BANGKOK– Warga Uighur yang berjumlah 15 orang dan ditahan di Thailand mengadakan aksi mogok makan karena menolak dideportasi kembali ke China.

Thailand kerap menjadi wilayah yang disambangi warga Uighur yang meninggalkan Xinjiang, China, sebelum menuju Turki. Banyak di antara para warga ini meninggalkan Negeri Tirai Bambu karena tidak tahan dengan kebijakan penekanan warga etnis di sana.

Sebagaimana diwartakan NHK, Rabu (2/6/2016), ratusan warga Uighur ditahan oleh otoritas Thailand sejak 2014 dengan dugaan masuk secara ilegal. Dilaporkan, Negeri Gajah Putih juga sudah mendeportasi lebih dari 100 warga Uighur kembali ke tempat asalnya.

Kelompok Kongres Uighur Dunia mengatakan bahwa saat ini sekira 70 warga Uighur ditahan di Thailand. Mereka juga menerangkan, pada Selasa 31 Mei 2016, 15 orang di antara warga Uighur yang ditahan di Thailand melakukan aksi mogok makan.

Mereka melakukan aksi tersebut karena lebih memilih meninggal di Thailand dibanding dipulangkan kembali ke China. Sebab, mereka khawatir ketika berada di Negeri Tirai Bambu akan dipenjara serta disiksa.

Tindakan Thailand menahan para warga Uighur sendiri sebenarnya berhubungan dengan serangan bom di Kuil Erawan pada Agustus 2015 yang menewaskan 20 orang. Karena saat ini Pengadilan Militer Thailand sudah mendakwa dua warga Uighur sebagai tersangka yang terlibat serangan bom tersebut.