Mantan relawan 'Teman Ahok', Paulus Romindo mengaku takut tersangkut perkara tindak pidana korupsi setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan akan melakukan pengusutan adanya uang sebesar Rp30 Miliar yang diduga merupakan aliran dana pengembang pembangunan pulau reklamasi.



"Infonya KPK akan mengeluarkan surat penyelidikan. Makanya, kami berani begini," ujar Paulus di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (22/6/2016).

Saat menjadi relawan, dirinya mengaku tak mengetahui aliran dana sebesar Rp30 Miliar tersebut.

"Kami hanya pekerja di bawah. Itu coba tanya (pengurus Teman Ahok) pusat," tandas Paulus.

Untuk itu, ia bersama sejumlah mantan relawan 'Teman Ahok' mengaku membongkar segala borok 'Teman Ahok' agar masyarakat dapat mengetahui dari mulai dana hingga cara mengumpulkan KTP.

"Kami, takutnya dilibatkan dan diklaim dengan mereka (Teman Ahok). karena informasi yang kami didapat, ada indikasi mereka dapat (aliran dana)," tambahnya.

Terlebih, selama ini mereka tidak mengetahui sumber dana yang digunakan untuk membayar mereka tiap berhasil mengumpulkan sebanyak 140 KTP perminggunya.

"Secara langsung tidak tahu (asal Rp500.000 yang digunakan untuk membayar mereka). Dari omongan antar Penanggung Jawab (PJ), sumbangan ada. Saya tahu dari yang lain yang pernah nanya dengan orang yang di pusat, di Pejaten bilang 'bukan urusan lo' (PJ) asal uang itu. Gak ada transparansi," tutup Richard.

Dalam rapat kerja Komisi III DPR bersama pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pekan lalu, Politisi PDI Perjuangan, Junimart Girsang, mengungkapkan adanya dugaan aliran dana Rp30 miliar dari pengembang proyek reklamasi ke Teman Ahok.

Pernyataan Junimart ini, langsung ditanggapi Ketua KPK Agus Rahardjo yang berjanji akan segera meneliti dugaan tersebut.

http://rimanews.com/nasional/politik...Tak-Transparan