- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Orang marah cepet tua, kenapa?


TS
rizalnht
Orang marah cepet tua, kenapa?


Quote:
Orang Marah Cepat Tua, Kenapa ? Adakah Anda pernah menemui orang yang tidak pernah marah sama sekali dalam hidupnya? Saya rasa hampir tidak pernah ada. Dalam menjalani kehidupan di dunia sebagai manusia mahluk sosial, marah merupakan suatu hal lumrah yang pasti pernah dialami setiap orang. Hanya saja kadang ada orang yang menunjukkan perasaan marahnya dan ada juga yang marah tetapi dipendam dalam hati dan tidak ditampakkan.
Apakah marah merupakan hal yang jelek ? Jawaban dari pertanyaan ini bisa ya dan bisa tidak. Tergantung dari konteks masalahnya yang menyebabkan seseorang marah. Misalnya jika harga diri kita atau harga diri bangsa kita diinjak-injak maka marah dalam hal ini bagus adanya dan malah menjadi suatu tanda tanya jika kita tidak marah. Tetapi jika pembantu kita membuatkan teh terlalu manis kemudian kita marah-marah maka hal ini sangat tidak bijaksana sekali. Ditinjau dari sisi manapun kemarahan seperti ini tidak dibenarkan meskipun pembantu kita melakukan kesalahan.

Lalu bagaimana efek marah jika ditinjau dari sisi kesehatan ? Marah merupakan kondisi emosi yang muncul akibat serangan dan ancaman baik secara fisik maupun verbal, pengekangan, ketidak sesuaian antara keinginan dan kenyataan, rasa kecewa dan frustasi. Reaksi yang muncul adalah berdebarnya jantung, aliran darah yang meningkat, kulit wajah merah padam disertai dengan perasaan ingin membalas atau menghancurkan pengekang dan penghambat keiinginannya. Orang yang mudah marah biasanya mudah kecewa dengan hadirnya suatu hal yang tidak diinginkan.
Saat seseorang marah maka jantung akan memompa darah dengan cepat sehingga jantung berdebar-debar dan aliran darah menjadi lebih kencang. Jika seseorang menderita kolestrol tinggi maka bisa terjadi stroke karena cepatnya aliran darah dihambat oleh lemak-lemak yang ada di dalam pembuluh darah. Selain beresiko dengan terjadinya stroke, sering marah bisa melemahkan kerja jantung. Hal ini disebabkan jantung sering dipaksa untuk bekerja ekstra saat kita sedang marah-marah. Efek lain dari marah adalah membuat terjadinya kerutan di wajah. Saat kita marah wajah akan berkerut dan tegang. Jika hal seperti ini sering diulang-ulang maka akan timbul kerutan permanen. Inilah yang sering diungkapkan di masyarakat kita bahwa orang marah cepat tua.
Hal penting yang patut kita ketahui tentang marah adalah marah itu terbagi menjadi dua macam. Yaitu: 1. marah yang ditampakkan atau dilampiaskan dan 2. marah yang dipendam. Apa perlunya kita mengetahui bahwa marah itu terbagi menjadi dua macam? Saya katakan perlu karena kebanyakan dari kita menilai bahwa marah adalah luapan emosi yang ditampakkan saja baik melalui kata-kata, mimik wajah maupun tindakan fisik. Sedangkan luapan emosi yang tidak ditampakkan berarti hal itu tidak dianggap sebagai kemarahan.
Misal kita menjadi pemimpin sebuah tim kerja. Kita dan beberapa anggota tim kerja sudah berusaha dengan segenap usaha untuk mensukseskan suatu project. Mendekati deadline, progress dari project yang kita kerjakan baru 50%. Hal ini terjadi akibat ada salah satu anggota tim kita yang kerjanya asal-asalan. Setiap saat kita dongkol terhadap salah satu anggota tersebut tetapi kita tidak meluapkannya melalui tindakan verbal maupun fisik dan hanya menyimpan kedongkolan dan kekecewaan dalam hati. Kita menganggap diri kita tidak sedang marah karena tidak meluapkan emosi dongkol kita. Padahal anggapan kita seperti ini jelas salah, karena sebenarnya kita ini sudah berada dalam kondisi marah. Kemarahan yang kita alami masuk kategori “marah yang terpendam”.
Menurut penelitian di Spanyol tepatnya di Universitas Valencia di mana hasil penelitian tersebut sudah dipublikasikan dalam jurnal kesehatan dan psikologi “Hormones and Behavior” menyatakan bahwa marah yang diluapkan atau diekspresikan akan menyebabkan darah yang mengalir ke otak meningkat dan menimbulkan perasaan bahagia setelahnya. Bagian otak kiri akan terstimulasi ketika kita sedang marah. Jika otak kiri kita terstimulasi maka reaksi yang muncul adalah reaksi positif. Penelitian ini melibatkan 30 orang sebagai sampel dan diketuai oleh Dr. Neus Herrero.

Hasil penelitian di atas memberi kesimpulan bahwa jika kita marah maka sebaiknya kita ekspresikan atau kita luapkan. Jika kita pendam justru akan menghancurkan dan meremukkan diri kita sendiri baik secara fisik maupun psikologis, termasuk membuat kita cepat tua. Ibarat suatu ruangan yang pengap dengan udara panas, maka hal terbaik yang perlu dilakukan adalah membuka jendela atau pintu agar udara panas tersebut keluar. Tetapi akan lebih baik lagi jika ruangan kita tidak terisi dengan udara panas dan selalu diberi ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara. Artinya meskipun marah yang diekspresikan itu lebih baik untuk kesehatan daripada yang dipendam, akan tetap lebih baik jika kita tidak marah. Caranya dengan segera ambil tindakan sebelum timbul hal-hal yang memicu terjadinya kemarahan.
Apakah marah merupakan hal yang jelek ? Jawaban dari pertanyaan ini bisa ya dan bisa tidak. Tergantung dari konteks masalahnya yang menyebabkan seseorang marah. Misalnya jika harga diri kita atau harga diri bangsa kita diinjak-injak maka marah dalam hal ini bagus adanya dan malah menjadi suatu tanda tanya jika kita tidak marah. Tetapi jika pembantu kita membuatkan teh terlalu manis kemudian kita marah-marah maka hal ini sangat tidak bijaksana sekali. Ditinjau dari sisi manapun kemarahan seperti ini tidak dibenarkan meskipun pembantu kita melakukan kesalahan.

Lalu bagaimana efek marah jika ditinjau dari sisi kesehatan ? Marah merupakan kondisi emosi yang muncul akibat serangan dan ancaman baik secara fisik maupun verbal, pengekangan, ketidak sesuaian antara keinginan dan kenyataan, rasa kecewa dan frustasi. Reaksi yang muncul adalah berdebarnya jantung, aliran darah yang meningkat, kulit wajah merah padam disertai dengan perasaan ingin membalas atau menghancurkan pengekang dan penghambat keiinginannya. Orang yang mudah marah biasanya mudah kecewa dengan hadirnya suatu hal yang tidak diinginkan.
Saat seseorang marah maka jantung akan memompa darah dengan cepat sehingga jantung berdebar-debar dan aliran darah menjadi lebih kencang. Jika seseorang menderita kolestrol tinggi maka bisa terjadi stroke karena cepatnya aliran darah dihambat oleh lemak-lemak yang ada di dalam pembuluh darah. Selain beresiko dengan terjadinya stroke, sering marah bisa melemahkan kerja jantung. Hal ini disebabkan jantung sering dipaksa untuk bekerja ekstra saat kita sedang marah-marah. Efek lain dari marah adalah membuat terjadinya kerutan di wajah. Saat kita marah wajah akan berkerut dan tegang. Jika hal seperti ini sering diulang-ulang maka akan timbul kerutan permanen. Inilah yang sering diungkapkan di masyarakat kita bahwa orang marah cepat tua.
Hal penting yang patut kita ketahui tentang marah adalah marah itu terbagi menjadi dua macam. Yaitu: 1. marah yang ditampakkan atau dilampiaskan dan 2. marah yang dipendam. Apa perlunya kita mengetahui bahwa marah itu terbagi menjadi dua macam? Saya katakan perlu karena kebanyakan dari kita menilai bahwa marah adalah luapan emosi yang ditampakkan saja baik melalui kata-kata, mimik wajah maupun tindakan fisik. Sedangkan luapan emosi yang tidak ditampakkan berarti hal itu tidak dianggap sebagai kemarahan.
Misal kita menjadi pemimpin sebuah tim kerja. Kita dan beberapa anggota tim kerja sudah berusaha dengan segenap usaha untuk mensukseskan suatu project. Mendekati deadline, progress dari project yang kita kerjakan baru 50%. Hal ini terjadi akibat ada salah satu anggota tim kita yang kerjanya asal-asalan. Setiap saat kita dongkol terhadap salah satu anggota tersebut tetapi kita tidak meluapkannya melalui tindakan verbal maupun fisik dan hanya menyimpan kedongkolan dan kekecewaan dalam hati. Kita menganggap diri kita tidak sedang marah karena tidak meluapkan emosi dongkol kita. Padahal anggapan kita seperti ini jelas salah, karena sebenarnya kita ini sudah berada dalam kondisi marah. Kemarahan yang kita alami masuk kategori “marah yang terpendam”.
Menurut penelitian di Spanyol tepatnya di Universitas Valencia di mana hasil penelitian tersebut sudah dipublikasikan dalam jurnal kesehatan dan psikologi “Hormones and Behavior” menyatakan bahwa marah yang diluapkan atau diekspresikan akan menyebabkan darah yang mengalir ke otak meningkat dan menimbulkan perasaan bahagia setelahnya. Bagian otak kiri akan terstimulasi ketika kita sedang marah. Jika otak kiri kita terstimulasi maka reaksi yang muncul adalah reaksi positif. Penelitian ini melibatkan 30 orang sebagai sampel dan diketuai oleh Dr. Neus Herrero.

Hasil penelitian di atas memberi kesimpulan bahwa jika kita marah maka sebaiknya kita ekspresikan atau kita luapkan. Jika kita pendam justru akan menghancurkan dan meremukkan diri kita sendiri baik secara fisik maupun psikologis, termasuk membuat kita cepat tua. Ibarat suatu ruangan yang pengap dengan udara panas, maka hal terbaik yang perlu dilakukan adalah membuka jendela atau pintu agar udara panas tersebut keluar. Tetapi akan lebih baik lagi jika ruangan kita tidak terisi dengan udara panas dan selalu diberi ventilasi yang cukup untuk sirkulasi udara. Artinya meskipun marah yang diekspresikan itu lebih baik untuk kesehatan daripada yang dipendam, akan tetap lebih baik jika kita tidak marah. Caranya dengan segera ambil tindakan sebelum timbul hal-hal yang memicu terjadinya kemarahan.
Demikianlah postingan dari saya mengenai “Orang Marah Cepat Tua, Kenapa ?” Semoga bermanfaat dan membantu cita-cita kita agar tetap awet muda, sehat dan selalu bahagia.


abellacitra memberi reputasi
1
4.5K
Kutip
25
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan