
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pengunjuk rasa yang ikut dalam aksi menolak kedatangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Penjaringan Jakarta Utara pada Kamis lalu ditangkap polisi.
Ketua Umum Serikat Perjuangan Rakyat Indonesia (SPRI) Marlo Sitompul mengatakan demonstran yang ditangkap itu merupakan anggota organisasinya. Menurut Marlo, polisi telah menahan Sugiyanto alias Otoy selama 1x24 jam di Markas Kepolisian Resor Jakarta Utara.
“Dia dijemput di rumahnya pada pukul 01:00 WIB kemarin,” kata Marlo kepada Tempo saat dihubungi via telepon, Sabtu 25 Juni 2016.
Sugiyanto alias Otoy, menurut Marlo tidak ikut melempar batu saat para demonstran bentrok dengan polisi. “Tapi Polisi bilang punya bukti (keterlibatan Sugiyanto), kita lihatlah, kawan-kawan katakan dia tak ikut lempar (batu).”
Marlo melanjutkan bahwa istri Sugiyanto, Nurul Chotimah, sudah dua kali berusaha menemui suaminya pada Jumat kemarin. Yaitu pada pukul 09.00 dan 15.00, namun pihak kepolisian tak mengizinkannya. “Masa Sugiyanto diperlakukan sama dengan teroris.”
Kamis lalu, ratusan warga di Penjaringan melakukan aksi demonstrasi menolak kedatangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang akan meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di RW 016, Penjaringan, Jakarta Utara. Aksi yang dilakukan ini berujung bentrok, ketika polisi berusaha membubarkan massa yang menutup akses jalan di sekitar lokasi.
Dari penuturan Marlo,
diketahui sudah ada tujuh orang diperiksa pihak kepolisian terkait dengan bentrok Kamis Lalu, namun baru empat orang yang kembali ke rumah. “Yang tiga lagi saya enggak tahu, apa sudah jadi tersangka atau bagaimana.”
Marlo mengakui bahwa Sugiyanto cukup aktif sebagai aktivis SPRI dalam aksi menolak penggusuran yang dilakukan Pemprov DKI. Bahkan menurutnya Sugiyanto terlibat dalam beberapa kali rapat di Penjaringan. “Rapat biasa, bukan settingan untuk bentrok,” ucap dia.
Marlo juga meminta kepada Kapolda Metro Jaya dan Kapolres Jakarta Utara untuk bersikap netral sebagai pelindung masyarakat. “Mudah-mudahan Polri bersikap profesional, bukan berpihak kepada penguasa.”
Tempo masih berusaha mendapat keterangan dari Kepolisian Resor Jakarta Utara untuk mengonfirmasi berita ini.
Kok cuma satu orang, bukannya yg lempar2 banyak, udah proses aja semua, mereka bangga kok dipenjara ngurangi jatah makan dimarkas FPI, jadi bibieb ga susah2 cari donasi