Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta ikut menanggapi sikap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang melarang atau mengusir jurnalis yang liputan di Balai Kota.
Ketua AJI Jakarta, Handa Nurhasim mengatakan, Balai Kota merupakan ruang publik, tempat jurnalis melakukan kerja-kerja jurnalistik.
"Penyataan Ahok itu menunjukkan dia sebagai pejabat publik yang tidak profesional menghadapi jurnalis. Ahok tidak perlu alergi terhadap kritik dari pers," ujar Ketua AJI Jakarta, Handa Nurhasim dalam keterangan persnya, Jumat (17/6).
Jurnalis, kata Ahmad, dilindungi oleh UU Pers saat menjalankan kegiatan jurnalistik. Mulai dari mencari sampai sampai pemuatan atau penyiaran berita.
Sehingga berhak mencari, memperoleh, dan menyebarluaskan gagasan dan informasi.
Selain itu, pers juga berhak mengawasi, mengkritik, dan mengoreksi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan umum.
"Sesulit atau senakal apapun pertanyaan jurnalis, bisa dijawab dengan tanpa mengusir jurnalis yang bertanya. Bila Ahok keberatan dengan suatu berita silakan protes ke redaksi media tersebut atau adukan ke Dewan Pers," paparnya.
Selain itu, menurut Ahmad, bila Ahok mengusir jurnalis dari lokasi liputan, hal itu sama saja dengan menghalangi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar dan akurat.
Apalagi lokasinya bertempat di Balai Kota yang berstatus milik publik.
"Tindakan itu mengancam kebebasan pers. Balai Kota juga bukan milik Ahok. Dia bekerja di situ sebagai pejabat publik yang digaji dari pajak rakyat," sesal Ahmad.
Sebelumnya, aksi pengusiran itu terjadi saat seorang jurnalis media online arah.com bertanya mengenai adanya keterkaitan suap reklamasi dengan aliran uang Rp 30 miliar dari pengembang reklamasi kepada Teman Ahok, melalui Sunny Tanuwidjaja (staf khusus Ahok) dan peneliti Cyrus Network.
Ahok marah karena menganggap isu itu sengaja ditanyakan untuk menyerang dirinya.
Kemudian, mantan Bupati Belitung itu menjawab, "Saya tidak ada kewajiban menjawab pertanyaan Anda. Saya tegaskan itu, bolak-balik mengadu domba. Pokoknya nggak boleh masuk ke sini lagi, nggak boleh wawancara," kata Ahok kepada reporter yang berasal dari arah.com .
Ahok mengatakan dirinya adalah pejabat bersih dan konsisten anti korupsi sejak menjabat anggota DPRD, Bupati Belitung Timur, anggota DPR RI, hingga kini sebagai Gubernur DKI Jakarta. Lalu jurnalis tersebut bertanya, "Berarti tidak ada pejabat sehebat Bapak?"
Ahok menganggap pertanyaan itu sebagai tuduhan yang mau mengadu domba dirinya. "Anda dari koran apa? Makanya lain kali tidak usah masuk sini lagi, tidak jelas kalau begitu" sungut Ahok.
sumur
1. keok pilkada di kampung sendiri
2. jadi gub hasil lungsuran
3. gunung nayo
4. bacot jorok di tipi nasional
5. membutuhkan anjing sosmed
dari fakta di atas, aji ini agak oon entah micek kalo baru tahu kalo hoktod ga profesional