auskarmanAvatar border
TS
auskarman
KASHMIR, SAUDARA DEKAT YANG KERAP TAK DIANGGAP
Agaknya kecanggihan kamera media belum mampu menembus dalamnya lembah Kashmir. Hanya segelintir saja yang punya inisiatif memotret lantas mengabarkan kekerasan berdarah yang terjadi di Kashmir belakangan. Sebanyak 30 nyawa melayang, dan 200 lainnya luka parah akibat kegilaan aparat India.

"Tidak ada pihak atau institusi yang mengutuk kekerasan karena mereka tidak merasa perlu. Mereka begitu terputus dari tempat ini,” ujar Mirwaiz Umar Farooq, Imam Masjid Srinagar, sebagaimana dilansir Arrahman Jum’at lalu.

Peristiwa berdarah ini dipicu oleh meninggalnya Burhan Wadi, pemuda 22 tahun yang menjadi komandan Hizbul Mujahiddin Kashmir. Wadi tewas setelah terlibat baku tembak dengan pasukan pendudukan India pada Jumat (8/7).

Yang menyedihkan, mereka dihabisi bukan lantaran melakukan perlawanan. Gelombang warga Kashmir diberondong secara membabi buta saat turun ke jalan guna memberi penghormatan terakhir kepada Burhan Wani.

Sebelumnya, April lalu, dua pemuda juga tewas tertembus peluru aparat India saat aksi demonstrasi menuntut kepolisian India agar mengusut kasus pemerkosaan yang melibatkan tentara India terhadap seorang wanita Kashmir.

Kashmir kerap menjadi ajang bulan-bulanan sejak India menganeksasinya pada 1947. India memandang Kashmir tak lebih dari sebidang tanah subur yang mesti diselamatkan dari gerombolan babi hutan.

“India harus menyadari bahwa sengketa Kashmir bukan tentang sebidang tanah, tetapi melibatkan nyawa manusia dan emosi,” kata Yahya Aneeq seorang mahasiswa asal Pakistan di Saudi.

Pakistan sendiri sebagai musuh satu rahim dengan India merasa berhak atas Kashmir. Alasannya, Kashmir lebih punya kedekatan emosional dengan Pakistan lantaran kesamaan keyakinan.

Tak kurang sudah tiga kali Pakistan berkonfrontasi melawan India atas nama Kashmir. Namun sejarah membuktikan, bahwa Islamabad kalah perkasa dibandingkan negeri asal Mahabharata itu. Bahkan, Pakistan tak mampu berbuat banyak kala Bangladesh menyempal secara paksa atas bantuan India di tahun 1971.

Terlebih sekarang, saat India ditasbihkan sebagai negara dengan kekuatan militer terampuh di dunia nomor empat. Sementara itu, Pakistan hanya nangkring di posisi ke-13. Satu tingkat di atas Indonesia.

Melihat fakta itu, agaknya Pakistan ogah jika harus mengakat senjata lagi guna membela Kashmir. Belakangan, New Delhi kerap menuduh Islamabad membantu persenjataan sparatis Kashmir. Namun, Pakistan selalu menimpal, bahwa mereka hanyalah mensupport secara moral, politik, dan diplomatis saja.
0
2.8K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan