Senin, 6 Juni 2016 | 18:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua DPP Hanura Dadang Rusdiana menilai, apa yang dilakukan dua pendiri komunitas "Teman Ahok", yakni Amalia Ayuningtyas dan Richard Handris, berkunjung ke Singapura menunjukkan militansi yang tinggi.
Keduanya ditahan pihak imigrasi setempat karena dicurigai hendak melakukan aktivitas politik berupa pengumpulan kartu tanda penduduk untuk pencalonan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Gubernur DKI.
"Ya, saya kira ini menunjukkan bahwa militansi pendukung itu luar biasa. Di luar negeri pun mereka terus beraktivitas mengumpulkan KTP dukungan. Ini menunjukkan bahwa sukarelawan Ahok bekerja sepenuh hati dengan segala risiko," kata Dadang, saat dihubungi, Senin (6/6/2016).
"Ditangkapnya Amalia dan Richard, yang keduanya adalah relawan Ahok, tentunya bukanlah aib," tambah dia.
Anggota Komisi X DPR ini pun menilai wajar apabila pihak Singapura menahan Ayuningtyas dan Richard.
Menurut dia, penahanan itu dilakukan karena Singapura sangat fobia aktivitas politik, termasuk gerakan dukung-mendukung walaupun sekadar mengumpulkan KTP.
"Kadang negara yang satu ini berlebihan kalau sudah berhadapan dengan aktivitas politik partisan. Tetapi, tentunya bagi pendukung Ahok ditangkapnya dua orang relawan ini membuat semangat semakin menggebu. Militansi menjadi makin tertantang," ujar Dadang.
Ya emang bukan aib namanya juga usaha yg berbuntut kesalahpahaman, daripada yg cuma omdo sambil kipas2 kiri kanan berharap dapat dukungan dan diusung oleh parpol dan klaim elektabilitas naik terus tapi ga punya loyalis yg militan kecuali dalam menebar fakta palsu