Disebut Pesaing Berat Ahok, Yusril: Saya Kira Begitu
TS
aghilfath
Disebut Pesaing Berat Ahok, Yusril: Saya Kira Begitu
Spoiler for Disebut Pesaing Berat Ahok, Yusril: Saya Kira Begitu:
TEMPO.CO, Jakarta - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta, Yusril Ihza Mahendra menanggapi prediksi lembaga riset dan konsultan politik Charta Politika yang menyatakan bahwa dirinya adalah saingan berat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pemilihan Gubernur Jakarta 2017 mendatang.
"Saya kira kalau dianggap sebagai kompetitor yang paling berat, ya mungkin memang begitu[\b]," ujarnya di kediamannya, Jalan RS Fatmawati, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, Ahad, 12 Juni 2016.
Yusril optimistis persaingan dirinya dengan Ahok di pilgub DKI akan semakin seru jika ternyata yang maju di perhelatan tersebut hanya ada dua pasangan. "[B]Mugkin persaingan akan sangat ketat," katanya.
Sebelumnya survei Charta Politika menunjukkan Yusril Ihza Mahendra merupakan pesaing berat calon Gubernur DKI Jakarta inkumben, Basuki Tjahaja Purnama, dalam pemilihan kepala daerah DKI 2017. Yusril berada di urutan kedua ketimbang calon lain, meski angka survei terpaut cukup jauh.
Dalam survei yang dirilis kemarin itu, tingkat keterpilihan Ahok mencapai 44,5 persen. Sedangkan Yusril tingkat elektabilitasnya 7,8 persen. Nama-nama lain yang sudah bermunculan, seperti Sandiaga Uno dan Adhyaksa Dault, masuk radar survei tapi hasilnya masih di bawah Yusril.
“Ahok diuntungkan oleh ketidakpatuhan kader partai,” kata Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya.
Spoiler for Tak Ada Kader Pesaing Ahok, Agung: Golkar Perlu Introspeksi:
Tak Ada Kader Pesaing Ahok, Agung: Golkar Perlu Introspeksi
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pakar DPP Partai Golkar, Agung Laksono, mengatakan partainya perlu untuk introspeksi diri karena tidak memiliki kader yang bisa diajukan sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan kepala daerah 2017 mendatang. Walhasil, partainya bakal memberikan dukungannya kepada calon petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Ini introspeksi buat Golkar sendiri sebagai partai," ujar Agung, di rumahnya di Jalan Cipinang Cempedak II/23, Jakarta Timur, Ahad, 12 Juni 2016.
Menanggapi keinginan Basuki yang ingin maju secara independen, Agung mengatakan bahwa pilkada adalah ajang untuk memilih figur bukan memilih partai. Apabila keputusan partainya mendukung calon perseorangan yang bukan dari kader partainya, kata Agung, hal tersebut adalah bagian daripada kemajemukan sikap partai.
"Sepanjang kemudian dia bisa membawa kebaikan bagi warga Jakarta, bisa memecahkan problem-problem Jakarta, kita bisa saja memilih bukan kader dari partai," ujar Agung.
Meskipun tidak mempermasalahkan jika Golkar mendukung Ahok, Agung tetap berharap partainya memiliki kader yang bisa dicalonkan. Ia berkeyakinan kepengurusan Golkar kali ini mulai memikirkan untuk melahirkan kader-kader yang bisa bersaing dalam pemilihan kepala daerah. "Saya rasa itu tanggung jawab partai," ujar Agung.
Saat ini, Agung berujar, memang belum ada keputusan secara formal terkait dukungan partai terhadap Basuki. Namun, ia meyakini pilihan kader Golkar akan jatuh pada figur yang populer dan dapat diterima dan mendapat simpati dari mayoritas masyarakat.
Jika keputusan akhir mendukung Ahok, menurut dia, karena faktor pengalaman. Sebab, Ahok sudah berpengalaman mengurus persoalan Jakarta yang sangat kompleks. "Kalau Jakarta sebaiknya harus yang pasti-pasti, jangan cobacoba," ujarnya.
Spoiler for Yusril nilai Golkar dukung Ahok itu kesimpulan terlalu dini:
Reporter : Raynaldo Ghiffari Lubabah Yusril nilai Golkar dukung Ahok itu kesimpulan terlalu dini
Merdeka.com - Ketua Umum Partai Golkar beberapa kali terlihat menemui Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Tak hanya sang Ketum, Ketua Bappilu wilayah 1 Jawa dan Sumatera, Nusron Wahid bertandang ke markas TemanAhok di Graha Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Hal ini mengindikasikan Partai berlambang pohon beringin itu akan memberi dukungan pada calon petahana tersebut.
Menanggapi hal itu, bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra menilai terlalu dini jika harus menyimpulkan merapatnya Partai Golkar ke Ahok yang sudah memutuskan menempuh jalur independen.
"Masih terlalu jauh untuk mengambil suatu keputusan, karena rencananya ramadan ini akan ada Musda DKI, sepertinya tertunda, sedangkan itu akan digunakan untuk membicarakan pilgub DKI," kata Yusril di kediamannya, Kompleks Executive Golf Mansion, Cilandak Bara, Jakarta Selatan, Minggu (12/6).
Mantan sekretaris negara era pemerintahan Presiden SBY itu justru mengaku mendapat informasi dari internal partai Golkar bahwa saat ini ada tim yang diketuai oleh Nurdin Halid yang tengah melakukan proses seleksi bakal calon yang hendak diusung.
Namun dia tidak menampik pada akhirnya keputusan ada di DPP Golkar.
"Jadi masih terlalu jauh meskipun manuver politik setiap harinya seperti itu tapi kami tetap tenang saja melihatnya," pungkas Yusril.