Sebelum bernama Teras Dakwah, lokasi kajian Teras Dakwah ini sudah aktif digunakan oleh warga masyarakat untuk mengadakan pengajian umum dan kegiatan masayarakat seperti tilawah Al-Qur'an bersama. Baru pada tahun 2014 setelah berjalan dua tahun Teras yang sering digunakan untuk kegiatan dakwah ini dinamakan resmi Teras Dakwah. Nama Teras Dakwah sendiri dipilih agar terkesan unik, santai, tidak menggurui dan dapat diterima oleh semua orang. Sehingga semua masyarakat dapat tersentuh dan belajar Islam bersama-sama. Dan alhamdulillah dengan memanfaatkan keunikan dan media sosial sejak tahun 2012 Teras Dakwah sudah mengadakan pengajian rutin yang jamaahnya setiap kajian bisa 30 sd 100 orang.

Perjalanan Dakwah dari 2012, dan muncul Teras Dakwah tahun 2014 memang tidaklah mudah. Kang Akhid Subianto sebagai ketua Teras Dakwah pada awalnya berharap sinergi dengan masjid-masjid disekitar rumahnya (Teras Dakwah adalah Teras Rumah rumah Ibunda Kang Akhid Subianto) namun mengalami penolakan demi penolakan, karena mungkin perbedaan pandangan pergerakan yang setiap masjid miliki. Ada keinginan yang sangat mendalam dalam hati Kang Akhid agar ada sebuah lembaga dakwah yang bebas sekat-sekat yang membatasi sehingga malah tidak bisa bersinergi antar harokah dan antar manhaj. Dengan meminta pendapat beberapa ustadz, dan keinginan munculnya sebuah lembaga dakwah yang mampu merangkul semua pergerakan dan manhaj maka Kang Akhid memilih mundur dari Takmir masjid dan fokus mewujudkannya di Teras Dakwah.

Terbukti, dua tahun perjalanan Teras Dakwah ini banyak gerakan dakwah yang bisa bersinergi. Jamaah yang datang ke Kajian Teras Dakwah pun tidak hanya dari segolongan tertentu saja tetapi dari berbagai gerakan dan manhaj. Bahkan yang datang dan awam sekalipun dapat dirangkul.