Dalam dua pekan terakhir, sederet menteri dipanggil oleh Presiden Joko Widodo ke Istana. Pemanggilan yang diisi dengan evaluasi kinerja itu menguatkan isu reshuffle kabinet yang berkembang akhir-akhir ini.

Pada Rabu (13/7/2016), tiga unit mobil menteri yakni bernopol RI 38, RI 39 dan RI 42 sudah terparkir di halaman belakang Istana Negara pagi-pagi. Diketahui, mobil RI 38 ditumpangi oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman, RI 39 ditumpangi oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar dan RI 42 ditumpangi oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Ferry Mursyidan Baldan. Sekitar pukul 09.40 WIB, Menko Perekonomian Darmin Nasution masuk ke kompleks Istana Kepresidenan.

Saat ditanya, Siti mengaku membahas soal lahan dan pertanian bersama Presiden Jokowi. Senada dengan Siti, Ferry Mursyidan juga mengaku membahas soal lahan dan pertanian. Dia pun menampik adanya pembicaraan soal reshuffle.

"Tadi bicara soal ketersediaan lahannya, lalu kaitan dengan hutan sendiri. Kita lapor lagi dua minggu hasilnya realisasi roadmap. Realisasi kebutuhan yang Pak Amran sampaikan ada beberapa penambahan lahan untuk tebu. Nah kami harus siapkan itu," katanya.

"Tadi dipanggil kaitannya soal lahan dan pertanian. Itu saja," sambung Ferry.

Sehari berselang yaitu pada Kamis (14/7), Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso (Buwas) terlihat hadir di Kompleks Istana Kepresidenan. Selain Buwas, menyusul hadir Kepala Badan Intelijen Nasional (BIN) Sutiyoso, Menteri Kesehatan Nila F Moelok, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

Pemanggilan itu disebut untuk membahas soal Tim Penilai Akhir (TPA) untuk beberapa jabatan di beberapa lembaga.Buwas mengatakan, kehadirannya ke Istana untuk mendapatkan persetujuan dari Presiden terkait dengan beberapa nama untuk beberapa jabatan yang sudah diajukannya.

Sepekan lewat, giliran Menteri PU Basuki Hadimuljono, Menteri PPPA Yohana Yambise dan Menteri Koperasi UMKM Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga yang dipanggil ke Istana Kepresidenan pada Jumat (22/7/2016).

Puspayoga mengatakan, dirinya melapor ke Presiden Jokowi terkait peringatan Hari Koperasi yang jatuh pada 12 Juli. Dia tak menampik jika pemanggilan dirinya oleh Jokowi sebagai bentuk evaluasi.

"Evaluasi bagaimana kementerian sekarang, kementerian Koperasi dan UKM sebagai penyalur KUR, peningkatan kualitas koperasi. Seperti langkah-langkah kita itu diapresiasi sama Presiden. Jadi langkah rehabilitasi, reorientasi, dari kualitas ke kualitas, pengembangan koperasi," jelasnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Yohana. Dia melaporkan tentang apa yang telah dikerjakannya sebagai Menteri PP dan PA. Presiden Jokowi ingin mengecek perkembangan kinerjanya.

"Presiden mengecek perkembangan saya. Sudah jalan, oke, tinggal bagaimana melibatkan masyarakat," kata Yohana

Juru Bicara Presiden Johan Budi SP mengatakan, evaluasi memang terus menerus dilakukan oleh Presiden Jokowi. Hal itu adalah lumrah dilakukan oleh seorang Presiden.

"Evaluasi dilakukan terus menerus. Bahwa ada yang ditanya, kemudian perkembangan pekerjaan yang bersangkutan, adalah hal yang biasa," kata Johan kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/7/2016).

Dikatakan Johan, semua menteri dipanggil oleh Jokowi. Namun tidak dalam waktu yang bersamaan.

"Kemarin juga ada menteri dipanggil, sekarang juga. Ini bagian evaluasi kinerja. Sekali lagi tidak pada satu titik. Panjang," kata mantan Jubir KPK ini.

Sejumlah menteri sudah dipanggil oleh Jokowi, baik yang terpantau kamera maupun tidak. Lalu, benarkah reshuffle kabinet tinggal menghitung hari?

http://m.detik.com/news/berita/32598...t/3#detailfoto

Beberapa hari yg santer sebut reshuffle Golkar dan Pan, keknya bakal anti klimak