Unjuk rasa di Dallas ini merupakan bagian dari rangkaian protes besar-besaran di Amerika Serikat atas tewasnya dua warga kulit hitam di tangan polisi dalam dua hari berturut-turut pada pekan ini. (Dallas Police Department/Handout via Reuters)
Hanna Azarya Samosir, CNN Indonesia Jumat, 08/07/2016 16:32 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Setelah bersitegang dengan aparat keamanan, seorang tersangka pelaku penembakan yang menewaskan lima polisi dalam aksi protes di Dallas akhirnya tewas.
Seiring dengan berlanjutnya aksi protes dari Kamis (7/7) hingga keesokan paginya, aparat juga sudah menahan tiga orang yang diduga terlibat dalam penembakan polisi di unjuk rasa tersebut.
"Mereka bekerja sama dengan senapan, membentuk formasi segitiga di posisi tinggi dari titik berbeda di kawasan pusat kota, tempat di mana unjuk rasa akan berakhir," ujar Kepala Kepolisian Dallas, David Brown, seperti dikutip Reuters.
Unjuk rasa di Dallas ini merupakan bagian dari rangkaian protes besar-besaran di Amerika Serikat atas tewasnya dua warga kulit hitam di tangan polisi dalam dua hari berturut-turut pada pekan ini.
Insiden pertama terjadi pada Selasa (5/7). Saat itu, seorang pria kulit hitam, Alton Sterling, tewas ditembak setelah terlibat pertengkaran dengan polisi di tempat parkir sebuah toko serba ada di Louisiana.
Sehari kemudian, seorang pria kulit hitam, Philando Castile, ditembak mati oleh polisi saat sedang berada di dalam mobilnya.
Tersangka yang bersitegang dengan kepolisian Dallas ini pun mengatakan bahwa "akhir sudah tiba" dan akan lebih banyak polisi yang tewas. Menurut Brown, pria itu juga mengatakan bahwa sudah ada banyak bom yang ditanam di sekitar daerah itu.
"Tersangka ini bernegosiasi selama 45 menit terakhir dan berbicara dengan kami dan sangat tidak kooperatif dengan negosiasi itu," tutur Brown.
Sementara itu, polisi juga menginterogasi dua penumpang mobil Mercedes yang diberhentikan karena sempat memperlambat lajunya ketika sampai di pusat kota, kemudian seorang pria melemparkan satu tas dari jok belakang.
"Kami sangat berhati-hati dalam taktik kami agar tidak melukai petugas kami. Kami tidak akan tenang sampai kami dapat menangkap semua tersangka. Kami terus melakukan kajian terhadap semua kemungkinan motif alasan ini semua terjadi," kata Brown.
Wali Kota Dallas, Mike Rawlings, pun mengatakan bahwa daerah di bawah pimpinannya itu kini menjadi arena kajahatan aktif.
"Mimpi terburuk kami menjadi kenyataan. Ini merupakan momen menyedihkan bagi Kota Dallas," ucap Rawlings.
Sementara itu Presiden Barack Obama menyatakan belasungkawa atas kematian lima polisi yang menurut dia adalah karena serangan terkoordinir.
"Seluruh kota Dallas berduka setelah serangan sadis, keji dan terencana," kata Obama.
Sumber
Kalo situasi ini terus berlanjut, peraturan untuk pelarangan Senjata Api bakal diberlakuin di Amerika.
Masalahnya apa mau Negara2 bagian yang sudah lama budayanya untuk memiliki Senjata Api untuk membela dirinya mau menyerahkan Senjata Apinya begitu saja ?