UBUN-UBUN!! (Kartu Indonesia Sehat Inside)

Halo agan-agan kaskuser se-alam dunia, jumpa lagi sama ane di trit yang insya alloh kali ini jelas. amin.
Kebetulan ane barusan baca trit info forum ada event
Meet The Expert #BPJSKesehatanMudah

Perkenankan ane buat bikin trit tentang pengalaman ane terhadap BPJS Kesehatan. Mudah2an kaskuser bijak disini ga bosen baca trit ane yang aga panjang ini ya gan.

Sebenernya, udah lama ane pingin ungkapin pengalaman dan perasaan ane terhadap BPJS Kesehatan sejak dulu jaman fir’aun masih dagang dodol garut emoticon-Blue Guy Peace. Tapi emang belum niat dan belum ada momen yang pas aja (secara ane sibuk suting iklan param kocok, jadi pemeran tukang ngocok, *definisi ngocok silahkan agan tentukan sendiri).

Bagi ente2yang udah berprasangka bahwa isi trit ane adalah hujatan, aksi mengecam, provokator, jelas ente perlu ruq-self (ruqyah by yourself) otak ente. Karena kaskuser bijak adalah mereka yang menelaah isi dari sebuah trit sebelum melakukan “judging” dengan komentar penuh dusta yang tiada tara *yaelah.
Seperti yang telah ane bilang di opening, kagak ada ane niatan buat mengejar materi/hadiah. Dan ane sendiri juga ga setuju kalo nyang kek gini disebut kompetisi. why? Karena endingnya bakalan pamrih (walau TS sendiri ngarep menang sih, hehe). Tapi ya ga tau juga sih itu strategi marketing buat meningkatkan good government dari instansi tersebut (dalam hal ini BPJS Kesehatan).

Ane ga memaksa agan untuk share atau nge rate 5 trit ini, tapi jika sekiranya trit ini pantas untuk di share dan di rate 5, ane mengharapkan keikhlasan agan-agan, siapa tau bisa dijadikan contoh dan bermanfaat untuk sesama. Ane Munafik kalo ane bilang ga seneng dapet share banyak, rate 5, apalagi dapet moneynya .hehehhe!
Oke, kembali ke pembahasan (dan insya alloh review) mengenai BPJS Kesehatan. *serius dan formal mode on, copas mode off
Sesuai dengan judul thread di atas, disini saya ingin mencurahkan perasaan dan berbagi pengalaman kepada agan-agan mengenai kualitas pelayanan rawat inap via salah satu rumah sakit swasta di Kota Bandung, Santosa Hospital Bandung Kopo (sponsored by) BPJS Kesehatan.
Sebelum masuk ke bagian Review, ane ingin sampaikan beberapa penjelasan (nama hal, tempat, identitas) yang berkaitan dengan isi thread ini kedepannya.

Spoiler for 1. BPJS Kesehatan:


Spoiler for 2. Kartu Indonesia Sehat:


Spoiler for 3. Rumah Sakit Rujukan :



The story begin....
Waktu menunjukan adzan Isya, ane liat ibu ane sedari siang setelah pulang dari puskesmas masih meringkuk di kasurnya katanya sakit perut gan, kalo kata orang sunda mah “seu-eul”. Makan udah, minum obat udah, tapi sakit masih kerasa. Duh ini gimana sih. Bingung gan. Tapi alhamdulilah beliau masih bisa tidur walau sambil menahan sakit. Diagnosa Puskesmas kecamatan sementara mengatakan ibu ane mengalami gangguan pada saluran/organ pencernaan dan perlu dirujuk ke RS untuk di rontgen, dan secepatnya harus dibawa ke RS yang bisa di cover oleh BPJS Kesehatan.

Ane langsung rebahan setalah solat isya, sambil berada di kamar di samping ibu yang masih tidur. Ngaskus lah ane buka2 thread SFTH gan. Baru beberapa part baca marathon (lupa juga apa judul tritnya) waktu menunjukan pukul 10, ibu ane bangun dan terlihat air mata mengucur di pipi, menahan sakit yang mungkin sudah ga tertahankan lagi. Bapak ane kebetulan ga ada dirumah gan, kerja jadi penjaga pertamini jualan pertalite di kota bandung, pulangnya seminggu sekali.

Jadi gini, ane tinggal di daerah Kab. Bandung, fasilitas kesehatan masih kurang dan kondisi ekonomi memaksa kami bekerja keras dan otomatis masalah penyakit sering menghampiri. pengalaman sebelumnya biasanya, rumah sakit di daerah ane udah penuh gan yg kelas 3, dan jelas pelayanan jauh dari harapan. (pengalaman ane waktu rawat inap akibat typus, bukannya menjelekkan, tapi memang fakta bahwa ruangan kelas 3 adalah ruangan 10x5m di huni oleh 6 pasien dan Cuma 1 toilet tersedia). walau jarak rumah ane sama rumah sakit daerah Cuma 8 km tapi ane putuskan buat bawa ibu ane ke RS Santosa Kopo yang jaraknya 18 km.

Dalam hal ini adalah ane masih berprasangka buruk terhadap KIS dan RS Swasta yang mahal, tapi kualitas pelayanan ane utamakan, kasian juga liat ibu ane meringis memegangi perutnya akibat luka pada lambung yang menjalar dan mengakibatkan pucatnya muka. (disini ane beneran kasian gan dan bingung, karena belum ada pengalaman ke RS mewah gan). Tanpa banyak bacot encang encing, ane langsung bawa ibu ane naek motor (waktu itu malam udah larut, jam 11 lebih kalo ga salah) yang sebelumnya udah ane siapin dokumen catatan sipil yang penting, pasangin kaos kaki dan baju hangat 2 rangkap, kerudung dan celana training juga 2 rangkap biar ga masuk angin.

Sebenernya ga tega juga gan bawa orang sakit naek motor, tapi mau gimana lagi, ane tinggal di perkampungan, kagak ada yang punya mobil, kerja Cuma jadi operator warnet dengan gaji cukup buat ukuran bujangan lajang (males ane nyebut diri sendiri jomblo) eh tapi ada lebih buat nabung2 kalo-kalo ada kejadian ga terduga kaya gini (masuk rumah atit).

Ane tanya ibu ane “gimana bu, kuat ga kalo dibonceng naek motor” yang kemudian dijawab oleh anggukan sambil menahan rasa sakit perutnya. Langsung lah ane pacu motor dengan kecepatan sedang (meminimalisir guncangan yang menyebabkan nyeri pada perut). Ga ada perasaan tenang gan, perasaan was-was dan takut yang menyelimuti ane saat itu.
30 menit kemudian (yg biasanya ditempuh dengan waktu 1 jam kalo macet) ane sampai di gerbang IGD RS Santosa Kopo, dan yang bikin ane takjub adalah, disana sudah siap seorang sekuriti dengan membawa kursi roda menghampiri ane, menyapa lalu membopong ibu ane segera memposisikannya di kursi roda tersebut.
Ane dipersilahakan ke basement parkir motor dan dengan tergesa-gesa naik lift ke lantai satu bagian pendaftaran. Ketakjuban Ane berlangsung terus menerus, yaitu ketika disambut oleh costumer service dan di bimbing untuk mengikuti prosedur pengisian form, walaupun keadaan ramai, tapi ruang tunggu dan tempat pengisian formulir sangat nyaman dan memadai (dalam hal ini jumlah dan keadaan kursi, AC, dan keramahan dari CS RS Santosa yang tidak memandang ane dari golongan umum atau BPJS Kesehatan pengguna KIS).
Ane isi-lah semua identitas dan keterengan tentang ane dan ibu ane gan, dan ane mengisi dalam keadaan tenang, kenapa? Karena ibu ane udah masuk ruangan tindakan dan segera mendapatkan perawatan tanpa embel-embel musti nyelesein masalah administrasi.

30 menit kemudian ane dipanggil buat menentukan ruangan kelas 3 mana yang dapat ditempati oleh ibu ane. (awalnya ane sedih soalnya ane kira bisa pulang pagi hari itu juga) tapi setelah ane bertanya masalah biaya, ketakjuban ane selanjutnya adalah bahwa semua biaya rawat inap termasuk sewa kamar, makan pasien, obat (kecuali yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan) adalah gratis hingga pasien dibolehkan pulang. Ane tercengang kek orang bego gan. Gila, rumah sakit segede ini kan buat kalangan berada, tapi memang don’t judge the book by its cover, karena covernya aja emang mana laku gan (ane kutip dari salah satu kaskuser juga) yaudin lah, ane di beri arahan ke lantai 4 ruangan kelas 3.

Dan Alhamdulillah, ruangan kelas tiga di RS bersertifikat JCI emang kagak bohong gan, lega dan full AC, dan yang terpenting tetep, colokan listrik tersedia gan. Kasur empuk plus pemandangan kota bandung langsung terhidang dari balik jendela, membungkam semua prasangka ane. BPJS Kesehatan Emang ga salah pilih nyeponsorin RS kelas Nasional kaya begini. Big thanks BPJS Kesehatan!!

Waktu pertama kali masuk ruangan, udah tersedia air bening panas+dingin, air teh manis khusus pengguan BPJS Kesehatan KIS (yang kebetulan tertera pada kertas di baki), penanganan dokter yang ge pandang bulu, keramahan suster, dokter dan semua staf dari awal kami datang hingga pulang, walaupun golongan subsidi pengguna KIS BPJS Kesehatan.

Dan singkat cerita ane datang ke bagian billing karena hari ini udah 4 hari ibu ane dirawat dan alhamdulillah diperbolehkan pulang, kondisi ibu juga udah keliatan normal (yang kemudian ane yakini bahwa pelayanan yang memuaskan bisa mempengaruhi sugesti dan kondisi psikologis seseorang dan berpengaruh pada kondisi fisik dan pikirannya).

Di bagian billing ane di instruksikan untuk melakukan perubahan pada kartu BPJS Kesehatan dengan datang ke kantor cabang BPJS Kesehatan terdekat. Ane bilang kenapa kok harus di ubah? Karena eh karena, terdapat perbedaan identitas tanggal lahir antara ktp dan kartu KIS BPJS Kesehatan. Tapi semua itu bukan masalah besar, karena sistem online sudah di revisi dan kedepannya sudah harus sesuai. ternyata rasa kemanusiaan di rumah sakit ini memang dikedepankan tanpa memandang kasta masyarakat. Bigger thanks for RS Santosa Kopo and BPJS Kesehatan!!

Skip ke hari selanjutnya, datang ke kantor BPJS Kesehatan cabang Soreang buat melakukan menyelesaikan perbedaan identitas kartu KIS BPJS Kesehatan. Dan pelayanannya pun memadai gan, ruang tunggu luas, tempat duduk empuk, full AC+TV LED 42” berlangganan (indovi*ion keknya) terpampang di beberapa titik di langit-langit ruangan. Tiba saatnya nomor antrian ane dipanggil, ane disambut oleh CS disitu, lalu mengisi formulir.
Setelah selesai masalah pengisian identitas, ane di arahkan kebagian layanan dan memberikan form yg sudah ane isi. Dan TARAAAA!!!! Kartu KIS BPJS Kesehatan baru milik ibu ane langsung jadi dalam hitungan beberapa menit gan. Ane takjub dong, ane tanya kok bisa ga ribet gini sih?? Lalu dibagian CS nya itu dijelaskan bahwa semua sudah terintegrasi secara online dan terhubung ke pusat, jadi masalah kek gitu doang mah ga perlu ribet. Intinya itu sih yang ane inget. Walaupun secara penampilan kartu nya berubah, ane tetep takjub gan dengan kemudahan yang diberikan oleh pihak BPJS Kesehatan, bener-bener ga memandang kasta masyarakat!! Biggest thanks to BPJS Kesehatan!!!

Saran dan Masukan untuk pemerintah : segera lakukan pemerataan fasilitas kesehatan di daerah terpencil, supaya terjangkau (baik secara ongkos/biaya maupun jarak) oleh masyarakat tidak mampu.

Saran dan Masukan Untuk BPJS Kesehatan : Mungkin untuk saat ini ane belum ada keluhan mengenai pelayanan, dalam hal ini ane sebagai peserta KIS, semoga apa pelayanan yang ane alami mudah-mudahan dirasakan oleh peserta KIS lain di pelosok Indonesia.Hampir lupa, sepertinya pihak BPJS Kesehatan sebagai BUMN juga perlu sosialisasi kepada masyarakat pelosok yang jauh dari kantor cabang namun dekat ke faskes (fasilitas kesehatan) seperti puskesdes dan puskesmas, karena terkadang biaya tagihan obat sebesar Rp. 10.000 pun sulit bagi mereka berpenghasilan pas-pasan untuk makan. Dengan Adanya sosialisasi tersebut, jelas mereka akan berbondong-bondong mendaftarkan diri sebagai peserta KIS.
(sekalian ane mau tanya, kalo KIS bisa daftar online ga sih?)




Oke sekian review pengalaman yang ane rasain yang berkaitan dengan BPJS Kesehatan yang bikin greget sampe ubun-ubun, semoga dapat dijadikan contoh dan bermanfaat bagi agan-agan semua.
Jika bermanfaat, klik share dan rate 5 ya gan! See you!!

0
12.7K
20
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan