KOMUNITAS
Home / FORUM / All / Sports / ... / Berita Olahraga /
Tentang Brexit, dan Pengaruhnya Terhadap Premier League
KASKUS
51
244
https://www.kaskus.co.id/thread/576d5142507410330f8b456b/tentang-brexit-dan-pengaruhnya-terhadap-premier-league

Tentang Brexit, dan Pengaruhnya Terhadap Premier League

Tentang Brexit, dan Pengaruhnya Terhadap Premier League

Bukan soal Piala Eropa saja yang membuat benua Eropa bergejolak pada musim panas kali ini. Gejolak panas lain muncul ketika Britania Raya (Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara [United Kingdom]) ingin melepaskan diri dari otoritas Uni Eropa. Wacana Britania Raya yang ingin melepaskan diri dari Uni Eropa ini dikenal sebagai Brexit (kependekan dari British dan exit [Keluar-red]).

Wacana tersebut diimplementasikan melalui pemungutan suara atau referendum pada 23 Juni kemarin. Pemungutan suara melibatkan seluruh warga negara Britania Raya, dan seluruh warga negara persemakmuran (Commonwealth), yang memenuhi syarat. Namun, negara persemakmuran yang merupakan anggota Uni Eropa seperti Malta dan Siprus tidak diambil suaranya.

Siang (24/6) tadi, hasil referendum telah diumumkan dengan 51.9% suara yang mendukung lepasnya Britania Raya dari Uni Eropa.

Setelah pemungutan suara pada di kedaulatan lokal Britania, yang selanjutnya adalah menjalankan pakta Lisbon terkait keanggotaan Uni Eropa. Pakta Lisbon ini nantinya akan membuat Britania melakukan pemberitahuan kepada Uni Eropa terkait niatan mereka untuk memisahkan diri. Selanjutnya, dewan Eropa akan melakukan voting. Upaya pemisahan akan tercapai andai 72% dari negara-negara di Eropa menyetujui Britania Raya keluar dari keanggotaan Uni Eropa.

Pengaruh Brexit terhadap Dunia Sepakbola

Jika Britania Raya keluar dari Uni Eropa, pertanyaan besarnya adalah "Apa saja dampak yang akan terjadi?"

Kebijakan ini tentunya akan berpengaruh besar terhadap tatanan yang sudah ada sebelumnya, tak terkecuali dunia sepakbola. Liga Primer Inggris sebagai wajah utama sepakbola Britania Raya tentu akan terkena pengaruh yang besar dari keputusan ini. Pengaruh yang paling besar adalah terkait izin kerja dan perekrutan pemain di usia muda.

Terkait izin kerja atau work permit, memang ada peraturan ganda dari FA (Federasi Sepakbola Inggris) soal penggunaan pemain Non-EU sebelumnya. Namun, jika Britania Raya bukan lagi anggota Uni Eropa, maka aturan tersebut bukan lagi menyasar "Non-EU" melainkan "Non-Britania Raya". Menurut Telegraph, akan ada lebih dari 100 pemain yang terancam tak bisa bermain di Liga Primer Inggris.

Dalam aturan FA tertulis bahwa pemain Non-EU yang bermain di Liga Inggris harus memiliki jumlah penampilan tertentu di timnas di level senior. Jumlah penampilan ini tergantung pada peringkat FIFA/UEFA negara masing-masing. Nama-nama yang terselamatkan dari aturan ini adalah N`Golo Kante, Laurent Koscielny, Robert Huth, Emre Can, Alberto Moreno, Jesus Navas, Bacary Sagna, David de Gea, Anthony Martial, sampai Dimitri Payet. Hal ini disebabkan karena mereka berasal dari negara anggota Uni Eropa tetapi belum mempunyai caps yang cukup bersama timnas sesuai dengan syarat FA.

Dengan keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa, maka aturan FA tersebut berubah dari pemain "Non-EU" menjadi pemain "Non-Britania Raya", yang artinya nama-nama di atas tidak bisa meruput di Liga Primer Inggris. Hal ini karena aturan FA berkaitan langsung dengan izin kerja yang dikeluarkan oleh Pemerintah Britania Raya. Kalau hal ini terjadi, setidaknya Stoke City, Watford, dan Liverpool, akan kehilangan masing-masing sembilan pemain karena tidak memenuhi kualifikasi.

Catatan: Pemain Non-Britania yang saat ini telah bermain di Liga Primer Inggris, tidak akan terusir karena mereka sudah punya izin kerja saat aturan ini belum berubah.

Pemain yang tidak mendapatkan izin kerja, tidak bisa bermain di Liga Primer Inggris. Bahkan, kalau ada aturan batasan soal jumlah pemain Non-Britania, sejumlah pemain bisa saja harus angkat kaki.

"Klub akan dibatasi dalam mendatangkan pemain top dari negara yang memiliki peringkat tinggi di Uni Eropa," ujar Dr. Babatunde Buraimo, dosen senior ekonomi olahraga di Universitas Liverpool. "Jika pemain-pemain seperti itu dibatasi, maka harga mereka akan melonjak, termasuk nilai transfer dan gaji, dalam merekrut pemain Uni Eropa. Hal ini akan membuat kesulitan mendatangkan pemain-pemain bertalenta."

Apa yang dikatakan Dr. Babatunde bisa jadi wajar, karena tak sedikit pemain yang belum memiliki caps timnas, memiliki kemampuan berkelas. Contohnya, Kante (Leicester City) dan Payet (West Ham United) yang baru dipanggil ke timnas Prancis karena bermain apik di liga bersama kesebelasannya.

Namun, para pemain Non-Britania yang tidak memenuhi syarat FA bisa saja mendapatkan izin kerja yakni lewat peraturan baru soal "investor visa". Peraturan ini menyebutkan bahwa pemain bisa saja bermain di tanah Inggris meskipun tidak sesuai dengan kriteria, andai ada penjamin yang bisa memastikan bahwa sang pemain bisa memiliki nilai investasi seharga satu juta pounds atau lebih. Dan penjamin bisa memastikan bahwa nantinya sang pemain akan berkontribusi besar terhadap perkembangan olahraga secara keseluruhan.

Nilai satu juta pounds memang rasanya kecil ketimbang transfer besar-besaran yang sering dilakukan oleh klub-klub Liga Inggris. Namun nilai ini menjadi besar apabila berurusan dengan pemain muda. Tentu sebuah risiko besar karena klub harus menjamin visa serta uang sebesar satu juta pounds untuk seorang pemain muda yang belum tentu nantinya akan bermain bagus.

Juga transfer pemain muda yang masuk dalam regulasi FIFA artikel 19 terkait transfer pemain menyebutkan bahwa "Perpindahan pemain muda berusia 16 hingga 18 tahun hanya boleh terjadi antara anggota Uni Eropa". Maka dengan Brexit, klub-klub Liga Primer Inggris tentu tidak bisa mengamankan bakat-bakat muda dari negara lain di luar Britania Raya, yang akan menjadi kerugian besar buat Arsene Wenger seluruh kesebelasan Premier League.

Tetapi karena Liga Primer Inggris merupakan sesuatu yang punya nilai jual tinggi, sangat menguntungkan, dan menjadi sumber pendapatan banyak orang selama puluhan tahun, maka selalu ada celah untuk mengakali peraturan seketat apapun. Di masa depan, bisa saja muncul aturan khusus terkait pemain Non-Britania setelah Brexit.

Namun, apabila dikaji kembali, dengan referendum ini bukankah berarti Britania Raya bisa melaksanakan kritikan yang terus mendera terkait “Eugenika” atau kemurnian bakat-bakat sepakbola Britania Raya? Kritik muncul karena Liga Primer Inggris makin hari justru tidak membuat orang-orang Britania Raya menjadi raja di rumah sendiri. Mulai dari pemain hingga pelatih lebih banyak orang luar Britania yang meraih kesuksesan. Maka ke depannya Inggris dan negara di Britania Raya lain bisa lebih leluasa untuk mengembangkan bakat-bakat sepakbola mereka. Agak terkesan fasis memang.

Terkait pertanyaan apakah dengan keluar dari Uni Eropa maka Britania Raya akan keluar juga dari UEFA, jawabanya tentu tidak. Bukan berarti keluar dari Uni Eropa selaku organisasi regional yang lebih bersifat politik dan ekonomi, Britania Raya akan secara otomatis keluar dari UEFA selaku organisasi regional Eropa yang mengurusi dunia sepakbola. Secara teori hukum dan organisasi internasional, setiap organisasi memiliki peraturan formal dan otonomi tersendiri.

Maka meskipun sudah keluar dari Uni Eropa, baik Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara tetap termasuk sebagai bagian dari UEFA, karena rezim dan otoritas UEFA masih mengategorikan Inggris, Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara sebagai anggota UEFA. Hal ini bisa saja berubah apabila UEFA memiliki keputusan tertentu terkait keanggotan mereka seperti Ukraina dan Turki yang bukan anggota Uni Eropa tetapi merupakan anggota dari UEFA.

Karena meskipun Britania Raya keluar dari Uni Eropa, negara mereka masih tetap ada di tempat yang sama di benua Eropa yang kita kenal seperti di peta.

Maap gan baru belajar bikin thread, emoticon-Wakaka emoticon-Shakehand2

jangan lupa emoticon-Rate 5 Star dan kaga nolak emoticon-Toast

cheers~

*update page 2
SUMUR :
Code:
http://panditfootball.com/cerita/205525/tentang-brexit-dan-pengaruhnya-terhadap-liga-primer-inggris
Diubah oleh gosparky
Halaman 1 dari 3
nyimaaak

Update: Brexit akan menyiksa BPL

Tentang Brexit, dan Pengaruhnya Terhadap Premier League

Di awal pekan ini, semua 20 klub di Liga Primer Inggris mengungkapkan dukungan kepada Inggris agar tetap menjadi bagian dari Uni Eropa (UE).


CEO Richard Scudamore merasa cemas pemungutan suara Brexit (British Exit) pada tengah pekan ini dalam referendum negara bertentangan dengan komitmen EPL mengenai 'keterbukaan' dan akan menambah kesulitan untuk melindungi hak kekayaan intelektual, terutama dalam bentuk kontrak hak siar dan merchandise.

"Saya percaya kami, di Inggris, harus berada di Eropa dari perspektif bisnis," ujar Scudamore dalam pidato di konvensi tahunan Institute of Directors.

"Saya percaya dalam pergerakan bebas produk, tetapi ketika menyangkut jasa, kita harus memberi hak, terutama dalam dunia audio-visual, pada teritorialism."

Jika Brexit sukses, akan ada beberapa kemungkinan konsekuensi yang akan sangat berdampak pada EPL dan juga sepakbola Eropa dan dunia secara keseluruhan.

DAMPAK PADA HARGA TRANSFER

Tentang Brexit, dan Pengaruhnya Terhadap Premier League

Brexit akan membuat poundsterling (£) menjadi lebih lemah karena ketidakpastian tentang bagaimana Inggris akan melakukan negosiasi terkait perdagangan di masa depan. Akan ada juga juga pengurangan investasi dari perusahaan luar negeri karena keuntungan akses ke pasar bebas Eropa sudah tidak dimiliki Inggris lagi.

Hal ini akan meningkatkan banderol perekrutan pemain dari luar negeri untuk klub EPL. Contohnya, Juventus memberi harga €160 juta untuk Paul Pogba. Pada akhir Juni 2015, nilai tukar €/£ adalah 0.709, tetapi bisa dengan mudah naik ke 0.900 atau bahkan lebih tinggi jika Brexit terwujud.

Ini akan meningkatkan harga bagi klub EPL yang mengejar Pogba, seperti Chelsea dan duo Manchester, dari £113.4 juta ke £144 juta, mengalami peningkatan sekitar £30 juta. Dan tidak ada perubahan banderol bagi klub non-Inggris yang mengejar Pogba, seperti Real Madrid.

Jika kontrak pemain luar negeri dinegosiasikan menggunakan € daripada £, maka itu juga akan meningkatkan rata-rata gaji klub EPL.

Dampak kombinasi tersebut bisa membuat klub-klub EPL terjerat masalah terkait Financial Fair Play, jika mereka ingin memperkuat tim dengan pemain-pemain dari luar.

Masalah lebih lanjut akan timbul jika pemerintah Inggris menerapkan tarif untuk pendaftaran pemain, meskipun ini adalah salah satu dari keputusan pemerintah yang baru diberlakukan beberapa tahun mendatang.

Brexit pada saat yang sama juga akan membuat klub-klub luar Inggris bisa merekrut pemain dari EPL dengan lebih murah, seperti pemain yang mencuat di Euro 2016 saat ini, Dimitri Payet dari West Ham.

Dengan perkembangan luar biasa pada sepakbola Tiongkok dalam 18 bulan terakhir, perpindahan besar ke Chinese Super League bisa saja terjadi karena pemain-pemain EPL memiliki harga yang relatif lebih murah. emoticon-Matabelo (harusnya tim indonesia beli nih emoticon-Wakaka)



DAYA TARIK BAGI INVESTOR

Liga Primer Inggris saat ini sangat menarik bagi investor luar negeri, dengan 14 klub memiliki pemilik (penuh atau sebagian) dari luar. Kabar baik bagi para investor itu adalah Brexit akan membuat klub-klub EPL lebih murah untuk diakusisi, mempertimbangkan poundsterling akan jatuh.

Asumsi ini menandakan EPL akan tetap menjadi produk populer meski Inggris sudah tidak menjadi bagian dari UE lagi. Jika investor luar mendapatkan kesulitan lebih tinggi untuk membeli perusahaan Inggris, maka nilai klub bisa jatuh karena akan dianggap kurang menarik.

Salah satu daya tarik klub EPL adalah kesepakatan TV baru domestik dan luar negeri yang akan berjalan pada 2016/17, klub-klub akan mendapatkan laba lebih tinggi dari sebelumnya.

Generasi baru investor, yang bisa melihat keuntungan finansial dan juga kebanggan memiliki klub, telah tertarik pada EPL. Jika potensi laba dari pembelian dan penjualan klub jatuh karena melemahnya poundsterling, maka ini bisa menghalangi investasi.

KEMAMPUAN MEREKRUT PEMAIN

Saat ini, sekitar 65 persen pemain EPL dari luar negeri. Klub-klub EPL bebas untuk merekrut pemain dengan paspor UE karena aturan kebebasan ketenagakerjaan. Apa yang akan terjadi jika Brexit terwujud terhadap aturan ketenagakerjaan tersebut masih belum diketahui.

Skenario terbaik dari sudut pandang fans (dan mungkin klub) adalah hubungan baru Inggris dengan negara-negara UE tetap memberlakukan aturan tersebut. Dalam hal ini, maka tidak akan ada perubahan dari kemampuan klub merekrut pemain dari luar.

Skenario terburuk aturan perekrutan pemain non-UE akan diterapkan untuk pemain-pemain dari UE juga. Aturan ini hanya mengizinkan perekrutan jika sang pemain telah memainkan prosentase tertentu laga internasional, berbanding terbalik dengan posisi negara pemain terkait di ranking FIFA (semakin rendah posisi di rangking FIFA, semakin tinggi prosentasi minimal sang pemain di level internasional).

Jika aturan tersebut sudah diberlakukan sejak dahulu, maka EPL tidak akan melihat perekrutan seperti Eric Cantona, Paolo Di Canio dan bahkan Cristiano Ronaldo. Lebih terbaru lagi, juara EPL 15/16 Leicester tidak akan bisa mendatangkan N'Golo Kante dari Caen 12 bulan silam.

Pendukung Brexit mengklaim ini akan memberi kesempatan lebih banyak untuk pemain domestik, terutama pemain muda, untuk masuk ke skuat utama. Dan hal tersebut akan memberi dampak positif bagi tim nasional Inggris.

Ini terlihat bertentangan dengan istilah umum sepakbola 'jika mereka cukup bagus mereka sudah cukup tua' yang datang dari sebagian besar pelatih. Pemilik klub menginginkan akses pada talenta terbaik seluas mungkin, jadi tidak mengherankan mendengar sosok seperti Karren Brady, chairman West Ham, memberi dukungan untuk tetap berada dalam UE.

IMPLIKASI PASAL 19

Di bawah aturan FIFA, transfer internasional untuk pemain di bawah usia 18 adalah hal terlarang. Aturan ini tidak berlaku untuk pemain usia 16-18 tahun yang ditransfer antara negara UE atau European Economic Area (EEA).

Karena itu, jika Inggris meninggalkan UE maka ada kemungkinan klub-klub EPL tidak bisa merekrut pemain-pemain muda dari seantero Eropa. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat bintang-bintang seperti Cesc Fabregas, Paul Pogba dan Hector Bellerin digaet klub EPL pada jenjang usia 16 dan 18 sebelum berkembang menjadi pemain top dunia.

Prospek untuk tidak bisa merekrut pemain di bawah usia 18 akan membuat klub-klub di luar Inggris gembira, karena EPL kerap dituding 'mencuri' talenta muda terbaik akademi dengan kompensasi yang sangat murah.

Bagaimanapun juga, Inggris bisa meminta untuk tetap menjadi bagian dari EEA, tetapi kecil kemungkinan pemerintah Inggris mengambil keputusan itu hanya demi keuntungan klub-klub sepakbola.

Keputusan EPL untuk mendukung bertahannya Inggris sebagai bagian UE memang masuk akal dari sudut pandang finansial. Itu akan membuat EPL bisa mempertahankan posisi sebagai liga yang paling populer dan menguntungkan di dunia, dan itu karena memiliki akses memiliki banyak pemain terbaik dengan memberi gaji tinggi.

Motif EPL sepenuhnya karena kepentingan pribadi. Pemain-pemain Inggris akan menjadi surplus di dalam negeri sendiri, jadi apa yang bagus untuk pemilik Chelsea Roman Abramovic atau pemilik Liverpool Fenway Sport Group, tidak benar-benar yang terbaik untuk pemain seperti Andy Carroll dan Chris Smalling.

Hari Kamis waktu setempat di Inggris akan memberi dampak besar bagi negara tersebut - secara ekonomi, politik dan kultur - tetapi hasilnya juga akan mempengaruhi masa depan Liga Primer Inggris dan mungkin tim nasional


Sekian dulu gan update nya emoticon-Shakehand2
semoga puasa kita di hari ini lancar.emoticon-Cool

jangan lupa emoticon-Rate 5 Star emoticon-Sundul dan jangan lupa emoticon-Blue Guy Cendol (L)

cheers~emoticon-Shakehand2 emoticon-Toast

sumur :
Code:
http://m.goal.com/s/id-ID/news/1108/sepakbola-inggris/2016/06/22/24876812/tak-ada-lagi-cristiano-ronaldo-baru-bagaimana-brexit-akan?CMPID=TWINO_160622_brexitbuateplmerana

Diubah oleh gosparky
Quote:



matur suwun udah mampir ganemoticon-Toastemoticon-Shakehand2emoticon-shakehand
d tunggu aj musim depan gmn.. emoticon-linux2
Quote:



mungkin musim depan belum terlalu kerasa efeknya. 2 musim lagi mungkinemoticon-Takut
bakalan aneh ini pemain EU dimintain work permit di inggris emoticon-Leh Uga
btw katanya pemain EU ini dimintain pajak juga yak kalo maen di non eu?
Quote:


iya sih musim depan masih peralihan jd blom ketat dah aturannya emoticon-linux2
jadi sangat rumits
Mungkin tambah sulit dapet work permit aja sih.
Hmm kalau gak bisa merekrut pemain 16-18 th dari luar britania, kasihan tuh buat team-team yang suka mengorbitkan pemain-pemain muda sehingga "chancenya" lebih kecil karena hanya bisa merekrut pemain pemain dari britania saja.
Diubah oleh galangdestroy
Nice info gan..
Wah bakal tmbah rumit klo gt, gmn nasib nya tuh klo yg udah dikontrak beberapa tahun kedepan..
masalahnyaa ternyata rumit yaa gan
apalagi sudah menyangkut tentang sepakbolaaa
Quote:



iya gan. mungkin udah gaakan ada lagi CR, Fabregas yang udah di BPL dari remaja ganemoticon-Matabelo
Quote:


kalo yang udah teken kontrak mungkin ga ngaruh gan. palingan suruh memperbarui work permitnya.
Quote:



jelas lah gan. efek domino ini mah ganemoticon-Wkwkwk
nah ini yg saya takutkan, ane pensya munyuk gan emoticon-Sorry
Diubah oleh abd.sajad
berarti kita masih bisa ngeliat timnas inggris maupun tim tim epl di uefa euro atau liga champion kedepannya ga tuh bray emoticon-Bingung
Quote:



masih lah gan. kalo UEFA sih semua tim yang ada di kawasan eropa masih boleh ikut gan. contohnya : Tim2 dari Turki.
Tim2 "MIE INSTANT" macem Chel$ea & Man C$ty bakal kelabakan...
Quote:



harus pinter2 ngelola pemain lokal jadinya gan
Halaman 1 dari 3


×
© 2023 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved
Ikuti KASKUS di