PUTUSSIBAU, BIJAKS – Gagalnya pembangunan pondok pesantren di perbatasan Indonesia – Malaysia di Kecamatan Badau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat mendapat tanggapan negatif dari berbagai pihak, tak terkeculi Ketua Yayasan Hidayatul Mujtahidin Perbatasan, Abdul Gani yang mengaku kecewa atas gagalnya pembangunan pondok pesantren tersebut.

“Kami sudah terlanjur malu, apalagi rencana pembangunan pondok pesantren sudah menyebar luas, bahkan warga Negara Malaysia sangat menyambut baik dan sudah ada yang minat masuk pesantren ini sebenarnya kebanggaan bagi Indonesia,” ujar Abdul di Putussibau, Selasa (12/7).

Hal tersebut, kata Abdul menunjukan ketidakseriusan pemerintah dalam memajukan dan membangun moral masyarakat perbatasan. Yayasan pondok pesantren yang dibentuk tersebut sebenarnya untuk membangun moralitas bangsa, dan sebagai benteng dalam mencegah radikalisme.

“Jangan sampai wajah perbatasan buruk, sehingga perlu adanya pondok pesantren yang sebenarnya membantu pemerintah, apalagi program pembangunan daerah perbatasan merupakan salah satu prioritas Presiden, sangat tidak masuk akal hanya gara – gara penghematan anggaran dana untuk pondok pesantren yang sudah ada ditarik kembali,” kata Abdul.

Meski demikian, Abdul yang mewakili masyarakat perbatasan meminta pemerintah pusat khususnya Kementerian Agama untuk merealisasikan pembangunan pondok pesantren perbatasan tersebut di tahun mendatang. (sp/rc/dh)

SUMBER http://www.bijaks.net/news/article/9...n-moral-bangsa