- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Dibanding Santoso Cs, Polisi Paling Dibenci di Poso


TS
mol1605
Dibanding Santoso Cs, Polisi Paling Dibenci di Poso

POJOKSATU.id, JAKARTA – Berbeda dengan anggapan kita yang ada di uar Sulawesi Tengah, tenyata, masyarakat Kabupaten Poso lebih percaya kepada kelompok teroris pimpinan Santoso daripada polisi.
Hal tersebut dikatakan Ketua Pansus RUU Terorisme Muhammad Syafii. Menurutnya, bagi masayarakat Poso, teror sebenarnya datang dari aparat kepolisian. Karena masayarakat yang ernah mengalami konflik sosial pada awal tahun 20001n itu menyimpan dendam yang luar biasa kepada polisi, karena banyaknya aparat yang melakukan pelanggaran HAM berat.
“Para pendeta, ustad, tokoh masyarakat, tokoh pemuda sepakat dengan satu kata, mereka sangat benci dengan polisi karena telah lakukan pelanggaran HAM berat,” kata Syafii di Gedung DPR RI Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (25/7).
Sebelumnya, pengamat terorisme dari Barometer Institute, Robi Sugara, mengatakan ada salah satu yang hal menarik dari wilayah Poso, yaitu ada statement “jika Pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso, tidak baiat dengan ISIS, ada masyarakat Poso yang akan dukung Santoso.”
Saat di Poso kata Robi, Santoso menarik anak-anak muda yang ingin berjihad, tapi tidak bisa pergi ke Suriah. Ada dua jenis jihad kital atau perang yang diyakini, yaitu jihad besar dan jihad kecil. Nah, Santoso mengambil peran menarik orang untuk jihad kecil atau jihad dekat. Tujuan gerakan jihad ini untuk membunuh polisi.
Pernyataan ini sangat beralasan. Robi menjelaskan, pascakonflik Poso, banyak pihak yang masih merasa diperlakukan tidak adil. Pada saat itu, banyak masyarakat yang tewas karena operasi-operasi yang dilakukan aparat keamanan.
“Ada operasi yang ratusan orang ditembak polisi, saat itu keluarganya melihat atau jika tidak mereka melihat ketika dimandikan,” kata Robi.
Kata Robi, Santoso menjadi orang yang memimpin gerakan untuk balas dendam kepada polisi. Karena gerakan itu, Santoso yang sebelumnya bukan siapa-siapa menarik perhatian banyak orang.
(ril/pojoksatu)
http://pojoksatu.id/news/berita-nasi...benci-di-poso/
ga hanya polisi, media berita terutama metro tipuj uga dibenci
Wartawan Metro TV Hampir Dihakimi Warga Poso
Warga Poso geram dengan pemberitaan Metro TV yang tidak jujur dengan mengungkapkan terjadi baku tembak saat penangkapan ustadz Yasin dan penembakan Khalid oleh Densus 88 di Poso.
Warga Jalan Sabang Desa Kayamanya Kota Poso yang menyaksikan terjadinya penangkapan tersebut rupanya merasa geram dengan pemberitaan yang sama sekali tidak benar itu.
Padahal menurut warga sekitar yang menyaksikan sama sekali tidak ada perlawan, sebab Khalid baru saja pulang Shalat Shubuh demikian pula ustadz Yasin.
Sekitar pukul 10.30 WITA atas inisiatif seorang warga guna meluruskan berita tersebut maka diundanglah wartawan Metro TV yang bernama Bayu Prayudhanto untuk meluruskan berita sebenarnya dengan mewawancarai warga yang melihat kejadian dan meminta keterangan dari keluarga Khalid dan keluarga Ustadz Yasin .
Namun, masyarakat yang tengah geram atas tindakan sewenang-wenang Densus 88 dan pemberitaan tidak jujur tersebut kemudian melampiaskan kemarahannya pada Bayu.
Massa dengan serentak tiba-tiba datang untuk menghakimi Bayu. Beruntung sebagian warga yang lain mencoba menenangkan dan menyelamatkan Bayu. Akibat aksi warga yang marah terhadap pemberitaan tak jujur Metro TV tersebut, Kamera yang dibawa oleh Bayu hancur demikian juga dengan mikrofon.
Namun demikian bayu tidak mengalami luka karena dilindungi oleh warga lainnya yang berada di tempat kejadian.
“kamera dan mikrofon wartawan Metro TV hancur dibanting warga yang marah," ujar Yudi warga setempat yang menyaksikan kejadian itu, Sabtu (3/11/2012).
Hingga saat berita ini ditulis sama sekali tidak ada klarifikasi dari pihak Metro TV terkait pemberitaan tersebut.
Sementara Bayu dengan dikawal warga tengah mendampingi keluarga korban penembakan Densus 88 bersama anggota Majelis Ta'lim Masjid Al Muhajirin yang mendatangi Polres Poso guna meminta pemulangan jenazah Khalid yang dibunuh oleh Densus 88. [AF]
Warga Poso geram dengan pemberitaan Metro TV yang tidak jujur dengan mengungkapkan terjadi baku tembak saat penangkapan ustadz Yasin dan penembakan Khalid oleh Densus 88 di Poso.
Warga Jalan Sabang Desa Kayamanya Kota Poso yang menyaksikan terjadinya penangkapan tersebut rupanya merasa geram dengan pemberitaan yang sama sekali tidak benar itu.
Padahal menurut warga sekitar yang menyaksikan sama sekali tidak ada perlawan, sebab Khalid baru saja pulang Shalat Shubuh demikian pula ustadz Yasin.
Sekitar pukul 10.30 WITA atas inisiatif seorang warga guna meluruskan berita tersebut maka diundanglah wartawan Metro TV yang bernama Bayu Prayudhanto untuk meluruskan berita sebenarnya dengan mewawancarai warga yang melihat kejadian dan meminta keterangan dari keluarga Khalid dan keluarga Ustadz Yasin .
Namun, masyarakat yang tengah geram atas tindakan sewenang-wenang Densus 88 dan pemberitaan tidak jujur tersebut kemudian melampiaskan kemarahannya pada Bayu.
Massa dengan serentak tiba-tiba datang untuk menghakimi Bayu. Beruntung sebagian warga yang lain mencoba menenangkan dan menyelamatkan Bayu. Akibat aksi warga yang marah terhadap pemberitaan tak jujur Metro TV tersebut, Kamera yang dibawa oleh Bayu hancur demikian juga dengan mikrofon.
Namun demikian bayu tidak mengalami luka karena dilindungi oleh warga lainnya yang berada di tempat kejadian.
“kamera dan mikrofon wartawan Metro TV hancur dibanting warga yang marah," ujar Yudi warga setempat yang menyaksikan kejadian itu, Sabtu (3/11/2012).
Hingga saat berita ini ditulis sama sekali tidak ada klarifikasi dari pihak Metro TV terkait pemberitaan tersebut.
Sementara Bayu dengan dikawal warga tengah mendampingi keluarga korban penembakan Densus 88 bersama anggota Majelis Ta'lim Masjid Al Muhajirin yang mendatangi Polres Poso guna meminta pemulangan jenazah Khalid yang dibunuh oleh Densus 88. [AF]

0
4.1K
45


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan