- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia
TS
dragonroar
Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia
Quote:
http://ngm.nationalgeographic.com/20...rgin-mary-text
Ini waktunya penampakan: 17.40. Di kapel Katolik Roma kecil di Bosnia dan Herzegovina, di desa Medjugorje, Ivan Dragicevic berlutut di depan altar, menundukkan kepala. Kemudian sambil tersenyum, ia menengadah ke langit. Dia mulai berbisik, mendengar dengan saksama, berbisik lagi. Percakapan hariannya dengan Perawan Maria telah dimulai.
Dragicevic adalah salah seorang dari enam anak gembala miskin yang melaporkan penampakan Perawan Maria pada 1981. Maria memperkenalkan diri kepada empat anak perempuan dan dua anak lelaki itu sebagai “Ratu Pencinta Damai” dan menurunkan pesan pertama dari ribuan yang mengingatkan orang beriman agar lebih sering berdoa dan meminta pendosa agar bertobat. Kala itu Dragicevic berumur 16 tahun. Sementara Medjugorje, yang masih di bawah Yugoslavia yang dikendalikan komunis, belum muncul sebagai pusat kesembuhan mukjizat dan perpindahan keyakinan spiritual yang memikat 30 juta peziarah selama 30 tahun terakhir.
Kini saya berada di Medjugorje bersama sekelompok orang Amerika, sebagian besar adalah kepala rumah tangga dari daerah Boston, serta dua lelaki dan dua perempuan pengidap kanker stadium empat. Kami dipandu oleh Arthur Boyle, 59 tahun, dan ayah 13 anak, yang pertama kali datang ke sini pada 2000, dengan tubuh digerogoti kanker dan umur diperkirakan tinggal beberapa bulan. Dia sudah patah semangat, berangkat ke sini hanya karena dipaksa dua temannya. Tetapi, pada malam pertama itu, setelah dia mengaku dosa beban psikologisnya segera terangkat.
“Rasa cemas dan depresi lenyap,” katanya kepada saya. “Anda tahu rasanya memanggul orang pada perang air di kolam renang—lalu orang itu turun, dan kita merasa ringan dan bebas?”
Esok paginya, bersama temannya Rob dan Kevin, dia bertemu dengan seorang “visioner” lain, Vicka Ivankovic-Mijatovic. Sambil memegang kepala Arthur dengan satu tangan, Vicka memohon kepada Perawan Maria untuk meminta Tuhan menyembuhkan lelaki itu. Boyle berkata dia mengalami sensasi yang tidak biasa. “Dia mulai mendoakan saya. Rob dan Kevin memegang saya, dan rasa panas yang menjalari tubuh saya dari doa Vicka menyebabkan mereka berkeringat.”
Seminggu kemudian, saat sudah kembali di Boston, pemindaian CT di Rumah Sakit Umum Massachusetts menunjukkan bahwa tumornya telah menciut hingga hampir hilang.
Sejak itu, Boyle sudah 13 kali kembali ke Medjugorje. “Saya orang biasa,” katanya. “Saya senang hoki dan minum bir. Saya suka bermain golf.” Kini, kata Boyle, dia menjadi “semacam corong tentang kekuatan penyembuhan Yesus Kristus dan tentu saja tentang Bunda Maria dan kekuatan perantaraannya.”
Berdoa dengan perantaraan Perawan Maria dan berbakti kepadanya adalah fenomena global. Konsep Maria sebagai perantara ke Yesus diawali dengan mukjizat anggur di perkimpoian di Kana saat, menurut Injil Yohanes, Maria berkata kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur,” yang membuahkan mukjizat pertama Yesus. Pada tahun 431, di Konsili Ekumenis Ketiga, di Efesus, dia secara resmi dinamai Theotokos, Bunda Tuhan. Sejak itu, tak ada perempuan lain yang diagungkan seperti Maria. Sebagai lambang universal kasih ibu, juga lambang penderitaan dan pengorbanan, Maria adalah jalur ke alam adikodrati yang lebih mudah diakses daripada ajaran gereja formal. Jubahnya menawarkan perlindungan. Paus Fransiskus, ketika suatu kali ditanya apa makna Maria baginya, menjawab, “Dia mamá saya.”
Penampakan yang dilaporkan, yang sering dialami anak sangat miskin yang tinggal di daerah terpencil atau didera konflik, memperkuat misteri dan auranya. Saat anak-anak bersikukuh dengan cerita mereka—terutama jika disertai “pertanda”, seperti matahari berputar atau mata air menyembur—perbawanya menguat.
Maria ada di mana-mana: Bunga marigold juga berasal dari namanya. Gambar Perawan Maria dari Guadalupe di Meksiko adalah salah satu gambar perempuan yang paling banyak direproduksi sepanjang masa. Maria memikat jutaan orang setiap tahun ke tempat suci seperti Fátima di Portugal, dan Knock di Irlandia, menopang wisata religi yang diperkirakan bernilai miliaran dolar per tahun dan menyediakan ribuan pekerjaan. Dia mengilhami penciptaan banyak karya besar dalam seni dan arsitektur, serta puisi, liturgi, dan musik. Ia tempat mengadu bagi miliaran orang.
Orang Islam, selain orang Kristen, menganggapnya suci di atas semua perempuan lain, dan nama “Maryam” lebih sering muncul di Al Quran daripada “Maria” di Alkitab. Dalam Perjanjian Baru, Maria hanya berbicara empat kali, mula-mula saat Anunsiasi, ketika, menurut Injil Lukas, malaikat Gabriel menampakkan diri dan menyampaikan bahwa Maria akan melahirkan “Anak Tuhan Yang Mahatinggi.” Satu-satunya perkataannya yang panjang, juga dalam Lukas, adalah Kidung Maria yang puitis, diucapkan saat hamil muda: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Tuhan, Juru Selamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.”
Memang demikian adanya
Namun, petunjuk tentang kehidupannya sulit ditemukan. Pakar tentang Maria hanya memperoleh bahan dari kitab suci Ibrani, teks Mediterania abad pertama, Perjanjian Baru, dan penggalian arkeologi.
Menurut Alkitab, Maria tinggal di Nazaret ketika bangsa Romawi menguasai wilayah Yahudi. Setelah Maria mengandung, tunangannya, Yusuf, seorang tukang kayu, mempertimbangkan untuk meninggalkannya sampai malaikat mendatanginya dalam mimpi dan melarangnya. Kelahiran Yesus hanya diceritakan dalam dua Injil, Lukas dan Matius. Markus dan Yohanes menyebut ibu Yesus beberapa kali.
Para Penginjil ini menulis 40-65 tahun setelah kematian Kristus dan bukan biografer, kata Pastor Bertrand Buby, penulis kajian tiga jilid, Mary of Galilee.Dia juga anggota terpandang staf pengajar di International Marian Research Institute di University of Dayton, di Ohio. “Jadi, jangan mengharapkan Injil memuat semua unsur tentang Maria. Kehidupannya diketahui dari kabar angin.”
Beberapa kajian terbaru tentang Maria berfokus pada dirinya sebagai seorang ibu Yahudi. María Enriqueta García, dalam disertasinya, menjelaskan bahwa Maria membawa umat Kristen kepada Yesus, yaitu terang dunia, sebagaimana ibu-ibu Yahudi menyalakan lilin Sabat. “Kita melihat hubungan Maria dengan kita bukan hubungan biasa—ini suci.” Pada milenium pertama, seiring agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi dan mulai menyebar ke Eropa, Maria biasanya ditampilkan sebagai sosok bangsawan, setara dengan kaisar, didandani dengan warna ungu ningrat dan emas. Pada milenium kedua, mulai pada abad ke-12, kata sejarawan abad pertengahan Miri Rubin dari Queen Mary University of London, “dia mengalami pergeseran dramatis,” berevolusi menjadi sosok ibu yang lebih lembut, baik hati, dan dekat dengan umat. Dia menjadi pengganti ibu di biara dan susteran, yang menerima banyak anggota baru berusia belia. “Kasih ibu,” kata Rubin, “mencerminkan esensi kisah religi ini.”
Karena begitu sedikit yang diketahui tentang Maria dari Alkitab, “kita dapat memproyeksikan nilai budaya apa pun kepadanya,” kata Amy-Jill Levine, profesor kajian Yahudi dan Perjanjian Baru di Vanderbilt University. “Ciptaan budaya,” menurut Rubin. Levine menambahkan, “Dia bisa menjadi ibu yang berduka, perawan muda, sosok dewi. Sebagaimana Yesus adalah lelaki ideal, Maria adalah perempuan ideal.”
Pada masa Reformasi (1517-1648), konsep Maria sebagai perantara tak lagi populer di tengah umat Protestan, yang menganjurkan berdoa langsung kepada Tuhan. Namun, Maria memperoleh jutaan penganut Katolik baru dari penaklukan Dunia Baru oleh Spanyol pada awal 1500-an—dan lebih belakangan, di Afrika seiring tersebarnya agama Kristen di sana.
Kibeho, kota kecil di Rwanda selatan, diingat sebagai tempat Perawan Maria menampakkan diri kepada tiga anak perempuan. Ia meramalkan darah dan kengerian genosida yang akan mengoyak pada 1994. Inilah saat suku mayoritas Hutu menyerang suku minoritas Tutsi dan lebih dari 800.000 orang dibantai dalam tiga bulan.
Pada Maret 1982 uskup setempat meminta Venant Ntabomvura, seorang dokter, untuk mengunjungi sekolah asrama putri di lereng bukit di Kibeho. Dia diminta menyelidiki tiga murid yang melaporkan penampakan dan percakapan dengan Perawan Maria. Menurut Ntabomvura, yang kini masih praktik pada usia 89 tahun, Alphonsine Mumureke pertama kali bercerita tentang penampakan pada November 1981. Selama penampakan, kata Ntabomvura, “Alphonsine berbicara dengan orang persis seperti sedang berbicara di telepon.”
Maria mula-mula menampakkan diri kepada Alphonsine, lalu kepada Anathalie Mukamazimpaka, disusul kepada Marie Claire Mukangango. Kata anak-anak itu, mereka berbincang berjam-jam dengan sang Perawan, yang menyebut dirinya Nyina wa Jambo, Bunda Sang Firman. Maria sering berbicara kepada mereka, sehingga memanggilnya Mama.
Saya menemui Anathalie suatu petang di rumah yang sederhana di dekat sekolah lamanya, dikelilingi rosario dan patung sang Perawan.
“Pertama kali dia muncul,” kata Anathalie, “saya sedang berdoa rosario, lalu dia memanggil nama saya. Saya mendengar dia berkata, ‘Nathalie, anakku.’ Dia tidak pernah memberitahukan mengapa dia memilih saya. Katanya dia muncul kepada siapa pun yang dia mau, kapan pun dia mau, di mana pun dia mau.” Dia tidak pernah menyebut agama tertentu, kata Anathalie. “Dia hanya meminta kami mengasihinya sebesar dia mengasihi kami.”
Ramalan mengerikan Maria diturunkan pada suatu hari pada 1982 yang dikira semua orang akan sangat bahagia: 15 Agustus, Perayaan Pengangkatan Maria ke surga. Ntabomvura hadir di sana, juga Gaspard Garuka, yang tinggal di dekat situ. Ketiga anak itu menangis karena kata mereka, sang Perawan juga berlinang air mata, ujar Garuka. Dia ingat bahwa Alphonsine “terjatuh berkali-kali karena yang disaksikannya amat mengerikan. Dia bahkan meminta, ‘Tolong, sembunyikan ini dari mata saya.’”
Menurut Anathalie, ramalan Maria “sama persis dengan yang saya lihat” 12 tahun kemudian. “Orang membunuh dengan tombak, api berkobar, tengkorak dan kepala orang terpenggal. Saya melihat kuburan massal dikelilingi kegelapan pekat, darah mengalir di mana-mana seperti sungai.” Anathalie berhasil lari dari Rwanda ke Republik Demokratik Kongo, lalu ke Kenya. Alphonsine menjadi suster biara di Italia. Marie Claire terbunuh dalam genosida itu. Pada 2001, Uskup Augustin Misago dari Rwanda dan Vatikan menyatakan bahwa, ya, Perawan Maria pernah muncul di Kibeho.
Michael O’neill, 39, adalah pengolah data Perawan Maria. Di situs webnya, MiracleHunter.com, dia mencatat setiap penampakan Maria yang diketahui sejak tahun 40. Penyelidikan dan dokumentasi sistematis mengenai penampakan adikodrati dimulai dengan Konsili Trente, reaksi ekumenis Gereja Katolik terhadap Reformasi, lebih dari 450 tahun silam. Di antara 2.000 penampakan yang dilaporkan sejak itu, Miracle Hunter menyebutkan, hanya 28 yang disetujui uskup setempat—orang pertama yang memutuskan apakah “penglihat” ini bisa dipercaya. Enam belas di antaranya diakui Vatikan.
O’Neill, dalam bukunya yang baru terbit, Exploring the Miraculous, menjabarkan proses Vatikan yang ketat saat memutuskan akan tidaknya mendukung suatu penampakan sebagai mukjizat—“benar-benar luar biasa.” “Autentisitas” dan kestabilan mental si penglihat merupakan faktor utama, dan siapa pun yang dicurigai berniat meraih ketenaran dan kekayaan, diabaikan atau dikecam.
Medjugorje adalah salah satu dari dua puluhan tempat yang sedang menanti persetujuan Vatikan. Para uskup setempat yang berwenang atas Medjugorje tak pernah memercayai penampakan itu dan berselisih paham dengan para pastor Fransiskan yang memimpin paroki itu dan sangat meyakini penampakan itu. Untuk memecahkan kebuntuan, ditunjuk komite Vatikan. Komite ini menyelesaikan tugasnya pada 2014.
Orang beriman tidak diwajibkan meyakini penampakan. Banyak orang, termasuk pastor, tidak percaya. “Hal yang benar-benar berasal dari Maria, sulit dibedakan dengan hal yang ditangkap dan ditafsirkan oleh si penglihat,” kata Pastor Johann Roten. Ia adalah direktur proyek khusus dan penelitian di Marian Library di University of Dayton, yang memiliki lebih dari seratus ribu buku tentang Maria. Pada akhirnya, keputusan itu didasarkan pada iman.
Spoiler for pic:

Ini waktunya penampakan: 17.40. Di kapel Katolik Roma kecil di Bosnia dan Herzegovina, di desa Medjugorje, Ivan Dragicevic berlutut di depan altar, menundukkan kepala. Kemudian sambil tersenyum, ia menengadah ke langit. Dia mulai berbisik, mendengar dengan saksama, berbisik lagi. Percakapan hariannya dengan Perawan Maria telah dimulai.
Spoiler for pic:

Dragicevic adalah salah seorang dari enam anak gembala miskin yang melaporkan penampakan Perawan Maria pada 1981. Maria memperkenalkan diri kepada empat anak perempuan dan dua anak lelaki itu sebagai “Ratu Pencinta Damai” dan menurunkan pesan pertama dari ribuan yang mengingatkan orang beriman agar lebih sering berdoa dan meminta pendosa agar bertobat. Kala itu Dragicevic berumur 16 tahun. Sementara Medjugorje, yang masih di bawah Yugoslavia yang dikendalikan komunis, belum muncul sebagai pusat kesembuhan mukjizat dan perpindahan keyakinan spiritual yang memikat 30 juta peziarah selama 30 tahun terakhir.
Kini saya berada di Medjugorje bersama sekelompok orang Amerika, sebagian besar adalah kepala rumah tangga dari daerah Boston, serta dua lelaki dan dua perempuan pengidap kanker stadium empat. Kami dipandu oleh Arthur Boyle, 59 tahun, dan ayah 13 anak, yang pertama kali datang ke sini pada 2000, dengan tubuh digerogoti kanker dan umur diperkirakan tinggal beberapa bulan. Dia sudah patah semangat, berangkat ke sini hanya karena dipaksa dua temannya. Tetapi, pada malam pertama itu, setelah dia mengaku dosa beban psikologisnya segera terangkat.
“Rasa cemas dan depresi lenyap,” katanya kepada saya. “Anda tahu rasanya memanggul orang pada perang air di kolam renang—lalu orang itu turun, dan kita merasa ringan dan bebas?”
Spoiler for video:
Esok paginya, bersama temannya Rob dan Kevin, dia bertemu dengan seorang “visioner” lain, Vicka Ivankovic-Mijatovic. Sambil memegang kepala Arthur dengan satu tangan, Vicka memohon kepada Perawan Maria untuk meminta Tuhan menyembuhkan lelaki itu. Boyle berkata dia mengalami sensasi yang tidak biasa. “Dia mulai mendoakan saya. Rob dan Kevin memegang saya, dan rasa panas yang menjalari tubuh saya dari doa Vicka menyebabkan mereka berkeringat.”
Seminggu kemudian, saat sudah kembali di Boston, pemindaian CT di Rumah Sakit Umum Massachusetts menunjukkan bahwa tumornya telah menciut hingga hampir hilang.
Sejak itu, Boyle sudah 13 kali kembali ke Medjugorje. “Saya orang biasa,” katanya. “Saya senang hoki dan minum bir. Saya suka bermain golf.” Kini, kata Boyle, dia menjadi “semacam corong tentang kekuatan penyembuhan Yesus Kristus dan tentu saja tentang Bunda Maria dan kekuatan perantaraannya.”
Spoiler for pic:

Berdoa dengan perantaraan Perawan Maria dan berbakti kepadanya adalah fenomena global. Konsep Maria sebagai perantara ke Yesus diawali dengan mukjizat anggur di perkimpoian di Kana saat, menurut Injil Yohanes, Maria berkata kepada Yesus, “Mereka kehabisan anggur,” yang membuahkan mukjizat pertama Yesus. Pada tahun 431, di Konsili Ekumenis Ketiga, di Efesus, dia secara resmi dinamai Theotokos, Bunda Tuhan. Sejak itu, tak ada perempuan lain yang diagungkan seperti Maria. Sebagai lambang universal kasih ibu, juga lambang penderitaan dan pengorbanan, Maria adalah jalur ke alam adikodrati yang lebih mudah diakses daripada ajaran gereja formal. Jubahnya menawarkan perlindungan. Paus Fransiskus, ketika suatu kali ditanya apa makna Maria baginya, menjawab, “Dia mamá saya.”
Penampakan yang dilaporkan, yang sering dialami anak sangat miskin yang tinggal di daerah terpencil atau didera konflik, memperkuat misteri dan auranya. Saat anak-anak bersikukuh dengan cerita mereka—terutama jika disertai “pertanda”, seperti matahari berputar atau mata air menyembur—perbawanya menguat.
Spoiler for pic:

Maria ada di mana-mana: Bunga marigold juga berasal dari namanya. Gambar Perawan Maria dari Guadalupe di Meksiko adalah salah satu gambar perempuan yang paling banyak direproduksi sepanjang masa. Maria memikat jutaan orang setiap tahun ke tempat suci seperti Fátima di Portugal, dan Knock di Irlandia, menopang wisata religi yang diperkirakan bernilai miliaran dolar per tahun dan menyediakan ribuan pekerjaan. Dia mengilhami penciptaan banyak karya besar dalam seni dan arsitektur, serta puisi, liturgi, dan musik. Ia tempat mengadu bagi miliaran orang.
Orang Islam, selain orang Kristen, menganggapnya suci di atas semua perempuan lain, dan nama “Maryam” lebih sering muncul di Al Quran daripada “Maria” di Alkitab. Dalam Perjanjian Baru, Maria hanya berbicara empat kali, mula-mula saat Anunsiasi, ketika, menurut Injil Lukas, malaikat Gabriel menampakkan diri dan menyampaikan bahwa Maria akan melahirkan “Anak Tuhan Yang Mahatinggi.” Satu-satunya perkataannya yang panjang, juga dalam Lukas, adalah Kidung Maria yang puitis, diucapkan saat hamil muda: “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Tuhan, Juru Selamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia.”
Memang demikian adanya
Namun, petunjuk tentang kehidupannya sulit ditemukan. Pakar tentang Maria hanya memperoleh bahan dari kitab suci Ibrani, teks Mediterania abad pertama, Perjanjian Baru, dan penggalian arkeologi.
Menurut Alkitab, Maria tinggal di Nazaret ketika bangsa Romawi menguasai wilayah Yahudi. Setelah Maria mengandung, tunangannya, Yusuf, seorang tukang kayu, mempertimbangkan untuk meninggalkannya sampai malaikat mendatanginya dalam mimpi dan melarangnya. Kelahiran Yesus hanya diceritakan dalam dua Injil, Lukas dan Matius. Markus dan Yohanes menyebut ibu Yesus beberapa kali.
Para Penginjil ini menulis 40-65 tahun setelah kematian Kristus dan bukan biografer, kata Pastor Bertrand Buby, penulis kajian tiga jilid, Mary of Galilee.Dia juga anggota terpandang staf pengajar di International Marian Research Institute di University of Dayton, di Ohio. “Jadi, jangan mengharapkan Injil memuat semua unsur tentang Maria. Kehidupannya diketahui dari kabar angin.”
Beberapa kajian terbaru tentang Maria berfokus pada dirinya sebagai seorang ibu Yahudi. María Enriqueta García, dalam disertasinya, menjelaskan bahwa Maria membawa umat Kristen kepada Yesus, yaitu terang dunia, sebagaimana ibu-ibu Yahudi menyalakan lilin Sabat. “Kita melihat hubungan Maria dengan kita bukan hubungan biasa—ini suci.” Pada milenium pertama, seiring agama Kristen menjadi agama resmi Kekaisaran Romawi dan mulai menyebar ke Eropa, Maria biasanya ditampilkan sebagai sosok bangsawan, setara dengan kaisar, didandani dengan warna ungu ningrat dan emas. Pada milenium kedua, mulai pada abad ke-12, kata sejarawan abad pertengahan Miri Rubin dari Queen Mary University of London, “dia mengalami pergeseran dramatis,” berevolusi menjadi sosok ibu yang lebih lembut, baik hati, dan dekat dengan umat. Dia menjadi pengganti ibu di biara dan susteran, yang menerima banyak anggota baru berusia belia. “Kasih ibu,” kata Rubin, “mencerminkan esensi kisah religi ini.”
Karena begitu sedikit yang diketahui tentang Maria dari Alkitab, “kita dapat memproyeksikan nilai budaya apa pun kepadanya,” kata Amy-Jill Levine, profesor kajian Yahudi dan Perjanjian Baru di Vanderbilt University. “Ciptaan budaya,” menurut Rubin. Levine menambahkan, “Dia bisa menjadi ibu yang berduka, perawan muda, sosok dewi. Sebagaimana Yesus adalah lelaki ideal, Maria adalah perempuan ideal.”
Pada masa Reformasi (1517-1648), konsep Maria sebagai perantara tak lagi populer di tengah umat Protestan, yang menganjurkan berdoa langsung kepada Tuhan. Namun, Maria memperoleh jutaan penganut Katolik baru dari penaklukan Dunia Baru oleh Spanyol pada awal 1500-an—dan lebih belakangan, di Afrika seiring tersebarnya agama Kristen di sana.
Spoiler for pic:

Kibeho, kota kecil di Rwanda selatan, diingat sebagai tempat Perawan Maria menampakkan diri kepada tiga anak perempuan. Ia meramalkan darah dan kengerian genosida yang akan mengoyak pada 1994. Inilah saat suku mayoritas Hutu menyerang suku minoritas Tutsi dan lebih dari 800.000 orang dibantai dalam tiga bulan.
Pada Maret 1982 uskup setempat meminta Venant Ntabomvura, seorang dokter, untuk mengunjungi sekolah asrama putri di lereng bukit di Kibeho. Dia diminta menyelidiki tiga murid yang melaporkan penampakan dan percakapan dengan Perawan Maria. Menurut Ntabomvura, yang kini masih praktik pada usia 89 tahun, Alphonsine Mumureke pertama kali bercerita tentang penampakan pada November 1981. Selama penampakan, kata Ntabomvura, “Alphonsine berbicara dengan orang persis seperti sedang berbicara di telepon.”
Maria mula-mula menampakkan diri kepada Alphonsine, lalu kepada Anathalie Mukamazimpaka, disusul kepada Marie Claire Mukangango. Kata anak-anak itu, mereka berbincang berjam-jam dengan sang Perawan, yang menyebut dirinya Nyina wa Jambo, Bunda Sang Firman. Maria sering berbicara kepada mereka, sehingga memanggilnya Mama.
Spoiler for pic:

Saya menemui Anathalie suatu petang di rumah yang sederhana di dekat sekolah lamanya, dikelilingi rosario dan patung sang Perawan.
“Pertama kali dia muncul,” kata Anathalie, “saya sedang berdoa rosario, lalu dia memanggil nama saya. Saya mendengar dia berkata, ‘Nathalie, anakku.’ Dia tidak pernah memberitahukan mengapa dia memilih saya. Katanya dia muncul kepada siapa pun yang dia mau, kapan pun dia mau, di mana pun dia mau.” Dia tidak pernah menyebut agama tertentu, kata Anathalie. “Dia hanya meminta kami mengasihinya sebesar dia mengasihi kami.”
Ramalan mengerikan Maria diturunkan pada suatu hari pada 1982 yang dikira semua orang akan sangat bahagia: 15 Agustus, Perayaan Pengangkatan Maria ke surga. Ntabomvura hadir di sana, juga Gaspard Garuka, yang tinggal di dekat situ. Ketiga anak itu menangis karena kata mereka, sang Perawan juga berlinang air mata, ujar Garuka. Dia ingat bahwa Alphonsine “terjatuh berkali-kali karena yang disaksikannya amat mengerikan. Dia bahkan meminta, ‘Tolong, sembunyikan ini dari mata saya.’”
Menurut Anathalie, ramalan Maria “sama persis dengan yang saya lihat” 12 tahun kemudian. “Orang membunuh dengan tombak, api berkobar, tengkorak dan kepala orang terpenggal. Saya melihat kuburan massal dikelilingi kegelapan pekat, darah mengalir di mana-mana seperti sungai.” Anathalie berhasil lari dari Rwanda ke Republik Demokratik Kongo, lalu ke Kenya. Alphonsine menjadi suster biara di Italia. Marie Claire terbunuh dalam genosida itu. Pada 2001, Uskup Augustin Misago dari Rwanda dan Vatikan menyatakan bahwa, ya, Perawan Maria pernah muncul di Kibeho.
Spoiler for pic:

Michael O’neill, 39, adalah pengolah data Perawan Maria. Di situs webnya, MiracleHunter.com, dia mencatat setiap penampakan Maria yang diketahui sejak tahun 40. Penyelidikan dan dokumentasi sistematis mengenai penampakan adikodrati dimulai dengan Konsili Trente, reaksi ekumenis Gereja Katolik terhadap Reformasi, lebih dari 450 tahun silam. Di antara 2.000 penampakan yang dilaporkan sejak itu, Miracle Hunter menyebutkan, hanya 28 yang disetujui uskup setempat—orang pertama yang memutuskan apakah “penglihat” ini bisa dipercaya. Enam belas di antaranya diakui Vatikan.
O’Neill, dalam bukunya yang baru terbit, Exploring the Miraculous, menjabarkan proses Vatikan yang ketat saat memutuskan akan tidaknya mendukung suatu penampakan sebagai mukjizat—“benar-benar luar biasa.” “Autentisitas” dan kestabilan mental si penglihat merupakan faktor utama, dan siapa pun yang dicurigai berniat meraih ketenaran dan kekayaan, diabaikan atau dikecam.
Medjugorje adalah salah satu dari dua puluhan tempat yang sedang menanti persetujuan Vatikan. Para uskup setempat yang berwenang atas Medjugorje tak pernah memercayai penampakan itu dan berselisih paham dengan para pastor Fransiskan yang memimpin paroki itu dan sangat meyakini penampakan itu. Untuk memecahkan kebuntuan, ditunjuk komite Vatikan. Komite ini menyelesaikan tugasnya pada 2014.
Orang beriman tidak diwajibkan meyakini penampakan. Banyak orang, termasuk pastor, tidak percaya. “Hal yang benar-benar berasal dari Maria, sulit dibedakan dengan hal yang ditangkap dan ditafsirkan oleh si penglihat,” kata Pastor Johann Roten. Ia adalah direktur proyek khusus dan penelitian di Marian Library di University of Dayton, yang memiliki lebih dari seratus ribu buku tentang Maria. Pada akhirnya, keputusan itu didasarkan pada iman.
Diubah oleh dragonroar 25-06-2016 13:16
0
2.8K
Kutip
3
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan