- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jokowi Jadi Presiden, Pembangunan Waduk Marunda Mangkrak


TS
bibir.mer
Jokowi Jadi Presiden, Pembangunan Waduk Marunda Mangkrak
Jokowi Jadi Presiden, Pembangunan Waduk Marunda Mangkrak
http://poskotanews.com/2016/07/10/jo...unda-mangkrak/
Pembangunan 19 Waduk Mangkrak, Ahok: Kerjakan yang Mudah!
Ini Alasan Ahok Terbengkalainya Pembangunan Waduk
http://poskotanews.com/2016/05/23/pe...an-yang-mudah/
http://poskotanews.com/2016/01/20/in...angunan-waduk/
eh busyet, mangkrak dari taun 2014 dong
ni gubernur ga kerja apa? ganti dah sama yang bisa kerja
Quote:
JAKARTA (Pos Kota) – Pembangunan Waduk Marunda di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara mangkrak. Padahal keberadaan sarana pengendali banjir tersebut sangat dibutuhkan untuk mengatasi banjir di wilayah tersebut.
Padahal ketika Jokowi jadi Gubernur DKI pernah meninjau waduk tersebut dan berjanji akan membangunan sama dengan Waduk Pluit. Nyatanya setelah Jokowi jadi Presiden RI pembangunan malah mangkrak. Tidak jelas kenapa Gubernur DKI Ahok belum melanjutkan pembangunan waduk itu.
“Sayang banget, pembangunan waduknya berhenti lahan tidak bisa dibuat apa-apa. Coba kalau dijadikan sawah berapa ton saja hasilnya, kalau seperti ini apa yang dapat dihasilkan dari pembangunan ini,” kata ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rorotan, Abdul khodir, 54, warga Cilincing, Sabtu (9/7).
Menurutnya, pengerjaan waduk tersebut terhenti setelah Joko Widodo menjadi Presiden. Dulu pada saat Jokowi menjabat Gubernur DKI, dirinya melihat sangat antusias melakukan pembangunan waduk tersebut dengan tujuan mengatasi banjir wilayah. Tapi setelah naik menjadi orang nomor satu di negeri ini dia malah meninggalkannya begitu saja, sehingga waduk tersebut menjadi mangkrak.
Saat ini di lokasi hanya terdapat sebuah kubangan air dan gundukan tanah tanpa ada alat beratnya. Untuk itu warga berharap pemerintah secepatnya agar pembangunan dilanjutkan lagi. Sebab jika diberhentikannya pembangunan ini membuat lahan tersebut menjadi mubazir. Namun jika tidak, iapun berharap kembali diratakan kembali agar bisa dimanfaatkan oleh petani untuk menanam padi.
LUAS LAHAN
Lebih lanjut Abdul Kodir menambahkan lahan yang sedianya dibangun waduk tersebut diperkirakan seluas 5 hektare. Bila dihitung dengan luas lahan tersebut maka setiap sekali panen rata-rata hasil padi mencapai 20 hingga 25 ton. “Selama ini banyak petani di Rorotan tidak memiliki sawah. Jika lahan ini tidak jadi digunakan sebagai Waduk ya ratakan saja biar petani bisa memanfaatkannya,”pinta Abdul Khodir.
Sementara itu Sekertaris Kotamadya Jakarta Utara, Rusdianto ketika dikonfirmasi pihaknya akan segera melakukan pengecekan lokasi. “Selain itu kami juga akan mengumpulkan data-data dan akan melaporkan kepada Gubernur DKI Jakarta untuk segera dirapatkan,”ungkap Rusdianto. (Wandi)
Padahal ketika Jokowi jadi Gubernur DKI pernah meninjau waduk tersebut dan berjanji akan membangunan sama dengan Waduk Pluit. Nyatanya setelah Jokowi jadi Presiden RI pembangunan malah mangkrak. Tidak jelas kenapa Gubernur DKI Ahok belum melanjutkan pembangunan waduk itu.
“Sayang banget, pembangunan waduknya berhenti lahan tidak bisa dibuat apa-apa. Coba kalau dijadikan sawah berapa ton saja hasilnya, kalau seperti ini apa yang dapat dihasilkan dari pembangunan ini,” kata ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rorotan, Abdul khodir, 54, warga Cilincing, Sabtu (9/7).
Menurutnya, pengerjaan waduk tersebut terhenti setelah Joko Widodo menjadi Presiden. Dulu pada saat Jokowi menjabat Gubernur DKI, dirinya melihat sangat antusias melakukan pembangunan waduk tersebut dengan tujuan mengatasi banjir wilayah. Tapi setelah naik menjadi orang nomor satu di negeri ini dia malah meninggalkannya begitu saja, sehingga waduk tersebut menjadi mangkrak.
Saat ini di lokasi hanya terdapat sebuah kubangan air dan gundukan tanah tanpa ada alat beratnya. Untuk itu warga berharap pemerintah secepatnya agar pembangunan dilanjutkan lagi. Sebab jika diberhentikannya pembangunan ini membuat lahan tersebut menjadi mubazir. Namun jika tidak, iapun berharap kembali diratakan kembali agar bisa dimanfaatkan oleh petani untuk menanam padi.
LUAS LAHAN
Lebih lanjut Abdul Kodir menambahkan lahan yang sedianya dibangun waduk tersebut diperkirakan seluas 5 hektare. Bila dihitung dengan luas lahan tersebut maka setiap sekali panen rata-rata hasil padi mencapai 20 hingga 25 ton. “Selama ini banyak petani di Rorotan tidak memiliki sawah. Jika lahan ini tidak jadi digunakan sebagai Waduk ya ratakan saja biar petani bisa memanfaatkannya,”pinta Abdul Khodir.
Sementara itu Sekertaris Kotamadya Jakarta Utara, Rusdianto ketika dikonfirmasi pihaknya akan segera melakukan pengecekan lokasi. “Selain itu kami juga akan mengumpulkan data-data dan akan melaporkan kepada Gubernur DKI Jakarta untuk segera dirapatkan,”ungkap Rusdianto. (Wandi)
http://poskotanews.com/2016/07/10/jo...unda-mangkrak/
Pembangunan 19 Waduk Mangkrak, Ahok: Kerjakan yang Mudah!
Quote:
JAKARTA (Pos Kota) – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, mengungkapkan pembangunan 19 waduk di ibukota mangkrak karena terkendala pengadaan lahan. Meski begitu dia meminta pekerjaannya tidak berjalan di tempat.
“Jadi prinsipnya, ini persis kamu ujian sekolah saja. Kerjakan yang mudah! Yang sudah bebas dikerjain! Kalau masih mangkrak minimal sudah ada beberapa yang dikerjain,” kata pria yang lebih populer dipanggil Ahok itu, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (23/5/2016).
Pembebasan lahan, kata mantan Bupati Belitung Timur itu, merupakan masalah besar dan klasik. Apalagi kebutuhan pengadaan tanah untuk pembangunan waduk bisa mencapai 5 hektar dan melibatkan banyak pihak.
“Masalah lahan selalu yang masalah. Karena kalau bicara waduk sudah di atas 5 hektar. Di atas 5 hektar sudah melibatkan semua pihak, sudah berlaku pengadaan tanah,” imbuhnya.
Rencana pembangunan 19 waduk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah dipikirkan sejak Joko Widodo menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tujuannya untuk menambah daerah resapan air di Jakarta sekaligus penanggulangan banjir. (julian)
“Jadi prinsipnya, ini persis kamu ujian sekolah saja. Kerjakan yang mudah! Yang sudah bebas dikerjain! Kalau masih mangkrak minimal sudah ada beberapa yang dikerjain,” kata pria yang lebih populer dipanggil Ahok itu, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (23/5/2016).
Pembebasan lahan, kata mantan Bupati Belitung Timur itu, merupakan masalah besar dan klasik. Apalagi kebutuhan pengadaan tanah untuk pembangunan waduk bisa mencapai 5 hektar dan melibatkan banyak pihak.
“Masalah lahan selalu yang masalah. Karena kalau bicara waduk sudah di atas 5 hektar. Di atas 5 hektar sudah melibatkan semua pihak, sudah berlaku pengadaan tanah,” imbuhnya.
Rencana pembangunan 19 waduk oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah dipikirkan sejak Joko Widodo menjadi Gubernur DKI Jakarta. Tujuannya untuk menambah daerah resapan air di Jakarta sekaligus penanggulangan banjir. (julian)
Ini Alasan Ahok Terbengkalainya Pembangunan Waduk
Quote:
JAKARTA (Pos Kota) – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengakui saat ini masih banyak pembangunan waduk di Ibukota yang terbengkalai.
“Alasannya, macam-macam. Karena alat beratnya ada yang dicolong, ada tanah yang belum dibebaskan. Ini Kadis (Kepala Dinas Tata Air) yang baru sedang akan selesaikan ini,” kata pria yang akrab disapa Ahok itu, di Balaikota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2019).
Hambatan lain, ungkapnya, masih banyak oknum Dinas Tata Air yang ingin menyewa alat berat dari pihak swasta. “Mereka maunya kan swasta mulu. Tapi kami maunya kan swakelola,” ujarnya.
Meski begitu, orang nomor satu di DKI Jakarta ini memastikan pembangunan waduk akan terus berjalan. Bahkan, tahun ini dia berencana menambah pembangunan puluhan waduk.“Puluhan waduk akan kami bangun. Yang terbengkalai kami beresin, lalu bikin waduk baru,” imbuhnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan lahan seluas 340 hektar untuk pembangunan sembilan waduk baru. Yakni waduk di Rorotan, Marunda, Cengkareng, Waduk Brigif, Waduk Pondok Ranggon (dua waduk), Waduk Giri Kencana, dan Waduk Rambutan (dua waduk).
Sembilan waduk itu, nantinya berfungsi sebagai penampung dari saluran-saluran penghubung di sekitarnya sebelum dialirkan ke laut. Adapun daya tampung debit air sembilan waduk itu diperkirakan mencapai 17 meter kubik.(julian/ruh)
“Alasannya, macam-macam. Karena alat beratnya ada yang dicolong, ada tanah yang belum dibebaskan. Ini Kadis (Kepala Dinas Tata Air) yang baru sedang akan selesaikan ini,” kata pria yang akrab disapa Ahok itu, di Balaikota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2019).
Hambatan lain, ungkapnya, masih banyak oknum Dinas Tata Air yang ingin menyewa alat berat dari pihak swasta. “Mereka maunya kan swasta mulu. Tapi kami maunya kan swakelola,” ujarnya.
Meski begitu, orang nomor satu di DKI Jakarta ini memastikan pembangunan waduk akan terus berjalan. Bahkan, tahun ini dia berencana menambah pembangunan puluhan waduk.“Puluhan waduk akan kami bangun. Yang terbengkalai kami beresin, lalu bikin waduk baru,” imbuhnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan lahan seluas 340 hektar untuk pembangunan sembilan waduk baru. Yakni waduk di Rorotan, Marunda, Cengkareng, Waduk Brigif, Waduk Pondok Ranggon (dua waduk), Waduk Giri Kencana, dan Waduk Rambutan (dua waduk).
Sembilan waduk itu, nantinya berfungsi sebagai penampung dari saluran-saluran penghubung di sekitarnya sebelum dialirkan ke laut. Adapun daya tampung debit air sembilan waduk itu diperkirakan mencapai 17 meter kubik.(julian/ruh)
http://poskotanews.com/2016/05/23/pe...an-yang-mudah/
http://poskotanews.com/2016/01/20/in...angunan-waduk/
eh busyet, mangkrak dari taun 2014 dong

ni gubernur ga kerja apa? ganti dah sama yang bisa kerja

Diubah oleh bibir.mer 10-07-2016 08:29
0
2K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan