BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
5 fakta festival daging anjing nan kontroversial di Tiongkok

Seorang pedagang menunggu pembeli di samping kandang anjingnya, di sebuah pasar di kota Yulin, Provinsi Guangxi (21 Juni 2016).
Festival daging anjing (Dog Meat Festival) kembali digelar di Tiongkok. Dalam festival itu ribuan anjing dan kucing dibunuh demi jadi santapan manusia.

Pembukaan festival sudah berlangsung pada 21 Juni 2016. Menurut jadwal, festival akan digelar selama 10 hari.

Berikut kami rangkum sejumlah fakta seputar festival nan kontroversial itu.

Festival tahunan sejak 2009

Festival ini sudah dimulai sejak 2009. Namun mulai mendapat perhatian luas pada 2010. Lokasi acaranya di Kota Yulin, yang masuk wilayah provinsi Guangxi, satu provinsi di sebelah selatan Tiongkok.

Pembukaan festival dimulai tiap 21 Juni, guna menyambut datangnya musim panas. Diperkirakan sekitar 10 - 15 ribu anjing dan kucing yang dikonsumsi dagingnya selama festival itu.

Makan anjing legal di Tiongkok

Merujuk laporan Xinhua (h/t BBC), mengonsumsi anjing sudah menjadi tradisi di Tiongkok, dan sejumah negara Asia Timur lainnya, sejak 400 - 500 tahun yang lalu. Mengonsumsi daging anjing konon bisa membantu manusia menghadapi udara panas, terutama di musim panas.

Di Tiongkok jual beli daging anjing adalah perkara biasa. Dalam setahun diperkirakan sekitar 10 juta anjing dibunuh untuk memenuhi permintaan warga Tiongkok.

Warga Tiongkok cenderung menolak festival

Meski makan anjing adalah perkara biasa, festival di Yulin cenderung ditolak.

Xinhua pernah memublikasikan hasil jajak pendapat soal festival daging anjing ini. Hasilnya sekitar 64 persen responden --berusia 16-50 tahun-- mendukung penutupan festival itu selamanya.

Temuan lain yang menarik adalah 51,7 persen responden ingin agar perdagangan daging anjing dilarang sepenuhnya. Bahkan sekitar 69,5 persen mengaku tidak pernah memakan anjing. Perlu dicatat, jajak pendapat itu juga melibatkan warga Yulin.

Adapun pemerintah Yulin mengaku bahwa mereka tidak memberi dukungan resmi terhadap festival. Menurut pemerintah, gagasan dan pengorganisiran acara itu dilakukan oleh pihak swasta.

Seorang pedagang menjajakan daging anjing di sebuah pasar di kota Yulin, Provinsi Guangxi (21 Juni 2016).

Penolakan meluas

Argumen umum dalam menolak aktivitas mengonsumsi daging anjing, adalah pandangan yang menyebut bahwa anjing merupakan hewan peliharaan, bukan ternak yang laik dikonsumsi.

Terkhusus festival daging anjing di Yulin, argumen penolakan bisa dilihat di Stop Yulin Forever, situs kampanye melawan festival itu. Antara lain soal kesehatan anjing, serta cara menjagal yang tercela.

Merujuk situs itu, anjing-anjing yang dijagal, ternyata tak hanya dari Yulin. Anjing juga didatangkan dari daerah-daerah lain. Hewan-hewan itu mesti menempuh perjalanan hingga ratusan kilometer, berdesakan di dalam kandang, kekurangan makanan dan minuman.

Setibanya di Yulin, anjing-anjing itu sudah kurang gizi, dehidrasi, bahkan mati. Proses menjagal anjing pun kerap dituding tak sesuai standar, cara-cara tercela dengan memukul atau meracuni masih dilakukan. Adapun para pembeli cenderung tak pedui dengan latar di atas.

Di Change.org, ada sejumlah petisi yang menyuarakan penolakan atas fetival ini. Beberapa di antaranya telah mengumpulkan jutaan dukungan. Sebagai contoh, petisi bertajuk "Hentikan Festival Makan Daging Anjing di Yulin" yang sudah mengumpulkan 4,6 juta tanda tangan.

Penolakan atas festival ini juga datang dari para pesohor. Seperti dilaporkan Asia One, Penyanyi Leona Lewis dan Richard Marx, sejak tahun lalu sudah setia menyuarakan "Stop Yullin" di kanal-kanal media sosial mereka.

Upaya penyelamatan anjing

Penolakan atas pembantaian anjing di festival ini juga meluas dalam bentuk inisiatif bernuansa filantropi.

Seperti yang dilakukan perempuan bernama, Yang Xiaoyun (65). Pada 2014, ia membayar 150 ribu yuan (sekitar Rp300 juta) demi menyelematkan 360 anjing dan kucing dari festival ini. Hal yang sama kembali dilakukannya pada 2015, menyelamatkan sekitar 100 anjing, dengan modal sekitar 50 ribu yuan (sekitar Rp100 juta).

Aktivitas serupa dilakukan aktivis asal Amerika Serikat, Marc Ching. Ia melakukan perjalanan ke Yulin jelang festival, guna mendatangi rumah-rumah jagal dan menyelamatkan anjing-anjing dari pembantaian. Sejauh ini dirinya telah menyelamatkan sekitar 1.000 ekor anjing.

Seperti dilaporkan Mashable, dalam beberapa kasus, Ching mendatangi rumah pemotongan hewan dan bertindak sebagai pembeli. Ia membeli ratusan anjing, dan mengirimnya ke AS untuk rehabilitasi.

Cara lain, Ching membujuk pemilik rumah jagal untuk meninggalkan bisnisnya, dengan tawaran pergantian biaya guna memulai bisnis baru.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...al-di-tiongkok

---

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
43.1K
67
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan