JAKARTA – Akibat kemiskinan, sebagian rakyat Indonesia tak mampu membeli makanan bergizi. Kasus-kasus anak alami gizi buruk atau gizi kurang, menjadi bukti fakta kemiskinan itu. Aksi Cepat Tanggap (ACT) menginisiasi Program Dapur Sosial (Dapsos-ACT) untuk ikut mengurangi dampak buruk dari kemiskinan dengan berbagi makanan gratis bagi warga miskin.

Senior Manager Social Development (Sosdev-ACT), Sukorini mengatakan salah satu fungsi Dapsos ACT adalah mendorong penerima manfaat (benefisiaris) untuk menabung.

“ Masyarakat miskin kota, misalnya buruh, tukang sapu jalan, pedagang asongan, dan sebagainya, dengan rajin menerima paket makan siang gratis dari Dapsos, berarti mereka tak perlu membelanjakan uang hasil kerjanya untuk membeli makan siang. Mereka bisa berhemat, dan menabung uang makan siangnya yang utuh,” ujar Sukorini, Kamis (2/6).

Sukorini berhitung, secara sederhana misalnya pelanggan Dapsos-ACT rajin mengambil jatah makan siangnya hingga 25 kali dalam satu bulan, maka dia bisa menabung uang jatah makan siangnya selama 25 hari kali uang makan siang.

“ Jika setiap kali makan siang, rata-rata menghabiskan uang sepuluh ribu, pelanggan Dapsos bisa berhemat uang 250 ribu rupiah setiap bulan,” urainya.

Ketika uang terkumpul sebesar itu, lanjut Sukorini, bagi orang berpenghasilan rendah adalah jumlah yang signifikan.

“ Uang dari hasil upayanya mendapatkan makan siang gratis Dapsos ACT bisa dipergunakan untuk kebutuhan lain, seperti pendidikan anak, dana kesehatan, uang cadangan untuk keperluan mendadak, dan sebagainya.

“ Kita berharap, hadirnya Dapur Sosial ACT bisa memberikan dampak positif yang lebih luas, yakni terpenuhinya hak-hak pendidikan dan kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak, karena dari penghematan uang makan siang, ada dana tabungan yang digunakan di luar urusan makan,” terangnya.

Sukorini menjelaskan, dana Dapsos berasal dari masyarakat untuk masyarakat yang ingin berbagi makanan bergizi.[]

Penulis: Apiko JM
Foto: Diding Fachrudin