- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Longsor dan Banjir Ambon, Duka Berderet Pasca Hujan Lebat


TS
act.id
Longsor dan Banjir Ambon, Duka Berderet Pasca Hujan Lebat
_940.jpeg)
AMBON - Periode teriknya musim kemarau kabarnya sudah menjelang nyaris di seluruh wilayah Indonesia. Meski demikian, sejak beberapa bulan lalu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika sudah mengingatkan akan adanya potensi La Nina di perairan Indonesia. Imbas dari fenomena ini, kemarau tahun di pertengahan tahun 2016 masih tetap akan didominasi oleh cuaca buruk yang sulit diprediksi. Artinya, walau kemarau, hujan lebat tetap akan menyapa beriringan dengan panas terik. Prakirawan Cuaca BMKG menyebut musim kemarau tahun ini sebagai musim kemarau basah.
Kabar terkini tentang terjangan cuaca buruk datang dari Kota Ambon, Provinsi Maluku. Lusa kemarin, Sabtu (16/7) tanah Amboina dikabarkan mengalami guyuran hujan lebat selama berjam-jam tanpa henti. Hujan mengguyur sejak Sabtu subuh hingga malam hari tanpa berjeda sama sekali. Dalam 48 jam terakhir, sejumlah titik sentral di Kota Ambon pun lumpuh tergenang limpahan air banjir. Bahkan beberapa daerah lainnya mengalami tanah longsor, tumpukan tanah menutup akses menuju sejumlah desa di Kota Ambon.

Melansir data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Ambon, tanah longsor menimbun akses jalan penghubung desa di sejumlah titik, meliputi Kelurahan Kudamati, Kecamatan Nusaniwe, kawasan Bere-Bere, Amahusu, Batu Gaja, dan sisanya menyebar di beberapa titik di Kecamatan Sirimau.
Selain itu, satu titik longsoran tanah cukup parah dikabarkan memutus arus jalan utama penghubung desa di Kecamatan Leitimur Selatan. Menurut BPBD setempat, titik longsoran ini berada tepat di kawasan hutan lebat menuju Desa Leihari. Hingga hari ini, belum ada kabar lebih lanjut tentang nasib ribuan warga di Desa Leihari. Akses jalan menuju kawasan pegunungan tinggi di Ambon itu belum bisa dilalui kendaraan roda dua apalagi roda empat.

Selain longsor, setelah berjam-jam diguyur lebatnya hujan, beberapa aliran sungai pun tak mampu menampung debit air, luapannya pun merendam lima kecamatan sekaligus. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon, Enrico Matitaputty mengatakan pada media, sedikitnya ada lima kecamatan yang terendam banjir, meliputi Kecamatan, Sirimau, Kecamatan Nusaniwe, Kecamatan Baguala, Kecamatan Teluk Ambon dan Kecamatan Leitimur Selatan. Kini, dampak hujan lebat akhir pekan lalu itu tinggal menyisakan bekas lumpur tebal di beberapa ruas jalan Kota Ambon.
Senin, (18/7) atau sekira 36 jam pasca terjangan banjir dan longsor Sabtu malam lalu, beberapa kawasan terdampak belum sepenuhnya pulih. Kusmayadi, selaku leader dari Tim Disaster Emergency and Relief Management (DERM) – ACT mengatakan, proses pemantauan dampak banjir dan longsor di Provinsi Maluku masih terus dilakukan.

“Hari ini, Tim DERM ACT di Ambon sedang turun langsung ke lokasi, menyimak dampak terkini dan mendata kebutuhan mendesak pasca banjir,” ujar Kusmayadi.
Berdasarkan data sementara yang dihimpun Tim DERM – ACT langsung dari Kota Ambon, karakter banjir di Kota Ambon cepat surut, tidak menimbulkan pengungsian. Namun longsor terjadi di 102 titik sekaligus.
“Kebutuhan paling mendesak saat ini berupa alat pompa alkon untuk menyedot air dan lumpur sisa banjir, kemudian terpal untuk antisipasi kemungkinan longsor susulan, makanan siap saji, selimut, tikar atau matras untuk tidur sementara, alat masak, dan air mineral,” pungkas Kusmayadi. []
Penulis: Tim DERM - ACT & Shulhan Syamsur Rijal
sumber foto: istimewa
Ayo Berpartisipasi
0
1.3K
22


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan