Kaskus

Story

sangnahak11Avatar border
TS
sangnahak11
De Omnibus Dubitandum
De Omnibus Dubitandum

Namaku Dialektika, tetapi sering dipanggil Ilmiah oleh teman-temanku. Aku adalah seorang pekerja berusia 40 tahun, yang memiliki seorang isteri dan dua orang anak. Aku tinggal di kota besar yang sering disebut dengan Kota Metropolitan. Suasananya cukup ramai, namun tetap terasa nyaman dan tentram seperti yang aku rasakan, membuatku menyadari bahwa tak perlu mati untuk mencari surga, karena dia ada disekitarku. Begitulah adanya.

Pemerintahan di negara ini sangat fokus dan peduli terhadap para pekerja. Bagi pemerintah, kehidupan yang sejahtera sepenuhnya bergantung di tangan para pekerja. Aku tidak sendiri tetapi banyak teman satu profesi. Bagi kami para pekerja, hal yang wajib kami lakukan adalah bekerja untuk kesejahteraan bersama.

Berada di tempat kerja, membuat kami selalu berunding untuk menghasilkan ide-ide cemerlang hingga membuat sesuatu yang bermanfaat bagi banyak orang dan sesama kami. Tanpa adanya desakan waktu kerja ataupun hal lain yang menguras tenaga kami dengan sia-sia, tanpa ada hasil memuaskan bagi jiwa dan pikiran kami yang hanya untuk mengisi perutnya para pemodal. Tentu saja hal seperti itu sudah dihapuskan. Dalam pekerjaan kami, waktu kerja di tentukan oleh kami sendiri yang sebelumnya telah disepakati bersama dan tak lagi mengambil keputusan dari pihak lain.

Hubungan kami sesama pekerja sangat baik, saling menegur sapa dan bercanda ria di sela-sela kerja. Tidak ada lagi yang mencoba mengekang atau menjaga kami saat bekerja, dengan pakaian rapi dan menenteng senjata agar kerja kami tertib, yang terkadang membuat merinding dan berkeringat bukan karna lelah bekerja tetapi rasa takut meghampiri. Saat ini yang ada hanyalah kebebasan kami bekerja untuk menghasilkan inovasi-inovasi terbaik yang dituangkan ke dalam program kerja. Hingga kami menghasilkan produk-produk yang bermutu dan bermanfaat bagi banyak orang, serta membuat kami bangga akan hasil yang telah diciptakan. Beginilah keadaan yang sekarang, kami tidak lagi merasa asing di dalam pekerjaan maupun di kehidupan keluarga kami.

Kerja bagi kami adalah suatu bentuk sifat dasar, dan kami bekerja menghasilkan suatu barang tertentu yang bermanfaat bagi semua orang. Hal ini menjadikan kami sadar akan apa yang telah dikerjakan adalah membentuk karakter dan pribadi kami. Seperti membuat bangunan yang megah dengan ratusan lantai, dimulai dari sebuah ide lalu menjadi kerangka atau struktur sampai pada hasilnya. Ini adalah kami sebagai makhluk hidup yakni manusia yang memiliki pengetahuan dan sadar akan kemampuannya.

Jika dianalogikan dengan spesies lain seperti seekor laba-laba yang membuat sarang bagaikan seorang penenun, atau seekor lebah mampu membuat malu seorang arsitek karena sarang yang dibuatnya. Namun inilah yang membedakan arsitek terburuk dan lebah terbaik, bahwa arsitek telah membayangkan struktur bangunan yang akan dibuatnya dalam imajinasi, sebelum merealisasikannya di dalam kenyataan. Betapa sangat hebat spesies kita sebagai manusia yang sangat amat berbeda dengan spesies lainnya.

Bagi kami para pekerja, kerja tidak hanya dibatasi untuk aktivitas ekonomi semata, melainkan mencakup seluruh tindakan-tindakan produktif dimana mengubah dan mengolah alam material untuk tujuan bersama. Apapun yang diciptakan melalui aktivitas bertujuan bebas ini merupakan suatu ekpresi dan transformasi hakikat kemanusian kami.

Note:

Sengaja aku buat tulisan yang bernuansa utopis. Ini adalah harapan yang sedang di perjuangkan untuk kebebasan para pekerja dan juga untuk kesejahteraan bersama. Namun ingin aku katakan, bahwa aku bukan seorang utopis yang hanya bisa berharap dan menunggu ataupun menghamba pada waktu yang menentukan. Tulisan ini sengaja aku buat untuk menggambarkan para pekerja dan masalah-masalah yang di hadapi. Beberapa poin yang cukup untuk kita tafsir dan analisis, diantaranya:

1. Sistem kerja kapitalis;
2. Perhatian pemerintah terhadap para pekerja;
3. Alienasi (terasing) para pekerja;
4. Sifat dasar manusia > rujukan ala Karl Marx dan sistem imperialis-kapitalis.

Beberapa poin yang bisa ditafsir pada akhirnya akan menjadi pembanding kerjanya para pekerja saat ini, dengan tulisan ini. Akan sangat miris jika kita melihat kenyataannya, alangkah baiknya jika kita membandingkan dan menjadikan perjuangan untuk menghapus segala ketertindasan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pengusaha bermental kapitalis, dengan sistem kekuasaannya yakni imperialisme.
tata604Avatar border
someshitnessAvatar border
someshitness dan tata604 memberi reputasi
2
1.2K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan