Kamis, 9 Juni 2016 | 10:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama membulatkan tekad bahwa ia akan maju pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2017 melalui jalur independen.
Pernyataan itu disampaikannya sehari setelah menghadiri haul almarhum Taufiq Kiemas di Kediaman Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (9/6/2016).
Di kediaman Mega, Ahok mengaku sempat mendapat wejangan dari kakak sulung Mega, Guntur Soekarnoputra, yang memuji kelompok relawan pendukungnya, Teman Ahok.
"Kalau saya sih enggak mungkin ninggalin Teman Ahok ya. Sesuatu yng bisa kecewa berat," ujar Ahok di Balai Kota, Kamis (9/6/2016).
Ahok bahkan yakin Teman Ahok akan mampu mengumpulkan data KTP hingga 1 Juta lembar.
"Sejuta pasti nyampe ini. Justru sejuta pasti nyampe. Justru yang jadi masalah kita anggapnya tidak nyampe," ujar Ahok.
Selama ini, Ahok mengaku memiliki kedekatan dengan Megawati. Beberapa kader PDI-P bahkan ada yang secara terbuka mendukung Ahok.
Ahok sendiri belum mau berkomentar mengenai sikap Mega jika nantinya ia memang memutuskan jadi maju melalui jalur independen.
"AKu belum berani komentar. Tapi saya percaya Bu Megawati pasti tahu yang terbaik. Beliau selalu ngomong saya pasti berikan yang terbaik untuk orang Jakarta," ujar Ahok.
Kamis, 9 Juni 2016 | 09:17 WIB
"Bukan PDI-P yang Ikuti Maunya Ahok, Ahok yang Ikuti Tata Krama PDI-P"

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Ahmad Basarah menyatakan partainya tak serta-merta mendukung Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama jika nantinya memilih maju di Pilkada DKI Jakarta melalui partai.
"Jika nantinya Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) resmi maju lewat partai, kami akan memperlakukan dia sama dengan calon lainnya, harus diverifikasi dulu dan mengikuti syarat yang ada di PDI-P," kata Basarah, di kediaman Megawati Soekarnoputri, Rabu (8/6/2016).
"Jadi bukan kami yang mengikuti maunya Ahok, tapi Ahok yang mengikuti tata krama di PDI-P," ucapnya.
Basarah menambahkan, PDI-P juga akan menunggu putusan hukum terkait kasus yang di dalamnya terdapat keterlibatan Ahok.
Kasus itu antara lain pembelian lahan Rumah Sakit Sumber Waras dan reklamasi Pantai Utara Jakarta.
"Meski saat ini Ahok masih berstatus saksi, kami tetap harus hati-hati, harus menunggu," ucap Basarah.
"Jangan sampai nantinya ketika dia memutuskan maju lewat partai dan kami usung, nantinya malah ditetapkan sebagai tersangka," ujar dia.
Politisi PDI-P Aria Bima, sebelumnya mengimbau Ahok untuk maju Pilgub lewat jalur partai politik. Aria mengapresiasi kinerja Ahok selama memimpin Jakarta.
"Ahok, kembalilah ke kandangmu. Terserah mau balik ke Gerindra atau PDI-P, tetapi tetap balik partai, jangan independen," kata Aria saat dihubungi.
Ahok sebelumnya merupakan kader Partai Golkar, kemudian melompat ke Gerindra. Pada Pilkada DKI Jakarta 2012, Ahok diusung menjadi calon wakil gubernur bersama Joko Widodo oleh PDI-P dan Gerindra.
Aria menyebut, PDI-P masih membuka pintu yang lebar bagi Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Syaratnya, Ahok diusung oleh partai berlambang banteng moncong putih tersebut.
"Enggak usah jadi kader, tetapi PDI-P yang calonkan, kami yang usung," kata Aria.
Baguslah klo emang konsisten, justru itu yg akan semakin memantapkan orang2 yg selama ini apatis pada politik, dan mau berpartisipasi memilih orang yg menjadi harapan mereka, semangat untuk para pendukung