PINRANG,KOMPAS.com - Kehidupan Zakiah sungguh memprihatinkan. Meski bocah perempuan asal Kecamatan Mattiro Sompe, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan sudah berusia 13 tahun lebih, namun berat badannya hanya 5 kilogram.

Zakiah hanya diam di tempat tanpa mengeluarkan kata-kata. Belakangan, diketahui dia ternyata menderita bisu.

"Saya dan dia hampir tidak pernah meninggalkan rumah. Tidak ada komunikasi antara kami dengan Zakiah baik lisan maupun gerak tubuh,” tutur Hartati, ibu Zakiah di kediamannya Selasa (7/6/2016).

Hartati mengatakan, anaknya lahir secara normal. Pada usia beberapa bulan Zakiah mengalami demam tinggi dan kejang-kejang. Anak kedua dari empat bersaudara ini sempat dilarikan ke rumah sakit namun tak kunjung sembuh. Dokter mendiagnosa Zakiah mengalami gangguan saraf hingga pertumbuhan fisik dan psikomotoriknya juga terhambat.

Dokter pun merujuk Zakiah ke Makassar untuk ditangani dokter ahli saraf. Namun, karena keterbatasan biaya, keluarga tidak mampu membawanya, bahkan Zakiah dipulangkan dari rumah sakit.

Kini setiap hari Zakiah hanya bisa duduk mematung di tempatnya. Praktis Zakiah terpaksa menggantung seluruh hidupnya pada orang lain di sekitarnya.

Sang ibu pun khawatir kalau harus meninggalkan Zakiah sendiri di rumah panggung reot dan miring, peninggalan almarhum ayahnya itu.

"Jangan makan dan menyuapi mulutnya sendiri, Zakiah masih harus dirawat dan dijaga layaknya bocah yang baru lahir," sebutnya.

Hartati mengaku tidak bisa fokus mencari nafkah sebagai pemulung sisa padi yang sudah dipanen di lahan petani di desanya untuk dijual ke pengepul.

"Saya selalu khawatir, ada apa apa yang terjadi sama anak saya saat ditinggal terlalu lama," tutur Hartati.

Namun Hartati mengaku bangga, zakiah tergolong anak yang penyabar. Saat lapar dan haus pun Zakiah tak pernah mengeluh apalagi merengek. Zakiah baru makan dan minum saat ibunya baru sempat menyuapi atau memberinya minum.

Sementara ayah Zakiah sudah meninggal dunia sejak 11 tahun lalu. Sang ibu  yang jadi buruh serabutan, kerap hanya mengandalkan belas kasih dan pemberian orang lain yang bersimpati terhadap keluarganya.

Hartati hanya bisa berharap uluran tangan ajaib yang bisa mebantu mneyelamatkan dan menyembuhkan kondisi putri kecilnya.

[i]http://regional.kompas.com/read/2016...campaign=Kknwp[/]