
Merdeka.com - Dewan Fatwa dan Penelitian Ulama Eropa (ECFR) mengumumkan dimulainya awal Bulan Ramadan di Benua Biru untuk 2016 adalah pada 6 Juni mendatang. Penentuan itu memakai metode Hisab.
Selain mengumumkan awal bulan puasa, ECFR dalam keterangan tertulis yang dilansir lewat ABNA, sekaligus menjelaskan beberapa imbauan bagi muslim di Eropa. Salah satunya adalah adanya keleluasaan menentukan durasi menahan lapar dan haus bagi umat Islam hidup di negara Eropa yang waktu siangnya terlalu panjang.
Di beberapa negara, terutama kawasan Nordik, lama waktu puasa bisa mencapai nyaris 22 jam. Oleh karenanya, ECFR berharap warga hendak berpuasa Ramadan mengambil patokan durasi puasa merujuk pada hari yang siang dan malamnya sama panjang.
Fatwa lain yang juga dikeluarkan oleh ECFR terkait waktu sahur dan salat. Di beberapa wilayah Eropa sepanjang April-Juni, batasan waktu salat Maghrib, Isya, maupun Subuh sangat rancu karena matahari muncul terlalu lama.
Oleh karenanya, dalam situasi demikian buka puasa maupun sahur bisa diakhirkan 1 jam sebelum matahari benar-benar terbit. "Salat Magrib, Isya, dan tarawih boleh dijamak dalam satu waktu apabila penanda waktunya cukup kabur," tulis pernyataan ECFR.
Sedangkan yang tidak boleh dijamak adalah salat Dhuhur dan Ashar, karena batasan waktunya sangat jelas.
Isu durasi puasa ini sangat penting, karena mayoritas umat Islam di dunia berpuasa rata-rata 12 jam sehari. Sementara warga muslim yang barangkali tinggal di Kota Tromso, Norwegia, harus berpuasa mendekati 24 jam. Di kota dekat kutub itu, matahari bahkan masih bersinar tengah malam.
Tahun lalu, di Inggris Imsak dimulai pada pukul 02.18 waktu setempat. Sementara maghrib baru tiba pukul 21.22.
Ulama sekaligus penggagas ECFR, Usama Hasan, sejak lama mengusulkan waktu puasa umat di wilayah utara Eropa harus diberi fatwa khusus. Tujuannya agar anak-anak yang belajar berpuasa dan manula tak berat menjalankan perintah agama.
"Saya pikir sudah saatnya para ulama berkumpul untuk menentukan waktu puasa yang lebih moderat bagi umat muslim di belahan bumi utara," ujarnya.
ECFR adalah organisasi berbasis di Kota Dublin, Irlandia. Organisasi cendekiawan muslim ini dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Syeikh Halawa.
Keknya di Islam pedoman ibadah tidak pernah memberatkan umatnya apalagi menjadikan mudharat, selamat berpuasa buat yg menjalankan