- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Enam Jam Perang, Satu Warga Kembali Tewas di Timika


TS
ndemun75
Enam Jam Perang, Satu Warga Kembali Tewas di Timika

Quote:
TIMIKA – Satu warga dari kubu atas kembali tewas akibat perang adat yang terjadi di Kawamki Lama, Distrik Kwamki Narama, Timika, Mimika, Papua, Selasa (14/6/2016). Korban tewas akibat terkena anak panah dalam perang yang terjadi sekitar enam jam lamanya.
Konflik berkepanjangan di Kwamki Lama Timika kembali memakan korban jiwa. Bentrok yang kembali pecah antar kelompok warga dari kubu atas dan kubu bawah di Kwamki Narama, dimulai sejak pukul 06.00 pagi hingga pukul 12.00 Wit siang.
Aparat kewalahan menahan aksi warga yang saling serang menggunakan senjara tradisional panah. Warga dari kedua kubu bersikeras untuk perang dan tidak mengindahan himbauan aparat yang secara terus menerus menghimbau agar tidak melakukan perang, namun kerasnya niat warga kedua kubu untuk perang akhirnya tidak dapat dihalau oleh aparat, dan perang pun kembali pecah.
Saling serang berlangsung di sekitar depan kantor Polsub sektor Kwamki Narama melalui lorong-lorong hingga ke dalam hutan. Sekitar pukul 11.00 Wit, seorang warga dari kubu atas bernama Yaho Murib (30), terkena anak panah dan terjatuh. Sejumlah warga dari kubu atas akhirnya mangambil korban untuk dibawa mundur dan aksi saling serang pun terus berlanjut.
Beberapa saat kemudian, timbul suara dari warga kubu atas yang mengisyaratkan bahwa terdapat korban di pihak mereka. Di mana korban yang sebelumnya kritis terkena anak panah, dikabarkan meninggal dunia.
Upaya menghalau dan menghentikan aksi kedua kubu terus dilakukan, dengan terpaksa aparat mengambil langkah tegas dan memukul mundur kedua kubu. Puluhan tembakan gas air mata dilepaskan ke arah warga kedua kubu dan bentrok akhirnya berhasil dihentikan.
Kepala Polsub Sektor Kwamki Narama, Iptu Alfred Wasia, yang dikonfirmasi mengenai aksi ini, membenarkan terdapat korban jiwa terkena anak panah pada bagian rusuk.
“Kemungkinan anak panah itu masuknya dalam, korban akhirnya meninggal dunia,” katanya.
Wasia juga menjelaskan setelah korban dipastikan meninggal dunia, jenazah korban langsung dibakar, sebab yang namanya korban perang adat harus dibakar atau dikremasi.
Setelah jenazah dibakar, kedua kubu terus melakukan aksi buang suara untuk memancing dan memprovokasi masing-masing warganya, agar perang adat kembali terjadi. Namun aparat dengan sigap menghalangi niat kedua kubu yang ingin berperang.
“Jadi jenazahnya langsung dibakar, tapi setelah itu aparat masih menghalangi agar warga ini tidak baku serang lagi. Tapi untuk sampai saat ini sudah tenang, namun masih ada saja pengintai-pengintai yang memancing untuk terjadi perang,” jelasnya.
Konflik berkepanjangan di Kwamki Lama Timika kembali memakan korban jiwa. Bentrok yang kembali pecah antar kelompok warga dari kubu atas dan kubu bawah di Kwamki Narama, dimulai sejak pukul 06.00 pagi hingga pukul 12.00 Wit siang.
Aparat kewalahan menahan aksi warga yang saling serang menggunakan senjara tradisional panah. Warga dari kedua kubu bersikeras untuk perang dan tidak mengindahan himbauan aparat yang secara terus menerus menghimbau agar tidak melakukan perang, namun kerasnya niat warga kedua kubu untuk perang akhirnya tidak dapat dihalau oleh aparat, dan perang pun kembali pecah.
Saling serang berlangsung di sekitar depan kantor Polsub sektor Kwamki Narama melalui lorong-lorong hingga ke dalam hutan. Sekitar pukul 11.00 Wit, seorang warga dari kubu atas bernama Yaho Murib (30), terkena anak panah dan terjatuh. Sejumlah warga dari kubu atas akhirnya mangambil korban untuk dibawa mundur dan aksi saling serang pun terus berlanjut.
Beberapa saat kemudian, timbul suara dari warga kubu atas yang mengisyaratkan bahwa terdapat korban di pihak mereka. Di mana korban yang sebelumnya kritis terkena anak panah, dikabarkan meninggal dunia.
Upaya menghalau dan menghentikan aksi kedua kubu terus dilakukan, dengan terpaksa aparat mengambil langkah tegas dan memukul mundur kedua kubu. Puluhan tembakan gas air mata dilepaskan ke arah warga kedua kubu dan bentrok akhirnya berhasil dihentikan.
Kepala Polsub Sektor Kwamki Narama, Iptu Alfred Wasia, yang dikonfirmasi mengenai aksi ini, membenarkan terdapat korban jiwa terkena anak panah pada bagian rusuk.
“Kemungkinan anak panah itu masuknya dalam, korban akhirnya meninggal dunia,” katanya.
Wasia juga menjelaskan setelah korban dipastikan meninggal dunia, jenazah korban langsung dibakar, sebab yang namanya korban perang adat harus dibakar atau dikremasi.
Setelah jenazah dibakar, kedua kubu terus melakukan aksi buang suara untuk memancing dan memprovokasi masing-masing warganya, agar perang adat kembali terjadi. Namun aparat dengan sigap menghalangi niat kedua kubu yang ingin berperang.
“Jadi jenazahnya langsung dibakar, tapi setelah itu aparat masih menghalangi agar warga ini tidak baku serang lagi. Tapi untuk sampai saat ini sudah tenang, namun masih ada saja pengintai-pengintai yang memancing untuk terjadi perang,” jelasnya.
Sumber:
http://m.okezone.com/read/2016/06/14/340/1415218/enam-jam-perang-satu-warga-kembali-tewas-di-timika?utm_source=wp_bt
0
2.6K
Kutip
22
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan