Perilaku Pemilih di Jakarta Moody, Jadi Wait and See Cagub Terpilih
TS
aghilfath
Perilaku Pemilih di Jakarta Moody, Jadi Wait and See Cagub Terpilih
Spoiler for Perilaku Pemilih di Jakarta Moody, Jadi Wait and See Cagub Terpilih:
Jakarta - Pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro mengingatkan pemilihan Kepala Daerah bukan semata-mata karena selera belaka. Dunia politik yang dinamis membuat seluruh pihak tak bisa memprediksi siapa yang akan memimpin Jakarta 2017 mendatang.
"Harus dilihat pola perilaku pemilih di Jakarta. Apalagi perilaku pemilih sangat moody di Jakarta," ujar Siti dalam diskusi di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (30/7/2016).
Dia memberi contoh saat Pilkada tahun 2012. Saat itu Fauzi Bowo (Foke) disebutnya sedang berada di atas angin karena menguasai birokrasi dan jaringan masyarakat, hingga masjid, musholla dan RT/RW. Tiba-tiba Jokowi muncul, merangkak terus hingga akhirnya menang.
Saat itu pemilih yang tak gunakan hak suaranya cukup banyak, 23 hingga 30 persen. Sementara swing voter cukup tinggi.
"Jadi wait and see siapa calon yang betul-betul merepresentasikan warga Jakarta. Juga sebetulnya nanti itu di DKI dipastikan enggak ada pasangan calon perseorangan tapi parpol. Kelihatannya maksimal 3 pasangan calon," jelas Siti.
Dia juga mengingatkan kepada parpol yang belum memunculkan calonnya untuk tak menunggu terlalu lama. Siti memberi istilah jangan sampai nantinya 'masuk angin',
"Partai jangan sampai masuk angin karena terlalu lama. Kelamaan masuk angin dan ujungnya transaksional. Ujung-ujungnya calon tunggal kaya di beberapa daerah waktu itu. Kalau itu terjadi, ini jadi ironi demokrasi kita," kata Siti.
Yg lagi galau kumpul2
Spoiler for PDIP Siang ini Bertemu PKS Bahas Pilgub DKI:
Ferdinan - detikNews PDIP Siang ini Bertemu PKS Bahas Pilgub DKI
Jakarta - Pengurus PDI Perjuangan DKI Jakarta melakukan pertemuan dengan pimpinan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) siang ini. Pertemuan akan membahas persiapan parpol menghadapi Pilgub DKI tahun 2017.
"Kita ngobrol-ngobrol saja soal Pilkada," kata Wakil Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPD PDIP DKI Jakarta, Gembong Warsono saat dikonfirmasi detikcom, Sabtu (30/7/2016).
Gembong mengatakan, pertemuan ini masih akan membicarakan visi terkait Jakarta. Menurutnya belum akan dibicarakan mengenai tokoh yang akan dicalonkan menjadi gubernur atau cawagub.
"Masih menyamakan visi-misi, belum bicara orang. Jadi belum sampai tahapan figur. Kami hanya bicara persepsi tentang permasalahan Jakarta dan pola penanganannya," imbuh dia.
Pertemuan dengan PKS menurut Gembong merupakan pertemuan keempat terkait Pilgub DKI. Sebelumnya PDIP sudah lebih dulu bertemu Gerindra, PAN dan PKB.
"Ini sebagai kunjungan balasan karena beberapa waktu lalu PKS datang ke PDIP," sambungnya.
PDIP dan PKS saat ini memang belum menyodorkan nama calon untuk maju di Pilgub. Sedangkan NasDem, Hanura dan Golkar sudah menjadi pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Sementara Gerindra menunjuk Sandiaga Uno untuk berlaga di Pilgub. Namun Gerindra masih membutuhkan koalisi parpol untuk memenuhi syarat minimum mengusung calon yakni 22 kursi di DPRD DKI.
"Kami sudah punya mekanisme untuk menentukan calon yang akan kami usung," tegas Gembong.
Percaya ga percaya hasil survey menunjukkan
Spoiler for Head to Head Ahok Lawan Sandiaga Uno dari Kacamata Survei:
Head to Head Ahok Lawan Sandiaga Uno dari Kacamata Survei
Jakarta - Setelah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memastikan diri maju Pilgub DKI Jakarta melalui jalur parpol, giliran Partai Gerindra memberikan tiket ke Sandiaga Uno.
Ketum sekaligus Ketua Dewan Pembina Gerindra, Prabowo Subianto menunjuk Sandiaga untuk berada di garis terdepan sebagai penantang Ahok. Tapi Gerindra masih membutuhkan koalisi parpol karena jumlah kursinya di DPRD DKI hanya 15 kursi belum memenuhi syarat minimal 22 kursi. Sedangkan Ahok sudah bisa melaju dengan dukungan NasDem, Hanura dan Golkar.
Bila dilihat dari hasil sejumlah survei, Ahok sebagai petahana memang masih unggul jauh dibandingkan Sandiaga. Berikut head to head Ahok dan Sandiaga:
- Survei Indo Barometer
Dalam survei pada tanggal 15-21 Juli 2016 di seluruh wilayah DKI Jakarta, Ahok unggul jauh dibandingkan Sandiaga. Survei yang menggunakan multistage random sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak 800 responden dengan margin of error sekitar 3,6%.
Hasil survei menunjukkan Ahok mendapat dukungan 35 persen responden, sedangkan Sandiaga Uno 2,0 persenresponden saat ditanya pilihan dalam Pilgub DKI.
(Baca juga: Survei Indo Barometer: 35% Warga DKI Pilih Ahok, 54,9% Belum Memutuskan)
- Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
Hasil survei SMRC yang dilakukan bulan Juni 2016, menunjukkan Ahok di posisi teratas pilihan gubernur dengan elektabilitas 36,6 persen. Namun mayoritas responden yakni 54,4 persen, belum menyebutkan pilihannya saat dilakukan survei.
Setelah Ahok, ada Yusril Ihza Mahendra dengan 2,8%, Sandiaga Uno 2,1%, dan calon lain di bawah 1%.
Survei ini dilakukan pada kisaran 24-29 Juni 2016 untuk mengetahui penilaian publik terhadap para cagub DKI. Jumlah sampel acak survei ini sebanyak 820 orang, dipilih dengan metode multistage random sampling, dengan margin of error diperkirakan sebesar 3,9%.
(Baca juga: Survei SMRC: Warga DKI Tak Peduli Ahok Maju Lewat Parpol atau Independen)
- Survei Populi Center
Populi Center mensimulasikan head to head antara Ahok dengan kompetitornya di Pilgub DKI dalam survei persepsi warga DKI.
Peneliti Populi Center Nona Evita mengatakan, survei dengan wawancara tatap muka di 6 wilayah DKI Jakarta dilakukan mulai dari tanggal 10 Juni hingga 15 Juni 2016. Besaran sampel adalah 400 responden, dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling). Margin error sekitar 4,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
(Baca juga: Risma dan Yusril Jadi Lawan Terberat Buat Ahok)
Responden dalam survei diminta memilih calon sebagai gubernur dengan dua nama peserta Pilgub. Hasilnya, Ahok (59,2%) vs Tri Rismaharini (23,8%), belum memutuskan (13,2%)
Sedangkan jika nama Ahok 'diadu' dengan Sandiaga, maka Ahok dipilih oleh 60,8% responden dan Sandiaga Uno (19,2%). Ada 17,2 responden yang belum memutuskan.
- Survei Manilka Research and Consulting
Manilka Research and Consulting menyelenggarakan survei preferensi politik masyarakat DKI Jakarta menjelang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Dari hasil survei elektabilitas top of mind, posisi pertama ditempati Ahok dengan 49,3%, Ridwan Kamil (9,3%), dan Yusril Ihza Mahendra (6,8%). Di urutan keempat ada nama baru yang masuk yakni Yusuf Mansur dengan 6,5%, sedikit di atas Tri Rismaharini dengan raihan 6%.
Manilka juga melakukan survei membandingkan (head to head) kekuatan antara Ahok dengan 10 orang penantang, di antaranya Ahok 58,3% vs Sjafrie Sjamsoeddin 14,0%.
Kemudian Ahok 58,8% vs Djarot Saiful Hidayat 12,5%. Sedangkan bila disimulasikan dengan Tri Rismaharini, Ahok mendapat 49,5% dan Tri Rismaharini 34,3%.
(Baca juga: Head to head Ahok vs 10 Penantang)
Responden saat diberi dua nama Ahok dan Sandiaga, maka hasilnya Ahok 58,3%, sedangkan Sandiaga Uno 17,0%.