1. Kota Batam Adalah Rancangan Sang Jenius, Eyang B.J. Habibie

Batam mulai dibangun tahun 1971 dan butuh waktu selama delapan tahun untuk tahap persiapan. Nah, masa-masa pertumbuhan dan pembangunan Batam secara signifikan dimulai ketika Kota ini di bawah kendali B.J. Habibie.

Beliau adalah Ketua Otorita Batam periode Ketiga. Eyang Habibie, memimpin Batam selama 10 tahun, dari tahun 1978 dan berakhir tahun 1998 ketika beliau terpilih menjadi Presiden RI ketiga menggantikan Soeharto.

Berkat kejeniusan B.J. Habibie, Batam bertransformasi dari pulau hutan belantara menjadi kota industri yang membuat negara tetangga kalang kabut tersaingi. Ya, visi eyang Habibie ketika membangun kota ini, memang ingin menjadikan Batam sebagai “kembaran” Singapura.

Dalam artian, Singapura sebagai negara kota yang kecil pada waktunya akan mentok. Ketika itulah, diproyeksikan segala limpahan kemajuan Singapura akan berpindah ke Batam.

Untuk menyongsong masa dimana Batam betul-betul menjadi kembaran Singapura yang maju dan civilized, eyang Habibie menata Batam sebaik mungkin. Jalan-jalan dibuat lebar dengan jarak bangunan ke jalan hingga 10 meter.

Rekayasa lalu lintas dibuat anti macet, jalan dipersiapkan menjadi jalur monorel sehingga kita akan kaget melihat jalanan di Batam mirip taman karena saking luasnya.

Kawasan industri, administrasi dan pendidikan pun direkayasa sedemikian rupa sehingga tidak membuat aktivitas warga Batam menumpuk di satu titik. Intinya, Batam ini kota yang dibangun dengan rancangan (masterplan) yang matang, tidak sporadis seperti kota-kota lain di Indonesia. Ini yang membuat suasana kehidupan kota Batam terasa harmoni.

2. Batam Terus Tumbuh dan Berkembang


Kota terbesar ketiga di Sumatera ini, terus tumbuh dan berkembang menjadi incaran para investor. Sang arsiteknya, eyang B.J. Habibie pun menyadari akan hal itu sehingga beliau membangun kerajaan bisnis di Batam.

Di kota industri dan perdagangan ini, B.J. Habibie membangun superblok premium di bawah bendera Pollux Habibie International. Kabarnya, beliau juga akan membangun bisnis dan industri pesawat di Batam.

Perusahaan-perusahaan raksasa lain pun telah ikut menancapkan bendera bisnisnya di Batam. Sebutlah misalnya Agung Podomoro Land yang membangun Orchard Park Batam.

Kawasan hunian yang mengusung konsep one stop green living yang dilengkapi fitness center, jogging track, kolam renang seluas 396 meter persegi, perkantoran, ruko, hingga mal. Agung Podomoro Land berani membuat terobosan baru dan menyasar segmen menengah atas karena optimistis melihat Batam yang terus tumbuh dan Berkembang.

Selain bendera bisnis eyang Habibie dan Agung Podomoro Land, perusahaan lain seperti CT Corp yang membangun pulau reklamasi Coastarinadan Ciputra, juga telah memulai proyeknya di kota masa depan ini.

3.
Harga Produk Otomotif dan Elektronik Murah


Sebagai kawasan yang memberlakukan free trade zone, penduduk Batam bisa menikmati produk otomotif dan elektronik dengan harga yang sangat murah. Ya, di Batam barang-barang impor, termasuk barang mewah, bebas pajak PPn dan PPN BM. Kita bisa memperoleh barang dengan selisih hingga 40% dengan harga jual di kota-kota lain di Indonesia.

Istimewanya, barang-barang tersebut khusus dipakai di Batam saja. Ketika ke luar kota Batam maka barang tersebut akan dikenakan pajak. Konsekuensinya, hal ini memang memicu black market alias pasar gelap.

Kalau menemukan elektronik berharga murah di Jakarta dan itu merupakan produk asli, bisa diperkirakan barang tersebut masuk melalui pintu Kota Batam.

4. Lapangan Kerja Melimpah


Soal yang satu ini, tentu tak diragukan lagi. Sebagai kota industri dan salah gerbang masuk berbagai produk impor, di Batam tentu banyak perusahaan raksasa membuka kantor perwakilan. Hal ini, membawa berkah bagi penduduk Batam. Lapangan kerja melimpah. Tentu saja, bagi yang memiliki kualifikasi kompetitif dan dibutuhkan di daerah industri.

5. Mudah dan Murah ke Negara Tetangga


Terutama jika bepergian ke Malaysia atau Singapura, kita tak harus merogoh kocek dalam-dalam. Dengan mengantongi uang 600 ribu, kita sudah bisa menyeberang ke Singapura atau terbang ke Malaysia PP yang jaraknya hanya sepelemparan batu. Jarak Batam-Singapura hanya sekitar 25 KM, dapat ditempuh dengan kapal feri atau pesawat selama 30 menit. Orang-orang Batam, lebih banyak liburan ke Singapura dan Malaysia ketimbang ke kota-kota lain di Indonesia yang jaraknya memang jauh.

6. Kualitas Hidup Lebih Baik


Pembangunan yang terencana dengan matang, roda ekonomi yang bergerak dinamis serta akses liburan ke luar negeri yang mudah membuat kualitas hidup di Batam lebih baik. Dan bukan hal mustahil, impian eyang Habibie terwujud. Kota ini betul-betul bakal muncul sebagai kompetitor yang siap menyalip kedigdayaan Singapura.