Nah gans..
Pada print screen di atas itu adalah perlakuan keluarga sendiri..
Si keluarga pasien sendiri yang meminta pada si dokter agar membunuh anggota keluarganya yang sakit..
Itu atas dasar kasihan atau dasar rasa BOSAN dan SUDAH MALAS mengurus si sakit???
Sama keluarga sendiri aja berlaku seperti itu, lalu bagaimana dengan perlakuan pada orang lain?
Quote:
Kagak heran gans..
Pantesan berita kriminal di Indonesia, makin hari makin banyak dan makin mengerikan..
*Wanita hamil di mutilasi.. Dan makin banyak kasus mutilasi di negeri ini..
*Pencabulan bocah dimana-mana, bahkan ada yang korbannya sampai lebih 50 orang..
*Pemerkosaan dimana-mana, bahkan pelakunya bocah-bocah Sekolah Dasar..
*Kasus anak membunuh orang tua juga sering nongol di media..
*Kasus orang tua membunuh atau merudapaksa anak sendiri, juga sering nongol di media..
*Kasus aborsi juga bejibun.. Aborsi mah sama aja membunuh juga (Janin yang sudah bernyawa tetap aja manusia)
*Kasus pemerkosaan sampai membunuh korban dengan sadis, juga kagak asing di telinga kita..
*Dan masih menggunung kasus-kasus kriminal lain di Indonesia ini..
Sebenarnya itu semua menunjukan bahwa semakin hari masyarakat Indonesia semakin banyak yang sudah mulai mengalami krisis nurani, krisis rasa belas kasih dan krisis rasa saling menyayangi..
Sebenarnya itu semua menunjukan juga bahwa semakin banyak orang Indonesia yang tidak meyakini bahwa akan ada pengadilan Tuhan yang akan berlaku setelah kita mati..
Sebenarnya itu semua menunjukan juga bahwa semakin banyak orang tua yang lalai mengajarkan keyakinan ber-Tuhan pada anak-anaknya..
Kebanyakan orang mungkin menganggap agama hanya sekedar TULISAN HIASAN DI KTP
Kebanyakan orang mungkin mendatangi Masjid, Gereja, Pura, Candi atau Wihara hanya karena kegiatan Hari Besar atau Moment Menikah atau Moment Kematian..
Lalu bagaimana dengan kita??? 
Apakah kita juga termasuk yang berhati batu dan tipis belas kasih???
Bagaimanakah kita selama ini memperlakukan keluarga dan memperlakukan sesama manusia?
Thread ini untuk mengingatkan diri ane sendiri dan berbagi pada kaskuser..
Euthanasia aktif itu bukan persoalan sederhana bro..
Segimana-gimananya, tetep aja tugas dokter adalah MENOLONG SEMUA PASIENNYA AGAR BERTAHAN HIDUP LEBIH LAMA APAPUN KONDISINYA.
Quote:
Euthanasia terbagi menjadi :
Euthanasia terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan dari cara pelaksanaannya, euthanasia dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Euthanasia aktif
Euthanasia aktif adalah suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja oleh dokter atau tenaga kesehatan untuk mencabut atau mengakhiri hidup sang pasien, misalnya dengan memberikan obat-obat yang mematikan melalui suntikan, maupun tablet. Pada euthanasia aktif ini, pasien secara langsung meninggal setelah diberikan suntikan mati. Euthanasia aktif hanya diperbolehkan di Belanda, Belgia, dan Luxemburg.
2. Euthanasia pasif
Euthanasia pasif dilakukan pada kondisi dimana seorang pasien secara tegas menolak untuk menerima perawatan medis. Pada kondisi ini, sang pasien sudah mengetahui bahwa penolakannya tersebut akan memperpendek atau mengakhiri hidupnya. Dengan penolakan tersebut, ia membuat sebuah “codicil”, yaitu pernyataan yang tertulis. Pada dasarnya eutanasia pasif adalah euthanasia yang dilakukan atas permintaan sang pasien itu sendiri. Euthanasia pasif ini dapat dilakukan melalui beberapa cara, misalnya dengan tidak memberikan bantuan oksigen bagi pasien yang mengalami kesulitan dalam bernapas, menolak untuk melakukan operasi yang seharusnya dilakukan guna memperpanjang hidup pasien, dan sebagainya. Tindakan yang dilakukan tidak membuat pasien langsung mati setelah diberhentikan asupan medisnya, tetapi secara perlahan-lahan.
Jika memang pasien harus mati, maka biarkanlah pasien tersebut mati secara alami..
Biar Tuhan bro yang nyabut nyawa-nya..
Kalo keluarga pasien udah kagak sanggup biaya Rumah Sakit, pulangin ke rumah bro..
Mukjizat Tuhan bisa saja terjadi bro..
Euthanasia aktif itu sama aja pembunuhan.. APAPUN ALASANNYA bro..
Kalo malahan si dokter yang menyarankan Euthanasia aktif maka sama aja si dokter ntuh adalah IBLIS BERJAS PUTIH.
Karena cuma iblis yang menyarankan atau membisikan agar manusia membunuh sesama
Quote:
Quote:
Original Posted By gentongb►
Study kasus :
Jika TS adalah keluarganya ( kandung )
Saudara TS mengalami kecelakaan hebat, dan menyebabkan pecahnya pembuluh darah di otak ( pendarahan ).
Lalu korban dilarikan kerumah sakit, di tangani.
Korban mengalami KOMA ( tidak sadarkan diri ), dan harus ada alat bantu untuk keberlangsungan hidup korban, seperti Alat bantu pernafasan, alat bantu makan dan yang lainnya untuk menjaga korban tetap hidup.
Setelah 1 tahun korban tidak kunjung membaik.
Dokter berkata kepada keluarga " pak/ibu kemungkinan pasien ini sadar masih ada, tapi sangat kecil kemungkinan. Jika pasien sadar kemungkinan pasien akan lumpuh karena saat kecelakaan tulang punggung pasien terkena benturan keras, pasien juga akan selalu membutuhkan alat bantu makan karena sensor motorik pasien terganggu akibat pecahnya pembuluh otak, kemungkinan ada kemungkinan buruk lainnya"
Keluarga menjawab " usahakan yang terbaik dok "
Maka dokter melanjutkan perawatan pasien tersebut, yang terbaik sudah di berikan.
6 bulan berlalu, pasien masih KOMA konsisinya tidak makin membaik dari hari k hari, keluarga kekurangan biaya untuk perawatan.
Lalu keluarga konsultasi kembali kepada dokter.
Dokter membeberkan keadaan pasien yang tidak makin membaik.
Dokter menyarankan euthanasia kepada keluarga
Di sisi ini keluarga sudah kehabisan uang dan tenaga.
Pertanyaanya
Apakah Ts akan melakukan euthanasia ? ( euthanasia aktif ) ( edited )
Apakah Ts akan membawa pulang pasien ? Dengan konsekuensi semuanalat bantu di lepas ? ( euthanasia pasif ) ( edited )
Apakah TS akan merawat pasien terus dirumah sakit ? ( RS butuh biaya operasional, itu kenapa bisa terjadi euthanasia negatif ) ( malam praktik euthanasia ) ( edited )
Atau Ts akan melakukan hal yang lain ?
Note : doa selalu di panjatkan keluarga.
Makasih bang.
W.O.W Thanks penjelasan ente yang panjang lebar, sejujurnya ane seneng kalo komen ente kagak cuma sekedarnya..
Okey bro.. Sebelumnya, tentunya ente udah baca komen ane yang ini :
Quote:
Jika memang pasien harus mati, maka biarkanlah pasien tersebut mati secara alami..
Biar Tuhan bro yang nyabut nyawa-nya..
Kalo keluarga pasien udah kagak sanggup biaya Rumah Sakit, pulangin ke rumah bro..
Seharusnya si dokter memberikan penanganan apapun, yang bisa dilakukan dokter semaksimal-maksimalnya..
Kalo udah kagak bisa ditangani lagi, ya pulangin aja bro!!
Berikan pengertian yang baik pada pihak keluarga dan kuatkan mental keluarga agar mereka kuat menjalani ujian Tuhan bro..
Berarti intinya apa? Ane pun kagak ada masalah dengan euthanasia pasif (Maksud ane tindakan memulangkan pasien ke rumahnya)
So sejak awal ane kagak bermasalah dengan euthanasia pasif karena memang ane tau dalam agama ane diperbolehkan..
Tapi euthanasia pasif yang seperti apa dulu bro???
Ane tau dan setuju dengan Syeikh Al-Qardhawi yang menyatakan euthanasia pasif dibolehkan dalam islam, tapi..
Ada tapinya bro.. Kalau semua euthanasia pasif dipukul rata ane kurang sepakat, bro..
Jangan pukul rata semua euthanasia pasif itu dibolehkan.. Kasusnya gimana dulu?
Tindakan euthanasia pasif seperti apa yang diambil? Keadaan keluarga si pasien seperti apa dulu?
Begini ya bro, ane termasuk golongan muslim yang mewajibkan pengobatan,
selama semuanya masih bisa diusahakan maksimal (Syafi'iyah).
Beda lagi ceritanya kalo memang udah sekarat biaya bro..
Sekarat biaya yang ane maksud adalah keluarga si pasien benar-benar tidak ada uang lagi, bro..
Contoh nih yak: Keluarga pasien benar-benar orang yang sangat miskin bahkan untuk makan sehari-hari pun mereka kesulitan.
Mereka tinggal di rumah petak 6x3 meter, pekerjaan sehari-hari hanya pedagang asongan. Jangankan beli tabung oksigen, untuk beli beras aja susah banget, ditambah lagi saudaranya di rumah sakit sedang KOMA dan divonis MBO (mati batang otak). BPJS kelas tiga udah kagak bisa mengcover biaya perawatan. Minta tolong orang lain kesana-kemari udah kagak ada lagi yang mau nolongin, berdoa juga kagak berhenti (kira-kira seperti itulah bro..).
Kalo kasusnya sudah sesulit itu barulah diperbolehkan euthanasia pasif dalam bentuk mencabut selang oksigen atau menghentikan pemberian obat atau menghentikan tindakan medis lainnya. Semoga Allah mengampuni.. Justru kebanyakan orang-orang miskin biasanya bukan meminta euthanasia, tetapi dokter-lah yang menyarankan euthanasia..
Quote:
Dan bukan karena pihak keluarga yang ogah-ogahan ngeluarin uang lalu beralasan
"Aduh udah banyak uang yang terkuras untuk biaya si X nih !!!" (Ada lho bro orang-orang model kayak gitu),
padahal mereka punya rumah pribadi, pekerjaan mapan
(Untuk beli alat bantu oksigen dan selang makanan pun sebenarnya mereka bisa)
Atau kayak pengalaman teman nyokab ane (nyata), teman nyokab ane (wanita) kecelakaan, trus dokter nge-vonis MBO (mati batang otak) kemungkinan hidupnya kecil dan kalo hidup pun nantinya pasti keadaannya parah banget. Nah ujug-ujug anak teman nyokab ane (dia dokter) malahan bilang ke keluarganya "sebaiknya cabut aja selang oksigen ibunya." Padahal ibunya belum 6 jam di rawat di Rumah Sakit, tapi si anak sudah menginginkan cabut selang oksigen (euthanasia pasif) karena ibunya udah divonis MBO.
Padahal secara biaya jelas mampu, dan ibunya baru dirawat di RS kurang dari 6 jam, tapi anaknya (seorang dokter) sudah minta agar mencabut selang oksigen ibunya!!! (Ini contoh euthanasia pasif yang tidak dibenarkan)
Coba ente pikirkan, anak teman nyokab ane (dokter) itu sudah berputus asa..
Apa salahnya sih menunggu dengan bersabar sambil berdoa?
Kenapa buru-buru pingin cabut selang oksigen ibunya? Hanya karena sudah divonis MBO.
Syukurnya si ayah (suami teman nyokab ane) dan adik-adiknya (si dokter) menolak saran kakaknya untuk euthanasia pasif.
Dan akhirnya keputusan Tuhan datang yaitu teman nyokab ane itu meninggal dunia dengan cara yang baik yaitu secara alami, tanpa euthanasia kurang dari 12 jam perawatan di Rumah Sakit. Allah maha baik.. Teman nyokab ane akhirnya kembali ke sisi Tuhan benar-benar atas kehendak Tuhan..
Selama keluarga pasien masih bisa mengusahakan seperti membeli tabung oksigen dan memasang selang makanan,
maka mencabut alat bantu seperti selang oksigen dan selang makanan itu bisa tergolong euthanasia pasif yang terlarang..
Karena apa? Karena keluarga masih punya uang untuk beli alat bantu, dan nyawa pasien masih ada..
Logikanya selama nyawa berada pada jasad / tubuh, maka tetaplah itu adalah manusia yang hidup.
Logikanya lagi, apabila dengan sengaja mencabut selang oksigen yang dipasang pada manusia bernyawa (padahal tidak terkendala apapun) tetaplah itu termasuk bentuk pembunuhan.
Coba ente perhatikan PRTSC yang ane tampilin di awal thread ane, itu dokter yang masih bernurani melakukan penolakan terhadap permintaan keluarga pasien.. Yang ane tangkep dalam kasus itu, keluarga pasien sendiri yang minta pada si dokter, lalu si dokter menolak melakukan euthanasia.. Ane menganggap permintaan yang ditolak si dokter tersebut adalah euthanasia aktif atau bisa jadi euthanasia pasif yang terlarang.. Kenapa ane mengenggap keluarga pasien meminta euthanasia aktif atau euthanasia pasif terlarang?
Karena logikanya, kalau keluarga pasien sekedar minta euthanasia pasif biasa kepada si dokter
(maksud ane euthanasia pasif biasa adalah minta pada dokter agar pasien dipulangkan ke rumah)
maka kagak mungkin si dokter menolak permintaan keluarga pasien, kan?
Nah karena itu lah ane angkat PRTSC itu jadi thread, bro..
Ane menyoroti tindakan keluarga pasien..
==================================== >>>>>>>>>
Pertanyaan ente untuk ane, tentang apa yang akan ane lakukan jika saudara atau keluarga ane mengalami kecelakaan dan kondisinya seperti yang diandaikan oleh ente itu, maka yang ane lakukan adalah :
Insya Allah akan meminta pada dokter agar memberikan izin pulang untuk saudara / keluarga ane yang KOMA tersebut..
Lalu bagaimana dengan alat bantunya seperti selang oksigen, selang makanan dan selang air seni?
Maka ane akan usahakan tetap terpasang meski di rumah..
Ane bisa belajar dari perawat tentang bagaimana cara memasang selang dan mengatur tekanan oksigen.
Ane bisa belajar dari perawat tentang bagaimana cara mengganti selang makanan (Sonde) seminggu sekali.
Ane bisa belajar dari perawat tentang bagaimana cara mengganti selang air seni (Kateter) seminggu sekali.
Jadi Ane kagak perlu bayar jasa perawat setiap hari untuk mengurus saudara atau keluarga ane yang KOMA itu..
Panggil jasa perawat kalo keadaan penting aja..
Uang untuk beli oksigen dan selang-selang, ane masih bisa usahakan, selama ane kerja, ane yakin insya Allah pasti ada uang..
Ane insya Allah percaya dan yakin 100% janji Allah bahwa :
Selama manusia ada nyawa maka selama itu pula Allah masih menetapkan rezekinya,
meskipun saudara / keluarga ane KOMA tetap aja dia masih bernyawa,
berarti pasti Allah masih menetapkan jatah rezekinya.
Doa tetap ane panjatkan, jikalau Allah belum berkehendak untuk mendatangkan mukjizat kesembuhan
maka ane tetap ingin saudara atau keluarga ane itu meninggal dunia secara alami,
setidaknya ane sudah berusaha semaksimal ane..
Dalam agama ane, akan ada hari pengadilan dan pembalasan setelah seluruh manusia mati (Setelah kiamat)
Maka ane mau kelak di akhirat, ketemu lagi sama saudara atau keluarga ane yang KOMA itu,
lalu dia senyum pada ane dan memeluk ane..
Dan bukannya dia malahan memasang wajah marah pada ane, lalu menuding ane dan berkata pada Tuhan :
"Wahai Tuhan, dia adalah saudara ku yang mencabut selang oksigen ku, padahal aku masih bernyawa!! Dia telah membunuh ku!!
Maka aku memohon keadilan-Mu wahai Tuhan ku.. Sesungguhnya siksa-Mu maha keras, wahai Tuhan ku.."
Audzubillaahi min dzaalik.
================================= >>>>>>>>>>>>
Kesalahan ane dalam thread ini :
1. Ane kebawa emosi trus lupa kagak membagi dua jenis euthanasia
2. Kalo ente bukan dokter, berarti ane salah.duga (Maaf)
================================== >>>>>>>>>>>
Intinya ane tetap mengecam euthanasia aktif dalam kondisi apapun..
Sedangkan euthanasia pasif, maka kasusnya gimana dulu?
Tindakan euthanasia pasif seperti apa yang diambil?
Keadaan keluarga si pasien seperti apa dulu?
Yang terjadi di dunia medis saat ini kebanyakan permintaan euthanasia itu diminta bukan dalam keadaan yang sangat-sangat mendesak seperti yang ane jabarkan di atas..
Kebanyakan dikarenakan keluarga putus asa karena vonis dokter.. (Kayak kasus teman nyokab ane)
Ada juga karena pihak keluarga yang sudah enggan berusaha untuk membiayai perawatan pasien karena sakitnya udah terlalu lama..
Bahkan ada juga keluarga yang udah bosan / udah males / udah capek merawat si sakit..
Justru kebanyakan orang-orang miskin biasanya bukan meminta euthanasia, tetapi dokter-lah yang menyarankannya..
Barulah setelah itu keputusan pada pihak keluarga..
Quote:
Original Posted By maulana.007►Sekarang sudah akhir zaman
Setan sdh menghasut dan menguasai hati manusia jadi kita sebagai manusia harus membentengi diri dengan menambah dan memperkuat keimanan kita
Pejwan kalo boleh

Quote:
Original Posted By fahmimub89►semoga agan TS dan kaskuser semua senantiasa dilimpahi rejeki yg banyak dan kesehatan yg baik, sehingga tidak akan mengalami kondisi yg menghimpit (duit keluar banyak sampe gk ada yg tersisa tp penyakit belum sembuh2). amin..