- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Malik Iskandar


TS
norev
Malik Iskandar
misi gan ane mau cerita...mohon maaf jika ada kesamaan nama orang atau tempat, cerita ini hanya dibuat untuk meghibur agan2 semata
Spoiler for part 1:
Disebuah desa kecil bernama Roghul yang termasuk dalam negara Padang Pasir dan memiliki ibu kota Morroc, hiduplah seorang pemuda bernama Malik Iskandar bersama kakeknya. Hidup mereka sangatlah susah karena kota tersebut dilanda kekeringan yang berkepanjangan. Banyak penduduk yang mati akibat kehausan. Untuk mencari air mereka harus bersusah payah mencari oase ditengah gurun pasir yang kian lama makin sedikit airnya. Mereka juga mengambil air dari batang beberapa tanaman, yang kini jumlahnya semakin berkurang. Hujan yang dinanti-nanti juga tidak pernah kunjung datang, akibatnya kehidupan penduduk semakin sengsara.
“uhuk..uhuk..uhuk...”suara batuk Kakek Malik...”kakek minumlah air ini,walaupun sedikit tapi mungkin dapat menghilangkan dahagamu” kata malik. “tidak cucuku...kau saja yang minum, aku sudah tua...tapi kau masih muda, kehidupanmu lebih berharga dari pada aku” kata kakek, “jangan bicara begitu kek”, kata Malik, “mungkin ajalku sudah dekat, sebelum aku mati aku memiliki rahasia yang sejak lama aku simpan, lihatlah dibawah tempat tidurku ada sebuah kotak...didalamnya ada catatan...pergilah ketempat itu, disana ada harta yang tersimpan...gunakan untuk hidupmu agar engkau lebih baik”..setelah mengungkapkan rahasia yang disimpan selama ini, kakek Malik meninggal dunia. Malik hanya terdiam dan menangis, kemudian dengan tegar dia memakamkan kakeknya, satu-satunya keluarga yang dia miliki.
Setelah selesai memakamkan kakeknya dia kembali ke rumah, dia termenung sambil menatap matahari yang terbenam, dia bergumam “Apa salahku ya Tuhan, kenapa kau mengambil kakekku “...kemudian dia terdiam membisu. Di dalam diamnya dia teringat akan pesan kakeknya bahwa kakeknya memiliki catatan rahasia, dia segera mencari kotak yang berada dibawah tempat tidur kakeknya. Tersimpan sebuah buku, semalaman Malik membaca buku itu dibawah temaram lilin kecil yang memberikan cahaya menyinari malam yang sunyi itu.
Didalam buku itu ternyata menyimpan catatan harian kakek Malik yang bernama Hasan Malik, dia merupakan pasukan khusus istana yang bekerja sebagai bayangan pemerintah. Bayangan disini berfungsi mengeliminasi orang-orang yang dianggap berbahaya bagi pemerintah. Sudah banyak orang-orang yang dibunuh oleh pasukan khusus ini. Setelah diberhentikan karena kakinya terluka saat bertugas dan tidak bisa berjalan dengan normal, Kakek diperlakukan seperti sampah. Kerajaan tidak memberikan imbalan bagi mereka yang sudah tidak berguna. Parahnya lagi mereka yang sudah tidak berguna dibuang di padang pasir Sograt agar dia mati dengan sendirinya atau dimakan oleh monster yang konon menghuni padang pasir itu. Saat itu Kakek masih memiliki semangat untuk hidup, dia berjalan dengan susah payah, tiba-tiba dia menemukan sebuah tulang yang panjang dari hewan yang mati, namun ukurannya tidak normal sekitar 1 meter, entah hewan macam apa itu. Dia menggunakan tulang itu sebagai tongkat untuk berjalan. Rasa lapar dan dahaga sudah tidak dapat ditahan, tapi sungguh ajaib dia menemukan sebuah oase dipadang pasir. Tak pikir panjang akhirnya dia bisa bertahan hidup dengan meminum air tersebut. Tiba-tiba dari oase muncul seorang peri cantik. Dia berbicara pada kakek “sungguh malang nasibmu kakek tua..” sontak kakek kaget. “si-si-siapa kamu?” tanya kakek, “aku peri yang menunggu oase ini, hehehehe...sungguh tidak sopan orang sepertimu tidak meminta izin untuk minum disini” kata peri, kakek menjawab “ma-ma-mafkan aku...aku..”....”sudahlah kakek tua ...aku tau kau dibuang ditengah padang pasir...hahaha” kata peri itu. “kau sangat murah hati sekali terimakasih” kata kakek...”hei kakek tua aku punya tawaran untukmu..itupun kalau kau ingin membantuku.” Kata peri. “apa yang bisa aku bantu untuk membalas budimu?” jawab kakek. “Rajamu telah mencuri batu permataku kembalikan padaku kalau tidak, seluruh wilayah Morroc akan dilanda kekeringan” kata peri, “HAH??...baiklah aku akan berusaha, tapi apakah raja tau..dan kenapa kau membiarkannya??” tanya kakek. “Hah dasar kakek tua banyak nanya, aku ini peri baik, rajamu saja serakah...hmm sebaiknya aku kasih tau kau ya, permata itu memiliki kekuatan untuk menciptakan air. Aku membagikannya bagi rakyat di Seluruh wilayah Morroc. Tapi Rajamu ingin memilikinya sendiri, dia kesini membawa 9 penyihir kuat, aku tidak mampu melawannya” jawab peri. “Tapi kenapa kau memberitahuku semua ini, aku dulunya adalah kaki tangan pemerintah yang ditugaskan untuk membunuh orang-orang yang tidak setuju dengan pemerintah, singkatnya aku ini kan juga jahat” jawab kakek. “Justru karena aku tau kau sudah menyadari perbuatanmu itu salah makanya aku memilih memberitahumu hehehe” jawab enteng peri kemudian dia menghilang. Keesokan harinya kakek terbangun ditempat semalam dia berbicara dengan peri, ternyata oase yang semalam itu sudah hilang secara misterius, namun tenaga kakek pulih sehingga dia kuat berjalan hingga akhirnya sampai di Rhogul yang merupakan tempat orangtuanya, dia hendak kembali kerumah orang tuanya yang sudah tidak ditinggali siapapun. Ketika sedang berjalan menuju rumahnya dia melihat ada sekelompok pasukan istana mengejar seorang ibu yang menggendong anak. Ibu itu menghampiri kakek, “tolong jaga bayiku” setelah sempat menitipkan bayinya ibu itu kembali berlari untuk mengecoh para pasukan istana. Tiba-tiba ibu itu berbalik dan menyerang pasukan tersebut, diapun langsung ditangkap dan dibunuh oleh pasukan itu, mayatnya diseret dan dibawa. “Dimana bayinya??” tanya seorang prajurit, “sudah lupakan dia hanya bayi kecil tidak berguna, paling-paling juga nanti mati, kita sudah membunuh ayah dan ibunya yang penghianat itu”, jawab prajurit yang lain. Dan bayi itu diberi nama Malik Iskandar. Setelah membaca buku cerita kakek Malik tersontak kaget. Selama ini ternyata dia bukanlah cucu kandung, melainkan anak yang ditemukan dan dibesarkan oleh Hasan Malik. Malik melanjutkan membaca catatan tadi. Setelah Kakek selidiki ternyata yang dibunuh itu merupakan Abdulah Ismail, Perdana Mentri yang dianggap membangkang oleh raja, akibat tidak setuju raja menaikan pajak untuk rakyat disaat rakyat hidup miskin, selain itu Perdana Mentri juga tidak setuju dengan raja yang kebijakannya tidak mementingkan kehidupan rakyat. Raja yang mudah marah langsung mengutus prajurit untuk membunuhnya, sungguh tindakan yang arogan dan semena-mena. Setelah sekian lama, apa yang dibicarakan peri dari padang pasir sograt itu terbukti, bencana kekeringan melanda seluruh Morroc, Kakek tidak bisa menepati ucapanya karena dia hanya sendiri dan tidak berdaya, ditambah lagi seluruh pergerakan rakyat mulai dibatasi raja. Penjagaan seluruh kota diperketat ditambah dengan pasukan bayanganyang semakin ditakuti oleh para penentang raja.
“Aku tidak boleh tinggal diam, aku akan membalas semua ini dan mengembalikan Hujan di Seluruh wilayah” kata Malik dalam hati. Ternyata selain kotak catatan terdapat kotak lain yang lebih besar berisikan dua buah Jur (senjata khas pasukan bayangan), sebotol bubuk racun (ada tulisannya, ditulis si kakek), topeng, sepatu, dan baju pasukan bayangan. “Aku akan menyusun rencana, tapi alngkah baiknya aku mempersiapkannya dalam beberapa hari” kata Malik. Keesokan harinya Malik kembali bekerja sebagai kuli di pasar, upahnya dikumpulkan selama sebulan untuk membeli persediaan makanan untuk pergi menemui peri.
Sebulan kemudian
“Oke semuanya siap” Malik sudah mempersiapkan semuanya sendiri, seluruh perlengkapan dan baju kakeknya juga sudah ia pakai, ditambah dengan jubah agar tidak terlihat mencurigakan. Dia pun berjalan ke padang pasir sograt. Panas terik dilaluinya sampai menjelang sore hari..”arrghhh dimana oase itu, aku tidak bisa menemukanya, badanku juga mulai lelah, matahari sudah mulai tenggelam”gumam malik, Setelah matahari tenggelam tiba-tiba dari dekat Malik muncul monster besar....”ROOOOOOOOOOAAAARRRRRRRRRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” ....”AA—AA—AA PAA????” monster itu berbentuk seperti belatung versi raksasa, tidak memiliki mata dan mukanya hanya mulut membulat dan isinya gigi-gigi tajam.....dia memiliki kekuatan untuk menghisap sehingga korban akan dihisap masuk kemulutnya....”AAAAAAAA....INI TIDAK ADA DALAM CATATAN KAKEK”....Malik pun mencoba menghindar dari hisapan monster ini...”sial...harus kuapakan monster sialan ini, aaahhh aku punya bubuk racun”...seketika saat menghisap dilemparkannya botol racun oleh malik sambil melompat dan bergulung di pasir menghindari hisapan monster itu..ketika botol terhisap, warna kulit monster berubah dari coklat menjadi ungu dan tiba-tiba dari kulitnya muncul bento-bentol seperti berisi air dan semakin membesar...dan tiba-tiba meledak...DUARRRR CRAAAAAAAT....monster itu meledak dan mengeluarkan cairan-cairan lendir yang menjijikan. “ dasar monster sialan, hah...tenaga ku sudah habis untuk loncat-loncat, dimana harus kucari oase itu? air minumku juga sudah habis, mungkin aku juga akan mati disini seperti monster itu” gumam Malik...tiba-tiba angin berputar datang menghampiri malik...WUUUSSHHH...tiba-tiba didepan Malik muncul Oase, diapun kaget bercampur senang....dia langsung mengambil air itu untuk diminum.. Tibat-tiba muncul peri yang dimaksud kakek..”hei anak muda kau..” Malik langsung memotong pembicaraan “Hei peri aku kesini mewakili kakekku yang 20 tahun lalu berjanji membawa permatamu kesini” “oh jadi kau cucu dari dia ya?kau sudah bawa permatanya???” kata peri, “aku belum membawanya, kalau kau ingin permata itu, aku ingin meminta senjata atau alat apa saja yang bisa membantuku mengambil permatamu. “aku tidak punya alat semacam itu, tapi aku tahu bagaimana kau mendapatkanya hehehe” jawab peri.
~bersambung~
“uhuk..uhuk..uhuk...”suara batuk Kakek Malik...”kakek minumlah air ini,walaupun sedikit tapi mungkin dapat menghilangkan dahagamu” kata malik. “tidak cucuku...kau saja yang minum, aku sudah tua...tapi kau masih muda, kehidupanmu lebih berharga dari pada aku” kata kakek, “jangan bicara begitu kek”, kata Malik, “mungkin ajalku sudah dekat, sebelum aku mati aku memiliki rahasia yang sejak lama aku simpan, lihatlah dibawah tempat tidurku ada sebuah kotak...didalamnya ada catatan...pergilah ketempat itu, disana ada harta yang tersimpan...gunakan untuk hidupmu agar engkau lebih baik”..setelah mengungkapkan rahasia yang disimpan selama ini, kakek Malik meninggal dunia. Malik hanya terdiam dan menangis, kemudian dengan tegar dia memakamkan kakeknya, satu-satunya keluarga yang dia miliki.
Setelah selesai memakamkan kakeknya dia kembali ke rumah, dia termenung sambil menatap matahari yang terbenam, dia bergumam “Apa salahku ya Tuhan, kenapa kau mengambil kakekku “...kemudian dia terdiam membisu. Di dalam diamnya dia teringat akan pesan kakeknya bahwa kakeknya memiliki catatan rahasia, dia segera mencari kotak yang berada dibawah tempat tidur kakeknya. Tersimpan sebuah buku, semalaman Malik membaca buku itu dibawah temaram lilin kecil yang memberikan cahaya menyinari malam yang sunyi itu.
Didalam buku itu ternyata menyimpan catatan harian kakek Malik yang bernama Hasan Malik, dia merupakan pasukan khusus istana yang bekerja sebagai bayangan pemerintah. Bayangan disini berfungsi mengeliminasi orang-orang yang dianggap berbahaya bagi pemerintah. Sudah banyak orang-orang yang dibunuh oleh pasukan khusus ini. Setelah diberhentikan karena kakinya terluka saat bertugas dan tidak bisa berjalan dengan normal, Kakek diperlakukan seperti sampah. Kerajaan tidak memberikan imbalan bagi mereka yang sudah tidak berguna. Parahnya lagi mereka yang sudah tidak berguna dibuang di padang pasir Sograt agar dia mati dengan sendirinya atau dimakan oleh monster yang konon menghuni padang pasir itu. Saat itu Kakek masih memiliki semangat untuk hidup, dia berjalan dengan susah payah, tiba-tiba dia menemukan sebuah tulang yang panjang dari hewan yang mati, namun ukurannya tidak normal sekitar 1 meter, entah hewan macam apa itu. Dia menggunakan tulang itu sebagai tongkat untuk berjalan. Rasa lapar dan dahaga sudah tidak dapat ditahan, tapi sungguh ajaib dia menemukan sebuah oase dipadang pasir. Tak pikir panjang akhirnya dia bisa bertahan hidup dengan meminum air tersebut. Tiba-tiba dari oase muncul seorang peri cantik. Dia berbicara pada kakek “sungguh malang nasibmu kakek tua..” sontak kakek kaget. “si-si-siapa kamu?” tanya kakek, “aku peri yang menunggu oase ini, hehehehe...sungguh tidak sopan orang sepertimu tidak meminta izin untuk minum disini” kata peri, kakek menjawab “ma-ma-mafkan aku...aku..”....”sudahlah kakek tua ...aku tau kau dibuang ditengah padang pasir...hahaha” kata peri itu. “kau sangat murah hati sekali terimakasih” kata kakek...”hei kakek tua aku punya tawaran untukmu..itupun kalau kau ingin membantuku.” Kata peri. “apa yang bisa aku bantu untuk membalas budimu?” jawab kakek. “Rajamu telah mencuri batu permataku kembalikan padaku kalau tidak, seluruh wilayah Morroc akan dilanda kekeringan” kata peri, “HAH??...baiklah aku akan berusaha, tapi apakah raja tau..dan kenapa kau membiarkannya??” tanya kakek. “Hah dasar kakek tua banyak nanya, aku ini peri baik, rajamu saja serakah...hmm sebaiknya aku kasih tau kau ya, permata itu memiliki kekuatan untuk menciptakan air. Aku membagikannya bagi rakyat di Seluruh wilayah Morroc. Tapi Rajamu ingin memilikinya sendiri, dia kesini membawa 9 penyihir kuat, aku tidak mampu melawannya” jawab peri. “Tapi kenapa kau memberitahuku semua ini, aku dulunya adalah kaki tangan pemerintah yang ditugaskan untuk membunuh orang-orang yang tidak setuju dengan pemerintah, singkatnya aku ini kan juga jahat” jawab kakek. “Justru karena aku tau kau sudah menyadari perbuatanmu itu salah makanya aku memilih memberitahumu hehehe” jawab enteng peri kemudian dia menghilang. Keesokan harinya kakek terbangun ditempat semalam dia berbicara dengan peri, ternyata oase yang semalam itu sudah hilang secara misterius, namun tenaga kakek pulih sehingga dia kuat berjalan hingga akhirnya sampai di Rhogul yang merupakan tempat orangtuanya, dia hendak kembali kerumah orang tuanya yang sudah tidak ditinggali siapapun. Ketika sedang berjalan menuju rumahnya dia melihat ada sekelompok pasukan istana mengejar seorang ibu yang menggendong anak. Ibu itu menghampiri kakek, “tolong jaga bayiku” setelah sempat menitipkan bayinya ibu itu kembali berlari untuk mengecoh para pasukan istana. Tiba-tiba ibu itu berbalik dan menyerang pasukan tersebut, diapun langsung ditangkap dan dibunuh oleh pasukan itu, mayatnya diseret dan dibawa. “Dimana bayinya??” tanya seorang prajurit, “sudah lupakan dia hanya bayi kecil tidak berguna, paling-paling juga nanti mati, kita sudah membunuh ayah dan ibunya yang penghianat itu”, jawab prajurit yang lain. Dan bayi itu diberi nama Malik Iskandar. Setelah membaca buku cerita kakek Malik tersontak kaget. Selama ini ternyata dia bukanlah cucu kandung, melainkan anak yang ditemukan dan dibesarkan oleh Hasan Malik. Malik melanjutkan membaca catatan tadi. Setelah Kakek selidiki ternyata yang dibunuh itu merupakan Abdulah Ismail, Perdana Mentri yang dianggap membangkang oleh raja, akibat tidak setuju raja menaikan pajak untuk rakyat disaat rakyat hidup miskin, selain itu Perdana Mentri juga tidak setuju dengan raja yang kebijakannya tidak mementingkan kehidupan rakyat. Raja yang mudah marah langsung mengutus prajurit untuk membunuhnya, sungguh tindakan yang arogan dan semena-mena. Setelah sekian lama, apa yang dibicarakan peri dari padang pasir sograt itu terbukti, bencana kekeringan melanda seluruh Morroc, Kakek tidak bisa menepati ucapanya karena dia hanya sendiri dan tidak berdaya, ditambah lagi seluruh pergerakan rakyat mulai dibatasi raja. Penjagaan seluruh kota diperketat ditambah dengan pasukan bayanganyang semakin ditakuti oleh para penentang raja.
“Aku tidak boleh tinggal diam, aku akan membalas semua ini dan mengembalikan Hujan di Seluruh wilayah” kata Malik dalam hati. Ternyata selain kotak catatan terdapat kotak lain yang lebih besar berisikan dua buah Jur (senjata khas pasukan bayangan), sebotol bubuk racun (ada tulisannya, ditulis si kakek), topeng, sepatu, dan baju pasukan bayangan. “Aku akan menyusun rencana, tapi alngkah baiknya aku mempersiapkannya dalam beberapa hari” kata Malik. Keesokan harinya Malik kembali bekerja sebagai kuli di pasar, upahnya dikumpulkan selama sebulan untuk membeli persediaan makanan untuk pergi menemui peri.
Sebulan kemudian
“Oke semuanya siap” Malik sudah mempersiapkan semuanya sendiri, seluruh perlengkapan dan baju kakeknya juga sudah ia pakai, ditambah dengan jubah agar tidak terlihat mencurigakan. Dia pun berjalan ke padang pasir sograt. Panas terik dilaluinya sampai menjelang sore hari..”arrghhh dimana oase itu, aku tidak bisa menemukanya, badanku juga mulai lelah, matahari sudah mulai tenggelam”gumam malik, Setelah matahari tenggelam tiba-tiba dari dekat Malik muncul monster besar....”ROOOOOOOOOOAAAARRRRRRRRRRRRRRRR!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” ....”AA—AA—AA PAA????” monster itu berbentuk seperti belatung versi raksasa, tidak memiliki mata dan mukanya hanya mulut membulat dan isinya gigi-gigi tajam.....dia memiliki kekuatan untuk menghisap sehingga korban akan dihisap masuk kemulutnya....”AAAAAAAA....INI TIDAK ADA DALAM CATATAN KAKEK”....Malik pun mencoba menghindar dari hisapan monster ini...”sial...harus kuapakan monster sialan ini, aaahhh aku punya bubuk racun”...seketika saat menghisap dilemparkannya botol racun oleh malik sambil melompat dan bergulung di pasir menghindari hisapan monster itu..ketika botol terhisap, warna kulit monster berubah dari coklat menjadi ungu dan tiba-tiba dari kulitnya muncul bento-bentol seperti berisi air dan semakin membesar...dan tiba-tiba meledak...DUARRRR CRAAAAAAAT....monster itu meledak dan mengeluarkan cairan-cairan lendir yang menjijikan. “ dasar monster sialan, hah...tenaga ku sudah habis untuk loncat-loncat, dimana harus kucari oase itu? air minumku juga sudah habis, mungkin aku juga akan mati disini seperti monster itu” gumam Malik...tiba-tiba angin berputar datang menghampiri malik...WUUUSSHHH...tiba-tiba didepan Malik muncul Oase, diapun kaget bercampur senang....dia langsung mengambil air itu untuk diminum.. Tibat-tiba muncul peri yang dimaksud kakek..”hei anak muda kau..” Malik langsung memotong pembicaraan “Hei peri aku kesini mewakili kakekku yang 20 tahun lalu berjanji membawa permatamu kesini” “oh jadi kau cucu dari dia ya?kau sudah bawa permatanya???” kata peri, “aku belum membawanya, kalau kau ingin permata itu, aku ingin meminta senjata atau alat apa saja yang bisa membantuku mengambil permatamu. “aku tidak punya alat semacam itu, tapi aku tahu bagaimana kau mendapatkanya hehehe” jawab peri.
~bersambung~


anasabila memberi reputasi
1
709
Kutip
0
Balasan


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan