- Beranda
- Komunitas
- Female
- Kids & Parenting
Dilematika Tentang Vaksin


TS
dewi1055
Dilematika Tentang Vaksin
Assalamualaikum...selamat pagi ibu2 dan bpk2...
baru saja di koran saya baca berita ttg VAKSIN PALSU...huft pastinya yg pada punya baby ketar ketir nih..anak saya di vaksin yg asli apa yg palsu, emm pasti bedainnya jg kita gk tau..???
sekedar mau saling share aja ya...
Apa itu Imunisasi/Vaksinasi?
Bila bibit penyakit penderita TBC, Hepatitis, Meningitis, HIV, Campak, Polio atau penyakit lainnya yang menyarang di tubuh seseorang diambil lantas diolah sedemikian rupa entah dengan istilah dilemahkan atau dilumpuhkan, kemudian bibit penyakit tersebut diperbanyak lalu disuntikkan ke tubuh Anda atau anak Anda! Apakah dengan sukarela Anda menerimanya? Aksi memasukkan bibit penyakit inilah yang akrab disebut vaksinasi atau imunisasi.
Vaksin berasal dari kata vaccinia penyebab infeksi cacar pada sapi. Secara umum, vaksin adalah suatu bahan yang diyakini dapat melindungi orang dari penyakit. Vaksinasi adalah usaha merangsang daya tahan tubuh dengan memasukkan bibit penyakit yang dilemahkan dan diproses dengan bahan lain.
Sebenarnya vaksinasi atau imunisasi tidak ada hubungannya dengan peningkatan daya tahan tubuh mengingat fungsinya hanya sebagai perangsang sejauh mana daya tahan tubuh seseorang. Padahal daya tahan tubuh/sistem imunitas perlu dilatih berulang-ulang agar selalu siap bila ada mikroorganisme masuk ke tubuh.
“Maka dari itu, yang kita dengar vaksin harus disuntikkan berkali-kali, bila tidak tubuh tidak membentuk sistem imunitasnya. Namun, pada kenyataannya walaupun telah diimunisasi, tetap saja masih banyak yang terkena penyakit. Kenapa ini bisa terjadi, kemungkinan karena kesalahan cara mem-vaksin, penyimpanannya, atau karena vaksin memang tidak efektif.” ungkap dr. Agus Rahmadi, pengasuh Klinik Sehat.
“Sebenarnya vaksin diberikan hanya untuk jaga-jaga (preventif)/belum tentu terjadi. Apakah dengan alasan jaga-jaga, kesehatan justru harus dikorbankan (dipertaruhkan)? Belum lagi vaksin banyak menggunakan unsur haram. Kenapa tidak dengan tahnik, konsumsi madu, dan habbatussauda yang telah terbukti meningkatkan sistem imunitas?”, lanjutnya.
Cara membuat vaksin
Pembuatan vaksi melalui beberpa tahap, dan kita akan mencontohkan pembuatan vaksin polio ditempuh dengan mengebangbiakkan virus polio untuk pembuatan vaksin polio inaktif ( IVP ) virus polio dikembangbiakkan dengan menggunakan sel vero ebagai media pembiakan ( sel ginjal kera ) dengan tahapan sebagai berikut :
Penyiapan media ( sel vero ) untuk pengembangbiakkan virus
Penanaman / inokulasi virus
Pemanenan virus
Pemurnian virus
Inaktivasi / atenuasi virus
Penyiapan media ( sel vero ) dilakukan dengan menggunakan mikrokarier yaitu bahan pembawa yang akan mengikat sel tersebut, bahan tersebut adalah NN Diethyl Amino Ethyl ( DEAE ) dan pada proses selamjutnya sel vero ini harus dilepaskan dari mikrokarier dengan menggunakan enzim tripsin ( pankreas babi ) selanjutnya pembuangan nutrisi dengan cara dicuci dengan menggunakan larutan PBS buffer larutan ini kemudian dinetralkan dengan serum anak sapi ( calf serum ). Sel – sel vero yang sudah dimurnikan dan dinetralisasi itu kemudian ditambahkan mikrokarier yang baru dan ditempatkan di bioreactor yang lebih besar dan didalamnya ditambahkan nutrisi dan virus siap untuk dibiakkan. Sel vero yang sudah berkambang biak dan bertambah jumlahnya kemudian dilepaskan lagi dari mikrokriernya dengan tripsin babi dan proses ini dilakukan berulang – ulang sampai dihasilkan jumlah yang di inginkan.
Titik kritis dari pembuatan vaksin adalah penggunaan tripsin babi yang sampai saat ini masih berlangsung. Sehingga kita harus benar – benar mengkaji dan berfikir ulang seberapa pentingkah vaksinasi bagi anak – anak dan diri kita ?
Logika Vaksin
Bayi yang baru lahir dianugerahi oleh Allah tubuh yang sempurna, lengkap dengan sistem kekebalan tubuh. Bayi yang belum tahu apa-apa, belum mengenal selain tangis dan tawa, makan/minum, dan tidur tentu tak mampu menolak apa pun yang duimasukkan ke tubuhnya. Ayah ibu lah yang memilah dan memilih apa yang terbaik untuk ditelen atau dimasukkan ke tubuh buah hatinya.
Mungkinkah orang tua membiarkan begitu saja ragam racun ditelan dan bersarang di pembuluh darah dan organ-organ tubuh anak kesayangannya? Di sisi lain, mungkinkah racun merupakan media yang tepat untuk menjaga kesehatan? Bayangkan pula bila racun tersebut berasal dari babi, bangkai, darah dan nanah! Mungkinkah seseorang yang karena hanya ingin menguji daya tahan tubuhnya harus menelah bahan-bahan haram dan berbahaya?
Bukankah vaksinasi hanya menambah orang yang terinfeksi penyakit dan terjadinya penyebaran penyakit di daerah/negara tertentu padahal sebelumnya aman-aman saja?
Rujukan:
silakan baca buku:
1. Imunisasi, Dampak & Konspirasi; Solusi Sehat ala Rasulallah SAW, yang ditulis oleh Hj. Ummu Salamah, SH., Hajjam.
2. Deadly Mist, Upaya Amerika Merusak Kesehatan Manusia, oleh Jerry D. Gray.
so...Selamatkan Anak Anda Sejak Dini....
baru saja di koran saya baca berita ttg VAKSIN PALSU...huft pastinya yg pada punya baby ketar ketir nih..anak saya di vaksin yg asli apa yg palsu, emm pasti bedainnya jg kita gk tau..???
sekedar mau saling share aja ya...
Apa itu Imunisasi/Vaksinasi?
Bila bibit penyakit penderita TBC, Hepatitis, Meningitis, HIV, Campak, Polio atau penyakit lainnya yang menyarang di tubuh seseorang diambil lantas diolah sedemikian rupa entah dengan istilah dilemahkan atau dilumpuhkan, kemudian bibit penyakit tersebut diperbanyak lalu disuntikkan ke tubuh Anda atau anak Anda! Apakah dengan sukarela Anda menerimanya? Aksi memasukkan bibit penyakit inilah yang akrab disebut vaksinasi atau imunisasi.
Vaksin berasal dari kata vaccinia penyebab infeksi cacar pada sapi. Secara umum, vaksin adalah suatu bahan yang diyakini dapat melindungi orang dari penyakit. Vaksinasi adalah usaha merangsang daya tahan tubuh dengan memasukkan bibit penyakit yang dilemahkan dan diproses dengan bahan lain.
Sebenarnya vaksinasi atau imunisasi tidak ada hubungannya dengan peningkatan daya tahan tubuh mengingat fungsinya hanya sebagai perangsang sejauh mana daya tahan tubuh seseorang. Padahal daya tahan tubuh/sistem imunitas perlu dilatih berulang-ulang agar selalu siap bila ada mikroorganisme masuk ke tubuh.
“Maka dari itu, yang kita dengar vaksin harus disuntikkan berkali-kali, bila tidak tubuh tidak membentuk sistem imunitasnya. Namun, pada kenyataannya walaupun telah diimunisasi, tetap saja masih banyak yang terkena penyakit. Kenapa ini bisa terjadi, kemungkinan karena kesalahan cara mem-vaksin, penyimpanannya, atau karena vaksin memang tidak efektif.” ungkap dr. Agus Rahmadi, pengasuh Klinik Sehat.
“Sebenarnya vaksin diberikan hanya untuk jaga-jaga (preventif)/belum tentu terjadi. Apakah dengan alasan jaga-jaga, kesehatan justru harus dikorbankan (dipertaruhkan)? Belum lagi vaksin banyak menggunakan unsur haram. Kenapa tidak dengan tahnik, konsumsi madu, dan habbatussauda yang telah terbukti meningkatkan sistem imunitas?”, lanjutnya.
Cara membuat vaksin
Pembuatan vaksi melalui beberpa tahap, dan kita akan mencontohkan pembuatan vaksin polio ditempuh dengan mengebangbiakkan virus polio untuk pembuatan vaksin polio inaktif ( IVP ) virus polio dikembangbiakkan dengan menggunakan sel vero ebagai media pembiakan ( sel ginjal kera ) dengan tahapan sebagai berikut :
Penyiapan media ( sel vero ) untuk pengembangbiakkan virus
Penanaman / inokulasi virus
Pemanenan virus
Pemurnian virus
Inaktivasi / atenuasi virus
Penyiapan media ( sel vero ) dilakukan dengan menggunakan mikrokarier yaitu bahan pembawa yang akan mengikat sel tersebut, bahan tersebut adalah NN Diethyl Amino Ethyl ( DEAE ) dan pada proses selamjutnya sel vero ini harus dilepaskan dari mikrokarier dengan menggunakan enzim tripsin ( pankreas babi ) selanjutnya pembuangan nutrisi dengan cara dicuci dengan menggunakan larutan PBS buffer larutan ini kemudian dinetralkan dengan serum anak sapi ( calf serum ). Sel – sel vero yang sudah dimurnikan dan dinetralisasi itu kemudian ditambahkan mikrokarier yang baru dan ditempatkan di bioreactor yang lebih besar dan didalamnya ditambahkan nutrisi dan virus siap untuk dibiakkan. Sel vero yang sudah berkambang biak dan bertambah jumlahnya kemudian dilepaskan lagi dari mikrokriernya dengan tripsin babi dan proses ini dilakukan berulang – ulang sampai dihasilkan jumlah yang di inginkan.
Titik kritis dari pembuatan vaksin adalah penggunaan tripsin babi yang sampai saat ini masih berlangsung. Sehingga kita harus benar – benar mengkaji dan berfikir ulang seberapa pentingkah vaksinasi bagi anak – anak dan diri kita ?
Logika Vaksin
Bayi yang baru lahir dianugerahi oleh Allah tubuh yang sempurna, lengkap dengan sistem kekebalan tubuh. Bayi yang belum tahu apa-apa, belum mengenal selain tangis dan tawa, makan/minum, dan tidur tentu tak mampu menolak apa pun yang duimasukkan ke tubuhnya. Ayah ibu lah yang memilah dan memilih apa yang terbaik untuk ditelen atau dimasukkan ke tubuh buah hatinya.
Mungkinkah orang tua membiarkan begitu saja ragam racun ditelan dan bersarang di pembuluh darah dan organ-organ tubuh anak kesayangannya? Di sisi lain, mungkinkah racun merupakan media yang tepat untuk menjaga kesehatan? Bayangkan pula bila racun tersebut berasal dari babi, bangkai, darah dan nanah! Mungkinkah seseorang yang karena hanya ingin menguji daya tahan tubuhnya harus menelah bahan-bahan haram dan berbahaya?
Bukankah vaksinasi hanya menambah orang yang terinfeksi penyakit dan terjadinya penyebaran penyakit di daerah/negara tertentu padahal sebelumnya aman-aman saja?
Rujukan:
silakan baca buku:
1. Imunisasi, Dampak & Konspirasi; Solusi Sehat ala Rasulallah SAW, yang ditulis oleh Hj. Ummu Salamah, SH., Hajjam.
2. Deadly Mist, Upaya Amerika Merusak Kesehatan Manusia, oleh Jerry D. Gray.
so...Selamatkan Anak Anda Sejak Dini....
0
1.3K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan